Sabtu, 10 Maret 2018

Sinopsis Circle Episode 4 - 1

Sinopsis Circle Episode 4 - 1

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicAagZ9gsj0pEVlegcLz5iM7aNN1leSQdbL-IJp33JNiRDd7k2iZKEhAvKQQjmvgItrIbswOf6-UhdERXdFD0NqNYpAGJQ4T3FX7DZNbSEFgLCTF86QiIyWkCEE8Lgl9sgPlN9s_Co1uUJ/s1600/c19.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Circle Episode 4 - 1

Tahun 2007,

Bum Gyun kecil sedang berusaha menuntaskan kubus rubik sinkron tenggat waktu di kamarnya, sedangkan Woo Jin sedang PR-nya di ruang famili. Si perempuan alien lewat & hampir saja menginjak tugas rumahnya itu.
Wanita itu melihat peta rapikan matahari yang tempelkan Woo Jin di jendela. Sambil menentukan peta rapikan matahari itu, Woo Jin bertanya bertanya-tanya, Noona berasal dari mana? Jupiter? Atau Mars?

Bum Gyun memanggilnya masuk kamar waktu itu untuk mengajaknya lomba menuntaskan kubus rubik. Tenggat waktu semakin dekat... & Woo Jin sukses menyelesaikannya tepat waktu. Bum Gyun tidak terima & menuntut main ulang.
Woo Jin malas, lagian pula Bum Gyun bakalan kalah lagi. Bum Gyun tidak akan dapat mengalahkannya. Latihan saja dulu, baru menantangnya. Dia ngece Bum Gyun lalu buru-buru kabur.

Bum Gyun mengejarnya. Tapi apa yang mereka lihat di luar, kontan memproduksi langkah mereka terhenti. Entah apa yang mereka lihat, tapi hal itu memproduksi Woo Jin semakin konfiden kalau Noona ini memang sahih berasal dari luar angkasa. Wanita itu berpaling menatap mereka.
Bagian 1: Beta Project.

Woo Jin menemukan seekor ulat biru sedang menggeliat di pot tanamannya Jung Yeon. Pada waktu yang bersamaan, Jung Yeon berdiri di depan gedung kosong yang sama dengan gedung yang didatangi Bum Gyun malam itu.
Dari keliru satu bekas papan namanya, wilayah itu adalah bekas Rumah Sakit Jiwa Eunsung. Dia hendak masuk waktu Woo Jin meneleponnya & menanyakan keberadaannya. Begitu Jung Yeon memberitahukan keberadaannya, Woo Jin menyuruhnya menunggu di situ, beliau akan ke sana. Dia lalu memasukkan ulat biru itu kedalam plastik lalu bergegas pergi.

Pagar wilayah itu terkunci waktu Jung Yeon hendak membukanya. Dia teringat kembali waktu beliau mendapatkan sms dari nomor tidak dikenal yang menyuruhnya pergi ke Rumah Sakit Jiwa Eunsung jam 2 siang.

Saat beliau sedang mencari jalan masuk lain, tiba-tiba beliau merasa seperti ada seseorang yang sedang mengawasinya, tapi tampaknya tidak ada siapapun. Saat itulah beliau mendapat sms lagi & sesaat kemudian, beliau sudah berhasil masuk kedalam gedung yang gelap.

Perlahan, beliau berjalan menyusuri lorong wilayah itu dengan gugup... waktu tiba-tiba saja beliau merasakan seseorang lewat di belakangnya. Saat beliau menoleh kembali, beliau mendapati seseorang misterius gunakan hoodie di depannya.
Orang itu eksklusif menyerangnya dengan taser. Jung Yeon berusaha bertahan sekuat tenaga hingga beliau berhasil mendorong orang itu. Yang tidak disangkanya, bunyi orang itu tampaknya perempuan.

Dia berusaha melarikan diri. Tapi perempuan itu mencengkeram kakinya, merangkak ke atasnya & terus berusaha menyetrumnya. Taser itu hampir saja mengenai lehernya. Tapi untunglah Woo Jin datang tepat waktu & mendorong orang itu menjauh dari Jung Yeon.

Orang itu eksklusif melarikan diri. Woo Jin mengejar orang itu melewati aneka macam gang sempit. Tapi kepada akhirnya beliau kehilangan jejaknya di sebuah gang. Seorang perempuan berjalan kalem melewatinya waktu beliau tengah kebingungan mencari orang itu.
Woo Jin terang galau alasannya adalah wilayah itu ternyata gang buntu. Tapi kemudian beliau menemukan jaket yang dibuang di tanah. Woo Jin eksklusif kesal menyadari perempuan tadilah orang yang dicarinya, tapi orang itu sudah menghilang entah kemana.

Hari sudah petang waktu Woo Jin kembali ke gedung bekas RSJ itu & eksklusif menuntut alasan Jung Yeon datang ke wilayah ini. Jung Yeon eksklusif memperlihatkan sms yang diterimanya dari perempuan itu.
Dia mengajak Woo Jin untuk melaporkan kasus ini ke polisi saja agar mereka dapat menangkap perempuan itu. Tapi Woo Jin eksklusif mengeluarkan ulat biru itu & minta penjelasan terlebih dulu mengenai itu.

Jung Yeon mengaku kalau ulat itu keluar dari tubuh So Yoon. Dia sudah mencoba mencari memahami serangga apa itu, tapi baru memahami kalau serangga itu ternyata sebuah robot berkat Woo Jin.

Kalau begitu kenapa Jung Yeon merahasiakannya darinya. Karena Kakaknya Woo Jin, & alasannya adalah itu pula beliau tidak sepenuhnya mempercayai Woo Jin bahkan sekalipun waktu mereka bekerja sama sebelumnya. Tapi kini beliau mempercayai Woo Jin. Lalu bagaimana dengan kakaknya, apa Jung Yeon sudah mempercayainya pula kini.

"Mempercayai apa? Kalau bukan beliau pelakunya? Atau kejadian ini alasannya adalah ulah alien? Kau mempercayai itu?"

"Aku pula tidak mempercayai apa istilah kakakku. Tapi kakakku bukan pelakunya."

"Baiklah. Akan kuanggap begitu."

Mereka lalu mendatangi Detektif Hong di wilayah kerja polisi & memperlihatkan ulat biru itu padanya. Detektif Hong menyuruh Woo Jin untuk menggambarkan identitas perempuan itu. Tapi Woo Jin galau bagaimana menggambarkannya dengan sahih & hanya berkata kalau wajahnya lonjong, matanya bulat, hidungnya mancung, pokoknya beliau kelihatan seperti orang baik.
Jung Yeon stres mendengar deskripsinya yang nggak terang itu. Kalau begini caranya, bagaimana Detektif Hong dapat menggambarnya dengan sahih. Tapi waktu Detektif Hong menyerahkan yang akan terjadi sketsanya, Woo Jin terperangah mendapati yang akan terjadi sketsanya sama persis dengan paras perempuan tersebut.

Jung Yeon terang heran, bagaimana caranya Detektif Hong dapat menggambarnya hanya dengan penjelasan yang kurang jelas. Detektif Hong dengan bangga menjamin kalau itu adalah indera keenam detektif.

Padahal dalam flashback, Detektif Hong sebenarnya memang sudah memahami identitas perempuan itu. Dia mengecek rekaman CCTV kepada hari kematian Nan Hee & melihat seorang perempuan yang mendatangi Nan Hee sebelum Jung Yeon & Woo Jin datang. Dari rekaman itulah beliau mengetahui paras perempuan itu.

Detektif Hong menjamin kalau beliau menggambar sinkron feeling-nya lalu cepat-cepat mengambil kembali gambarnya & menyudahi sesi interogasi ini. Tapi sebelum beliau pergi, Woo Jin memberitahunya mengenai hal terakhir yang dikatakan Bum Gyun sebelum beliau menghilang: Pelakunya adalah Bluebird.
Jung Yeon kontan menatapnya tajam, tapi beliau tidak mengatakan apapun. Tapi begitu mereka keluar, Jung Yeon eksklusif menempeleng kepalanya. Ternyata selama ini Woo Jin memang mencurigainya.

Woo Jin menggeledah kamarnya absolut alasannya adalah alamat email-nya Bluebird, kan?

Ini tidak masuk logika. Bum Gyun bahkan memahami namanya, kenapa pula beliau bilang kalau pelakunya adalah Bluebird. Apa mungkin perempuan tersebut yang dimaksud Bluebird oleh Bum Gyun. Woo Jin masih merasa aneh, kenapa harus Bluebird.

Bagaimanapun pula, Jung Yeon merasa ucapan Bum Gyun itulah kunci utamanya. Mereka harus mencari tahunya kini. Woo Jin putusan bulat, tapi kini lebih baik mereka ke rumah sakit dulu soalnya kaki Jung Yeon tergores.

Jung Yeon melihat luka kecil di kakinya & eksklusif meremehkannya, nanti pula sembuh sendiri sesudah diolesi obat. Tapi begitu mereka ke rumah sakit & dokter mengoleskan obat, Jung Yeon malah merengek-rengek seperti anak kecil.
Woo Jin geli sendiri melihatnya. Dia lalu keluar & tidak sengaja bertemu dengan Prof Han yang mengaku kalau beliau datang alasannya adalah anaknya terluka. Woo Jin pula mengaku kalau di sini alasannya adalah temannya terluka. Mereka kemudian berpisah.

Woo Jin kembali tidak usang kemudian dengan membawa dua kaleng minuman, tapi malah mendapati Jung Yeon sedang dengan Prof Han. Yang lebih mengejutkannya, Jung Yeon memperkenalkan Prof Han sebagai ayahnya.
Prof Han bertanya-tanya, mereka kenal semenjak kapan. Woo Jin mengaku kalau beliau & Jung Yeon sama-sama mengambil kelas yang sama. Dia buru-buru pamit, tapi berhenti sebentar tidak jauh dari mereka & mendengar Prof Han bertanya apakah Woo Jin pacarnya Jung Yeon?

Apa alasannya adalah itu Jung Yeon jadi jarang mengikuti perawatan dokternya? Jung Yeon menyangkal semuanya. Woo Jin lalu berjalan balik  melewati toko roti yang membuatnya teringat kepada Bum Gyun.

Didalam ruang gelap di gedung bekas RSJ Eunsung, Bum Gyun tidak dapat apapun selain duduk menunggu di sana. Tapi kemudian beliau mendengar bunyi langkah kaki mendekat. Panik, Bum Gyun eksklusif berbaring & pura-pura kelenger tepat waktu pintu ruangan itu membuka.

Detektif Hong & rekannya pula berada di gedung itu pula. Rekannya kesal & menggerutu panjang lebar mengenai Woo Jin yang ngomongin hal aneh mengenai Bluebird atau apalah itu & kini Detektif Hong ketularan aneh.

Seorang laki-laki memakai baju operasi, mendekati Bum Gyun dengan membawa sebuah suntikan. Saat orang itu hendak menyuntikkannya ke leher Bum Gyun, Bum Gyun bergerak cepat menghentikannya & menggigit lengan orang itu.
Orang itu sontak berteriak kesakitan. Tapi orang itu eksklusif menjambak Bum Gyun & berhasil menyuntikkannya ke leher Bum Gyun. Detektif Hong mendengar teriakan orang tersebut & bertekad mau mencari sekali lagi.

Bum Gyun eksklusif kelenger. Orang misterius itu lalu mengeluarkan ulat birunya lalu memasukkannya melalui hidung Bum Gyun.

Keesokan harinya, Jung Yeon menelepon Woo Jin & bilang kalau beliau sudah ada didepan rumah Woo Jin. Woo Jin yang baru saja terselesaikan mandi, kontan panik & eksklusif bergegas memakai kaosnya tanpa menyadari kalau beliau memakainya kebalik lalu buru-buru membersihkan rumahnya dari-asalan & menyemprot pengharum ruangan.
Saat Jung Yeon masuk, beliau eksklusif berusaha menunda senyum geli melihat kaosnya Woo Jin yang kebalik. Woo Jin baru sadar & buru-buru membalik kaosnya. Melihat beberapa kostum kotor yang dari dimasukkan ke kolong meja, Jung Yeon tidak mengatakan apapun & eksklusif menutupinya dengan bantal.

Woo Jin protes alasannya adalah Jung Yeon tidak pernah bilang apa-apa mengenai ayahnya. Jung Yeon mengingatkan kalau beliau pula tidak pernah tanya-tanya mengenai ayahnya Woo Jin. Benar pula. Tapi Woo Jin ingin Jung Yeon amanah padanya & tidak membuatnya galau.

Jung Yeon bertanya polos, memangnya apa yang membingungkan. Tiba-tiba beliau kedip-kedip keletah ke Woo Jin hingga memproduksi Woo Jin protes kalau yang dimaksudnya bukan galau semacam itu.

"Yah, baiklah. Kenapa engkau jadi berfokus? Kita susun ini dulu."

Di kampus, Sunbae berusaha membujuk Prof Park agar beliau bicara kepada Prof Han untuk tidak mendapat Woo Jin, beliau bukan pilihan yang tepat. Prof Han datang tidak usang kemudian. Saat Prof Park menanyakan Jung Yeon, Prof Han memberitahunya kalau Jung Yeon berteman dengan Woo Jin.

Prof Park pun eksklusif membahas mengenai Woo Jin & meminta Prof Han untuk mempertimbangkan kembali kasus memasukkan Woo Jin sebagai bagian dari tim peneliti alasannya adalah anggota tim lain keberatan, cita rasanya pula takkan nyaman kalau beliau bergabung.
Prof Han menegaskan kalau beliau adalah ketua peneliti di sini & beliau membutuhkan Woo Jin. Prof Park tidak dapat membantahnya & akhirnya terpaksa mengalah.

Woo Jin sibuk menyidik catatan-catatan Bum Gyun & foto-foto Jung Yeon yang diam-diam diambilnya. Melihat betapa seriusnya Woo Jin, Jung Yeon tiba-tiba menentukan keliru satu foto dirinya.
Woo Jin sudah berfokus, menerka Jung Yeon menemukan sesuatu. Tapi Jung Yeon malah cuma bilang kalau fotonya yang ini cantik & minta dikirim ke ponselnya. Woo Jin mendengus geli karenanya. Jung Yeon bahagia, gitu dong. Tersenyumlah lagi, kenapa pula beliau harus kaku banget.

"Tidak gampang bagiku tersenyum dalam situasi seperti ini."

"Kita dapat menemukannya. Percaya saja kepada Noona ini."

"Noona apanya. Memangnya engkau lahir bulan berapa?"

Jung Yeon bilang bulan april & eksklusif tanya bulan lahirnya Woo Jin. Tapi Woo Jin tidak mau menjawab. Tepat waktu itu pula, beliau ditelepon Bum Gyun. Tapi waktu beliau mengangkatnya, yang bicara seorang perempuan & menyuruhnya datang ke Taman Geulrin jam 2 siang, sendirian.

Mereka pergi ke Taman Geulrin dengan. Woo Jin menunggu sementara Jung Yeon bersembunyi dibalik semak. Tapi bahkan sesudah beberapa usang menunggu, perempuan itu belum datang pula.
Tanpa mereka sadar, perempuan itu mengendap-endap di belakang Jung Yeon lalu mencoba menyetrumnya dengan taser. Jung Yeon melihatnya & sontak berteriak & berusaha melawannya.

Woo Jin mendengar teriakannya & berhasil menangkap tangan perempuan itu sebelum beliau sempat menyetrum Jung Yeon. Wanita itu eksklusif kesal meneriaki Woo Jin alasannya adalah datang dengan perempuan itu.
Woo Jin tanya bagaimana perempuan dapat mendapatkan ponselnya Bum Gyun. Dimana Bum Gyun kini. Wanita itu hanya mau menjawab kalau Jung Yeon pergi, terpaksa Woo Jin meminta Jung Yeon untuk pergi sebentar.

Jung Yeon mengalah. Tapi sebelum pergi, beliau memperingatkan Woo Jin untuk tidak hingga kehilangan perempuan ini. Wanita itu tanya kenapa Woo Jin berteman dengan perempuan alien itu. Woo Jin mendesah putus harapan mendengarnya & menanyakan eksistensi kakaknya.
Wanita itu tidak memahami, tanya saja kepada si alien itu. Anak-anak di kampus meninggal pula alasannya adalah alien itu. Woo Jin sahih-sahih kesal kini, jangan bicara omong kosong, Jung Yeon tidak seperti yang beliau kira, alien itu tidak ada!

Mendengar itu, perempuan itu eksklusif memperlihatkan foto Jung Yeon yang sedang membawa koper. Woo Jin tidak mengerti ini foto maksudnya apa. Wanita itu eksklusif memperbesar foto gantungan berbentuk bintang yang tergantung di kopernya Jung Yeon & Woo Jin eksklusif mendelik mengenali gantungan bintang itu.
"Apa engkau masih menerka beliau itu Han Jung Yeon? Kenapa? Apa alasannya adalah beliau bilang beliau bukan alien? Apa beliau bilang beliau cuma mirip? Apa engkau bahkan sungguh-sungguh ingin menemukan kakakmu?"

Jung Yeon gelisah menunggu mereka. Tapi kemudian beliau melihat Woo Jin berjalan sendirian. Kenapa beliau sendirian? Apa perempuan itu lolos lagi? Woo Jin hanya menatapnya sambil mengingat masa lalu, waktu ayahnya menyeret koper yang ada gantungan bintangnya lalu pergi dengan si perempuan alien. Woo Jin terus menatap Jung Yeon & mengingat masa lalunya.
Flashback,

Saat beliau & Bum Gyun kejar-kejaran ke ruang famili, mereka mendapati si perempuan alien sedang menggambar peta bintang di jendela mereka. Woo Jin kecil eksklusif kesal, tuh kan beliau sahih, noona itu absolut dari luar angkasa.

Flashback end.

Jung Yeon mulai kesal dengan diamnya Woo Jin. Tapi waktu beliau berniat pergi, Woo Jin eksklusif menghentikannya. Dia lalu memperlihatkan foto gantungan bintang itu & bertanya dari mana Jung Yeon mendapatkannya.
"Itu selalu ada padaku."

"Sejak kapan? Apa engkau membelinya? Mengambilnya? Atau hadiahseseorang?"

"Kenapa saya harus memberitahumu?"

"Karena saya yang menawarkan itu padamu."

Flashback,

Woo Jin kecil menyodorkan gantungan bintang itu kepada si perempuan alien & berkata kalau mulai kini, namanya adalah Byul yang artinya bintang.

Flashback end.

Air mata Woo Jin menitik waktu beliau berkata kalau Jung Yeon adalah Byul. Dia lalu mengeluarkan foto masa kecilnya dengan Bum Gyun & Byul. Jung Yeon sontak kaget melihat foto itu.
"Kaulah orang itu, & orang di sebelahmu itu saya." Woo Jin eksklusif mencengkeram pundak Jung Yeon & berteriak kalau beliau adalah Byul.

Jung Yeon tampak sahih-sahih galau, beliau mengaku kalau beliau sebenarnya tidak memahami siapa dirinya yang sebenarnya. "Aku... tidak ingat apapun."

Jung Yeon mengaku kalau beliau tidak ingat apapun sebelum usianya 18 tahun. Woo Jin tercengang mendengar pengakuanya itu.

Di kampus, seseorang tampak sedang mengobati luka gigitan di lengannya & orang itu ternyata Prof Han.
Seseorang meneleponnya & memberitahu kalau Jung Yeon bolos perawatan lagi hari ini. Kalau seperti ini, beliau tidak konfiden dapat memulihkan ingatan Jung Yeon. Prof Han berjanji akan bicara dengan Jung Yeon nanti.

Tatapannya lalu teralih kepada layar monitor yang memperlihatkan rekaman CCTV Bum Gyun yang tampak masih terbaring kelenger.

Bersambung ke part 2

Circle

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 12:47 PM - Add Comment

Selasa, 06 Maret 2018

Sinopsis Cinderella and Four Knights Episode 11 - dua

Sinopsis Cinderella and Four Knights Episode 11 - dua

Image source: http://infosinetron.com/wp-content/uploads/2016/11/Cinderella+And+Four+Knights+Episode+8.jpg

Hyun Min termenung menatap gambar emoticon-nya ketika Ji Woon masuk & menyatakan bahwa hari ini ialah hari terakhirnya membantu Hyun Min.

Tapi Hyun Min bersikeras akan terus meminta Ji Woon untuk membantunya mengurus Hye Ji. Ji Woon menolak lantaran tidak ada alasan baginya untuk melakukan itu. Tapi Hyun Min juga terus bersikeras & berkata kalau dia tidak punya hak mengurus Hye Ji lantaran selama ini yg dilakukannya hanyalah menyakiti Hye Ji & tak tahu bagaimana menyembuhkan rasa sakitnya.
"Jadi kau ingin berbuat baik padanya tapi berpura-pura seolah aku yg melakukannya?"

"Kau kan selalu bersikap baik padanya. Dia tidak akan merasa tertekan apabila dia mengira kau yg melakukannya"

"Aku melakukan ini bukan karenamu, tapi lantaran dia ialah temanku, lantaran aku menghargai Hye Ji. Dan jangan buat Hye Ji menangis lagi mulai kini"

Ha Won menggerutu kesal seseorang diri ketika Ji Woon tiba-tiba muncul mengagetkannya. Sedang apa Ji Woon pada sini? Sebaiknya dia pergi saja mengurusi Hye Ji, rutuk Ha Won. Ji Woon tertentu tersenyum senang, sepertinya Ha Won kecewa lantaran dia selalu memperhatikan Hye Ji. Ha Won tertentu menyangkal dengan canggung.
"Maaf. Aku menyesal lantaran meninggalkanmu ketika itu" sesal Ji Woon.

Dia ingin menyampaikan kado yg ada pada kantong jasnya, tapi terlalu gugup & akhirnya tidak jadi memberikannya. Tapi kemudian dia ingin mengajak Ha Won jalan-jalan untuk mengubah rencana jalan-jalan mereka yg gagal waktu itu. Ha Won tertentu tersenyum senang tapi tak segera menjawab.
"Kenapa? Tidak mau?" tanya Ji Woon.

"Tidak" jawab Ha Won refleks

"Dan juga ada yg wajib kubicarakan padamu" aku Ji Woon dengan memalukan-memalukan sebelum pergi.

Ha Won betul-betul bahagia dengan ajakan jalan-jalan Ji Woon. Tapi dia sangat bertanya-tanya, apa yg ingin Ji Woon bicarakan dengannya. Seo Woo tiba ketika itu & tertentu bertanya-tanya dengan apa yg sedang Ha Won pikirkan kini. Ha Won berusaha menyangkal tapi Seo Woo tertentu menebak sendiri, apa lantaran Hye Ji?
Tebakannya terkonfirmasi ketika Ha Won membisu tak menyangkalnya. Seo Woo bertanya kenapa, apa Ha Won tak nyaman sekamar dengan Hye Ji. Ha Won menyangkalnya. Seo Woo meminta Ha Won untuk baik pada Hye Ji selama dia pada sini. Bagaimanapun juga, ketika ini Hye Ji sedang dalam situasi yg menyedihkan.

"Baik-baiklah padanya, dengan gaya Eun Ha Won yg biasanya"

Ha Won akhirnya menuruti saran Seo Woo. Saat Hye Ji hendak mencuci baju, Ha Won tertentu merebut keranjang baju-baju kotornya & bersikeras mau membantu Hye Ji mencucikan baju itu.
Tapi pada akkhirnya dia malah mengacaukan baju-bajunya Hye Ji lantaran mencucinya secara sembarangan pada mesin cuci. Ha Won betul-betul merasa sangat bersalah & berusaha memberikan setelan jaketnya & berjanji akan mengubah rugi. Hye Ji menolak ganti rugi yg Ha Won tawarkan & meyakinkan Ha Won kalau dia tidak mempermasalahkannya.

Tapi kemudian dia berkata bahwa dia dapat belanja baju-baju baru dengan Ji Woon. Hye Ji memberitahu Ha Won bahwa Ji Woon ialah orang yg selalu menemaninya menghadapi seluruh masalahnya, lantaran itulah dia ingin mencoba pacaran dengan Ji Woon. (ini cewek nggak kentara banget sih?)
Dia hendak pergi, tapi Ha Won menghentikannya dengan menanyakan apa tutur Ji Woon, apa Ji Woon telah memberinya jawaban?

"Iya. Ji Woon mungkin mencicipi hal yg sama denganku" jawab Hye Ji dusta

Curiga dengan istri barunya, CEO Kang tertentu memerintahkan Yoon Sung untuk mengawasi istrinya & melaporkan padanya segalanya sesuatu wacana istrinya, kemana dia pergi, siapa saja yg dia temui, pokoknya semuanya. Yoon Sung tentu saja tertentu heran, tapi CEO Kang menolak memberi penerangan.

Hwa Ja sedang melakukan perawatan kecantikan rutinnya. Soo Kyung berusaha membahas wacana pernikahan Hwa Ja & berkomentar bahwa Hwa Ja & CEO Kang sangat romantis padahal ini bukan pertama kalinya mereka menikah. Sontak Hwa Ja tertentu mengkonfrontasi maksud Soo Kyung & siapa yg bilang kalau dia pernah menikah sebelumnya.
Soo Kyung mengaku bahwa dia mendengarnya dari Istri Ketua Joonmyung Group & Jaeil Group. Dia berusaha menjilat Hwa Ja dengan menyatakan bahwa dia membicarakan seluruh gosip yg dia dengar mulai kini. Tapi Hwa Ja malah tertentu kesal & berongsang menuduh Soo Kyung biang gosip, dia bahkan mengancam akan melaporkan Soo Kyung bosnya agar dia dipecat. Soo Kyung kentara tertentu panik.

Hwa Ja tertentu keluar dengan kesal & begitu dia sendirian, dia tertentu menelepon Nyonya Kim yg menyebarkan gosip wacana dirinya itu & terang-terangan mengancam Nyonya Kim untuk tidak lagi menggosipkannya, apabila tidak maka Nyonya Kim usahakan bersiap menghadapi konsekuensinya.

Ha Won murung memikirkan ketika-ketika kebersamaannya dengan Ji Woon & ucapan Hye Ji yg ingin mencoba pacaran dengan Ji Woon.

Ji Woon masuk ke ruang pribadinya & mendapati Hye Ji ada pada sana. Hye Ji mengaku tak dapat tidur lalu mengajak Ji Woon untuk menemaninya membeli beberapa barang besok. Ji Woon tertentu menyetujuinya.

Keesokan harinya, Hwa Ja baru saja tiba pada klinik. Tapi rekan kerjanya malah memberitahunya kalau Soo Kyung telah dipecat kini gara-gara perbuatannya pada Hwa Ja kemarin. Soo Kyung tertentu panik & berusaha menjelaskan kalau itu cuma salah paham. Tapi pada akhirnya, dia terpaksa kembali dengan tangis murung. Yoon Na heran ada apa dengan ibunya.
"Aku hanya ingin menikahkan putriku, tapi malah dipecat" ratap Soo Kyung. Sontak Yoon Na tertentu ikutan mewek. Tapi bukan menangisi ibunya yg kehilangan pekerjaan, dia malah menangisi hilangnya kesempatannya untuk menikah dengan Kang bersaudara.

Hwa Ja sedang manikur ketika tiba-tiba saja dia melihat bayangan Yoon Sung lewat, tapi tidak memikirkannya lebih jauh. Tentu saja Yoon Sung pada sana untuk menjalankan tugasnya memata-matai Hwa Ja.

Hyun Min baru saja keluar dari kamarnya & melihat sosok belakang Ha Won masuk ke ruang makan dengan berpakaian setelan jaket & rambut masih basah tertutup handuk. Hyun Min tertentu mengira kalau Ha Won mutlak mau makan lagi. Dia tertentu menyusul ke ruang makan & dengan santainya meletakkan tangannya pada atas kepala perempuan yg berhanduk itu.

Tapi dia bukan Ha Won, dia Hye Ji yg memakai setelan jaketnya Ha Won. Sontak saja dia tertentu ternganga kaget menyadari dia salah orang. Hye Ji mundur & tak sengaja menghasilkan handuknya tertarik oleh Hyun Min. Hyun Min tertentu cepat-cepat minta maaf & menjelaskan kalau dia salah mengira dia Ha Won. Insiden dadakan ini tertentu menghasilkan Hye Ji gugup & cepat-cepat melarikan diri dari sana.

Ha Won memantapkan hati untuk mengetuk pintu kamar Ji Woon, tapi tak ada jawaban dari dalam bahkan kamarnya gelap. Tepat ketika itu juga, Hye Ji keluar & memberitahu Ha Won kalau dia mau pergi dengan Ji Woon. Ha Won jadi makin murung, ternyata Ji Woon tak ada pada kamarnya lantaran telah menunggu Hye Ji pada luar.

Tapi ketika mereka hendak berangkat, Ji Woon baru ingat kalau dompetnya ketinggalan. Akhirnya dia masuk kembali untuk merogoh dompetnya pada saku jasnya sembari mengeluarkan kado kecilnya. Tapi tepat ketika dia berbalik, dia melihat Ha Won telah ada pada depannya.
Ha Won salah paham melihat kado mini yg dibawa Ji Woon, terlebih lagi ketika Ji Woon tiba-tiba menyembunyikan kado itu pada belakang punggungnya. Dia tertentu berbalik pergi dengan kesal, tapi Ji Woon menghentikannya dengan menanyakan maksud kedatangan Ha Won ke kamarnya.

Awalnya tak ingin membicarakan apapun, tapi kemudian Ha Won meminta maaf lantaran baru tahu kini. Jelas saja Ji Woon tak mengerti apa maksudnya.
"Aku mutlak telah gila lantaran salah paham misalnya itu padamu" gumam Ha Won

"Bicaralah yg kentara izin aku mengerti"

"Aku telah mendengar semuanya dari Hye Ji. Jadi, jangan buat aku salah paham lagi. Kumohon"

Ji Woon semakin tak mengerti maksudnya tapi Ha Won tertentu pergi begitu saja.

Ha Won menghabiskan waktunya jalan-jalan keliling Sky House. Saat dia kembali tak usang kemudian, Ahjumma memberitahunya bahwa Ayahnya Ha Won ada pada sini & sedang menunggunya pada ruang makan.
Ha Won tertentu senang, mengira betul-betul ayahnya yg tiba. Tapi ketika dia masuk ruang makan, ternyata yg menunggunya malah laki-laki asing yg tak dia kenal. Tuan Kang lah yg tiba & dengan antusias dia mengingatkan Ha Won wacana identitasnya yg dulu pernah membuka tempat latihan Taekwondo bareng Ibunya Ha Won.

Ha Won lalu membawanya masuk kedalam kamarnya & tampak kentara laki-laki itu berbinar-binar melihat segala kemewahan yg ada pada dalam tempat tinggal ini. Ha Won dengan kecewa menganggap kalau Ahjumma tadi mutlak telah salah paham mengira Tuan Kang ialah ayahnya hingga dia betul-betul mengira ayahnya yg tiba.
"Soal itu... apa ibumu pernah bicara padamu wacana ayahmu? Ayah kandungmu"

Ji Woon tiba-tiba menepikan mobilnya pada tengah jalan, gelisah memikirkan ucapan Ha Won tadi. Mulai mengerti maksud Ha Won, Ji Woon tertentu mengkonfrontasi Hye Ji, apa Hye Ji membicarakan sesuatu pada Ha Won? Apa yg Hye Ji katakan pada Ha Won?
Hye Ji akhirnya mengakui kebenarannya, bahwa dia memberitahu Ha Won kalau dia ingin mencoba pacaran dengan Ji Woon & mungkin Ji Woon juga mencicipi hal yg sama.

Ji Woon kentara tak senang mendengarnya. Hye Ji jadi bingung, apa Ji Woon tidak misalnya itu. Bukankah Ji Woon selalu menolongnya. Jika Ji Woon tidak mencicipi hal yg sama, lalu kenapa waktu itu Ji Woon tertentu tiba malam itu? Ji Woon hanya menjawabnya dengan minta maaf lalu mengusir Hye Ji dari mobilnya secara halus. Dan begitu Hye Ji keluar, Ji Woon tertentu pergi meninggalkannya.

Ha Won menjatuhkan cangkir teh panasnya saking shocknya & Tuan Kang tertentu pretensi panik mencemaskan tangan Ha Won. Menatap Tuan Kang dengan tak percaya, Ha Won bertanya "Ahjussi... ayah kandungku?"
Ha Won tak percaya, bukankah Tuan Kang & Ibunya dulu cuma teman. Tuan Kang membenarkannya & menjamin bahwa selama ini dia tak lezat hati pada ayahnya Ha Won yg selama ini telah membesarkan Ha Won. Sambil menggenggam paksa tangan Ha Won, Tuan Kang terus berusaha meyakinkan Ha Won bahwa dia ialah ayah kandungnya Ha Won & kini mereka tidak perlu hayati terpisah, mereka dapat hayati bareng kini.

Terlalu sulit mempercayai seluruh ini, Ha Won tertentu mengusirnya. Tapi ketika Tuan Kang tak segera berkecimpung pergi, Ha Won tetapkan untuk keluar sendiri. Ahjumma yg melihat keanehan Ha Won, tertentu memandang Tuan Kang dengan curiga. Tuan Kang terpaksa pergi, tapi dia bersumpah akan kembali lagi.
Ji Woon kembali tepat ketika Tuan Kang baru keluar. Ji Woon keheranan melihat laki-laki itu tapi dia tak memikirkannya lebih jauh & tertentu masuk mencari Ha Won. Tapi pada kamarnya Ha Won hanya ada Ahjumma yg memberitahunya bahwa Ha Won barusan keluar.

Ahjumma memberitahu Ji Woon bahwa barusan ada laki-laki yg tiba & mengaku sebagai Ayahnya Ha Won. Tapi anehnya Ha Won tampak tak terlalu senang "Dia mengaku kalau dia ialah ayahnya tapi Ha Won memanggilnya 'Ahjussi'"

Ha Won berjalan tak tentu arah memikirkan seluruh ucapan Tuan Kang tadi. Ha Won tertentu berusaha menghubungi ayahnya tapi berkali-kali dia menelepon permanen tak ada jawaban, dia tak tahu kalau hape ayahnya ketinggalan pada dalam truk.
Pada ketika yg bersamaan, Ji Woon keliling kota berusaha mencari Ha Won dengan cemas, berkali-kali pula dia mencoba menghubungi Ha Won tapi gagal terus.

Ha Won terus berusaha menghubungi ayahnya hingga baterei hapenya lowbet. Tepat ketika itu juga, telepon dari Ji Woon akhirnya berhasil masuk. Ha Won tertentu mengangkatnya & menangis memanggil Ji Woon. Tapi belum sempat dia membicarakan apapun, hapenya tiba-tiba mati dengan sendirinya. Ha Won akhirnya terjatuh lemas pada sana & menangis seseorang diri.
Bersambung ke episode 12

Cinderella and Four KnightsDrama Korea

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 6:08 PM - 11 Comments

Minggu, 04 Maret 2018

Sinopsis Cinderella and Four Knights Episode 3 - 2

Sinopsis Cinderella and Four Knights Episode 3 - 2

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjicsKCvYFr-VeaHzouL7aCEc8CU9cZTjNb6GjfW41nDVmHmdcT8DY1h0bEQETc35ej1hTzv868BICcPn6buv4vxwXSqoV5uCmT6toDZOY9PZPqmS4061vL4lksoElbw-nl7MDaIdYGKuhh/s1600/Cinderella.and.Four.Knights.E08.160903.HDTV.H264.480p-SS+%25281%2529.mkv.crdownload_snapshot_00.22.43_%255B2016.09.04_10.56.24%255D.jpg

Seo Woo langsung canggung dan berusaha beralasan kalau beliau cuma sumber tebak saja. Tapi Ha Won curiga "Kau sengaja menghapus smsku, yah?"
Seo Woo berusaha menyangkal dan ngotot mengklaim sms itu tidak sengaja terhapus. Tapi Ha Won sangat kecurigaannya, isi sms itu absolut sangat nir baik hingga Seo Woo menghapus. Seo Woo akhirnya menyerah dan mengaku jujur, iya beliau memang sengaja menghapusnya lantaran beliau pikir Ha Won akan duka jika beliau membaca sms itu.

"Yoo Na atau siapa lah itu, apa beliau benar-benar keluargamu? Baru pertama kali ini aku melihat interaksi persaudaraan yang seburuk itu"

"Hubungan kami nir seburuk hubunganmu menggunakan ke 2 sepupumu. Katanya kalian bertiga nir pernah makan bersama. Keluarga macam apa itu? Setidaknya aku masih makan menggunakan keluargaku setiap hari walaupun cuma untuk setor muka"

Seo Woo kagum mendengar Ha Won masih dapat berpikir seperti itu perihal keluarganya walaupun keluarganya menyakitinya, Ha Won memang orang yang baik. Mumpung sedang menyebutkan duduk perkara ini, Ha Won langsung mengusulkan bagaimana kalau mereka semua makan bersama?
Tapi Seo Woo nir terlalu yakin menggunakan inspirasi itu. Ji Woon datang dan tidak lama kemudian, mereka berdua langsung menatapnya. Tapi Ji Woon terus berlalu pergi sembari membentak ketus "Lihat apa?!"

Yah, gagal deh planning Ha Won. Tapi beliau nir mau menyerah semudah itu dan langsung mengejar Ji Woon hingga ke gudang yang tertutup ilalang.

Pada ketika yang bersamaan, Yoon Sung datang menggunakan membawa barang-barangnya Ha Won. Tapi pada tengah jalan, tiba-tiba beliau mendapat telepon. Entah telepon apa itu lantaran seketika itu pula beliau langsung pergi menelantarkan barang-barangnya Ha Won pada tepi sungai mungil.

Ha Won masuk kedalam gudang itu. Tempat itu tampak telah lebih higienis daripada sebelumnya. Tapi ketika Ha Won tengah melihat-lihat, Ji Woon tiba-tiba menegurnya kesal, kenapa Ha Won mengikutinya. Ha Won penasaran ingin melihat apa istimewanya wilayah ini dan langsung berkiprah mendekati kotak penyimpanan pada bawah meja.
Tapi Ji Woon langsung mencegahnya mendekati kotak itu dan bertanya apa sebenarnya alasan Ha Won tinggal pada rumah ini. Ha Won tentu saja nir menjelaskan alasan yang sebenarnya dan hanya berkata bahwa beliau datang kemari demi melindungi hal yang sangat vital baginya. Ji Woon langsung berpikir kalau hal vital yang dimaksudnya itu absolut uang.

"Kan telah kubilang bukan itu!"

"Lalu apa? Kau mau berusaha merayuku atau apa?"

"Kau telah gila rupanya"

Kesal, Ha Won langsung berbalik pergi. Tapi tiba-tiba saja Ji Woon menariknya dan memutarnya hingga jadilah mereka berganti posisi dan dalam jeda yang sangaaaat dekat.
Ha Won langsung gugup dan malu kemudian cepat-cepat melepaskan diri sembari protes "Apa yang kau lakukan? Aku kan telah memperingatkanmu jangan sentuh aku lagi?"

Ha Won langsung buru-buru pergi. Ji Woon tidak berkata apapun akan akan tetapi setelah Ha Won pergi, beliau melihat gergaji yang terarah ke punggungnya. Oww, ternyata Ji Woon menarik Ha Won untuk melindungi Ha Won dari gergaji itu.

Ha Won buru-buru pergi dari wilayah itu menggunakan gugup. Tapi saking gugup dan buru-buru, beliau hingga tidak sengaja menubruk barang-barangnya yang ditelantarkan Yoon Sung. Koper dan semua isi tasnya langsung berjatuhan ke sungai mungil itu. Ha Won sadar semua itu barang-barangnya dan langsung panik, apalagi ketika barang-barangnya itu mulai hanyut terbawa arus.
Ha Won langsung masuk ke dalam sungai mungil itu dan berusaha menyelamatkan barang-barangnya dari air. Ha Won mendesah duka menggunakan realita hidupnya, akan akan tetapi yah apa boleh buat. Hyun Min dan Seo Woo kebetulan sedang jalan-jalan pada sekitar wilayah itu dan melihat Ha Won sedang memunguti barang-barang dari sungai.

Mereka langsung menghampirinya menggunakan cemas, apa yang Ha Won lakukan? Kenapa beliau masuk ke air dalam cuaca sedingin ini? Hyun Min malah berkomentar kasar, mengatai barang-barang itu sampah. Seo Woo yang cemas, berusaha membujuk Ha Won untuk membuangnya saja. Tapi Ha Won nir mau, kenapa pula beliau harus membuang barang-barangnya, sayang dibuang.

Ji Woon baru saja keluar dari gudangnya ketika beliau melihat buket bunganya Ha Won terbawa arus sungai. Dia tahu itu buket bunganya Ha Won lantaran teringat ketika beliau melihat Ha Won membawa buket bunga itu ke krematorium wilayah abu ibunya bersemayam.
Sementara Hyun Min cuma diam saja pada sana dan tidak membantu sedikitpun, Seo Woo pergi mencari sesuatu untuk membantu Ha Won dan kembali tidak lama kemudian menggunakan membawa tongkat jala. Dia kemudian membantu Ha Won keluar dari air. Hyun Min berusaha mengajaknya masuk, akan akan tetapi Ha Won permanen bersikeras mengambili semua barang-barangnya menggunakan tongkat jala itu.

"Apa kau tinggal disini untuk diperlakukan seperti ini?" hardik Ji Woon... yang datang menggunakan membawa buket bunganya Ha Won dan ujung celana tampak basah. Aww! beliau masuk sungai untuk menyelamatkan buket bunganya Ha Won nih.
Dia kemudian mengembalikan buket bunganya sembari mengomeli Ha Won untuk mengurusi masalahnya sendiri alih-alih membuat orang lain mencemaskannya.

Entah apakah Hyun Min cemburu atau cuma ingin memprovokasi Ji Woon, beliau langsung merangkul Ha Won sembari berkata pada Ji Woon... "Benar, kau nir usah mengkhawatirkannya. Karena hanya aku yang boleh mengkhawatirkannya"
"Kalau begitu pastikan beliau nir muncul terus pada hadapanku. Atau kenapa kau nir pergi saja"

"Kau dengar itu? Dia menyuruhku pergi"

"Dia itu mainan barumu atau apa?"

"Kenapa? Apa kau mau beliau?"

Kesal menjadi tumbal dalam perdebatan mereka, Ha Won melepaskan rangkulan Hyun Min dan meminta mereka bertiga untuk meninggalkannya sendiri.

Ha Won hendak membawa semua barang-barangnya kembali ke kamar bersamaan menggunakan Ji Woon yang pula tengah berjalan masuk ke kamarnya. Dari ventilasi, Ha Won tercengang melihat ujung celana Ji Woon yang basah dan menyadari Ji Woon masuk kedalam air untuk menyelamatkan buket bunganya.

Beberapa ketika kemudian, Ha Won memakai kimono dan mengeringkan semua barang-barangnya termasuk celananya satu-satunya menggunakan hairdryer lagi. Tak lama kemudian, Yoon Sung datang dan meminta maaf lantaran teledor, nir menjaga barang-barangnya Ha Won menggunakan baik.
Dia tampak semakin menyesal ketika melihat Ha Won sedang mengeringkan bajunya menggunakan hairdryer. Ha Won meyakinkannya bahwa beliau sama sekali tidak mempermasalahkannya, beliau justru merasa berterima kasih lantaran Yoon Sung telah membawakan barang-barangnya kemari.

Dia kemudian mengajak Ha Won keluar membeli baju ke butik dan lagi-lagi beliau berkata bahwa ini artinya perintah CEO Kang. Ha Won berusaha menolak, beliau baik-baik saja pakai baju satu-satunya ini. Tapi Yoon Sung malah berkata bahwa beliau akan memilihkan beberapa baju untuk Ha Won sembari lagi-lagi mengklaim bahwa ini artinya perintah...
"Perintah CEO Kang, itu yang mau kau katakan, bukan?" sela Ha Won.

Yoon Sung langsung tersenyum malu mendengarnya. Ha Won mengingatkan Yoon Sung bahwa semua ini akan percuma saja lantaran beliau dapat saja mengembalikan semua baju yang Yoon Sung beli untuknya, akan akan tetapi Yoon Sung malah mengusirnya dan menyuruhnya bersantai pada cafe atau dimana saja sementara beliau akan memilihkan baju-baju untuk Ha Won.

Ha Won akhirnya pergi. Tapi ketika sedang jalan-jalan, tidak sengaja beliau bertubrukan menggunakan seorang ahjumma hingga membuat tas ahjumma itu terjatuh. Ha Won meminta maaf akan akan tetapi ahjumma itu langsung bereaksi lebai mengeluhkan tas kulit buayanya yang tergores.
Bahkan tanpa mempedulikan orang-orang yang menonton mereka, ahjumma itu murka-murka pada Ha Won, menuduh Ha Won menjadi penyebab tas kulit buayanya yang mahal selangit itu jadi tergores dan menyuruh Ha Won ganti rugi. Ha Won tentu saja langsung terdiam shock, tidak tahu harus bagaimana.

Tepat ketika itu pula, Hye Ji tiba-tiba datang kemudian mengambil tas si ahjumma untuk mengeceknya keasliannya lantaran tas yang asli ada 5 jahitan pada samping logonya. Jelas ini bukan tas asli lantaran tidak ada jahitan seperti itu. Si ahjumma langsung terdiam canggung kemudian cepat-cepat merebut tasnya kembali dan bergegas kabur.

Ha Won dan Hye Ji kemudian duduk bersama pada cafe. Ha Won sungguh berterima kasih padanya atas donasi Hye Ji tadi. Dia penasaran, bagaimana Hye Ji dapat tahu kalau tas itu palsu. Hye Ji mengaku kalau beliau mengetahuinya lantaran beliau banyak berurusan menggunakan jahit-menjahit. Dia banyak menjahit lantaran tertarik menggunakan fashion design dan lantaran itu beliau berencana untuk kuliah jurusan fashion design.
"Oh, pantas saja pakaianmu selalu bagus"

"Kau pula tampaknya bukan berasal dari 'global itu'"

"Juga? Apa kau pula bukan?"

Hye Ji mengaku kalau beliau bukan berasal dari famili kaya raya seperti trio sepupu Kang. Dia mengenal Hyun Min lantaran dulu mereka tinggal pada lingkungan yang sama ketika mereka masih mungil dulu.

Setelah ragu sesaat, Hye Ji kemudian bertanya perihal awal rendezvous Ha Won dan Hyun Min. Tak lezat pada Hye Ji, Ha Won menggunakan terbata-bata canggung menjawab bahwa rendezvous pertama mereka artinya ketika Hyun Min datang ke mini market tempatnya bekerja paruh waktu.
Baru pertama kali ini melihat Hyun Min memperkenalkan seorang perempuan menjadi tunangannya, Hye Ji berkomentar kalau Ha Won absolut senang. Ha Won jadi semakin merasa tidak lezat padanya, akan akan tetapi pula tidak dapat menjelaskan yang sebenarnya.

Yoon Sung datang ketika itu menggunakan membawa banyak sekali tas belanjaan dan mengajak Ha Won balik . Hye Ji langsung heran, kenapa Yoon Sung belanja untuk Ha Won. Apa Hyun Min yang menyuruh. Ha Won galau bagaimana harus menjelaskannya.
Tapi Yoon Sung malah menggunakan santainya memberitahu Hye Ji bahwa beliau mengurus Ha Won lantaran sekarang Ha Won tinggal pada Sky House. Terkejut dan tidak percaya menggunakan kabar ini, Hye Ji langsung pamit pergi.

Setelah Hye Ji pergi, Ha Won protes pada Yoon Sung. Kenapa Yoon Sung membeli barang banyak sekali. Lagi-lagi Yoon Sung menjawab bahwa ini artinya perintah CEO, lagipula ini artinya tugas yang harus beliau laksanakan. Selain itu, beliau pula diperintahkan untuk menjaga Ha Won mulai sekarang supaya Ha Won nir lagi bermasalah menggunakan trio sepupu Kang.
"Dan pula, aku akan meminta maaf atas nama ketiga bocah itu"

"Tidak, nir, ahjussi" Ha Won kemudian mengambil satu tas dan ngotot kalau beliau hanya akan menerima ini saja. Dia benar-benar merasa tidak lezat kalau harus menerima sebesar itu. Yoon Sung tersenyum melihat itu dan Ha Won langsung mendorong Yoon Sung untuk mengembalikan semua sisanya ke toko.

Yoo Na pergi menemui temannya Ha Won pada coffee shop untuk mencari tahu kebenaran perihal Ha Won, apa benar beliau tinggal pada Sky House. Ja Young berusaha menyangkal awalnya, akan akan tetapi jawaban dan sikapnya terlalu canggung dan tampak jelas berbohong.
Yoo Na langsung merebut hapenya Ja Young dan langsung ternganga melihat foto-foto Ha Won pada sebuah kamar mewah. Tapi ketika Ja Young bertanya apa beliau iri, Yoo Na langsung jual mahal dan menyangkal, kenapa pula beliau iri.

Kesal, Ja Young langsung merebut hapenya kembali. Yoo Na langsung menuntut untuk melihat foto-foto itu lagi, beliau masih menolak mempercayainya wilayah itu Sky House.

Ja Young nir mau dan langsung pergi. Yoo Na mengejarnya dan langsung memasukkan tangannya ke kresek yang sedang Ja Young pegang, akan akan tetapi malah langsung melotot shock "Apa yang sedang kupegang ini?"
"Apa yah? Mungkin tisu toilet yang telah 3 hari (Pfft!)" istilah Ja Young. Yoo Na langsung menjerit heboh memanggil ibunya kayak anak mungil.

Seo Woo tidak sengaja menemukan kitab tabungannya Ha Won yang terjatuh pada lantai. Awalnya beliau nir punya pikiran nakal, akan akan tetapi sedetik kemudian beliau penasaran. Akhirnya beliau membuka kitab tabungan itu, akan akan tetapi langsung kaget ketika melihat residu saldonya Ha Won yang cuma tinggal 800 won setelah mentransfer 4 juta ke Krematorium Hanuel.

Di mall, Ha Won meyakinkan Yoon Sung untuk nir terlalu mencemas perasaannya lantaran ketiga bersaudara itu. Semua pekerjaan paruh waktunya, baik yang dulu maupun yang sekarang, hanyalah pekerjaan untuk menghasilkan uang. Tapi Yoon Sung langsung meralat, Ha Won bukan cuma pekerja paruh waktu, beliau pula seorang tamu istimewa.
Ha Won tersenyum mendengarnya. Tapi walaupun begitu, beliau permanen harus mengerjakan semua pekerjaan yang diminta CEO Kang sebelum beliau pergi meninggalkan Sky House... "Lagipula, hidupku yang dipertaruhkan pada sini. Aku absolut dapat melakukannya"

Hye Ji berjalan indolen memikirkan ucapan Yoon Sung perihal Ha Won yang sekarang tinggal pada Sky House. Dia kemudian bertemu Ji Woon untuk menanyakan kebenaran ucapan Yoon Sung itu, apa benar tunangannya Hyun Min tinggal pada Sky House.
Ji Woon mengiyakannya menggunakan berat hati akan akan tetapi nir menjelaskan lebih jauh. Tak tahan lagi, Hye Ji tetapkan untuk bertanya langsung pada Hyun Min sekarang pula.

Begitu Ha Won balik , Seo Woo mengembalikan kitab tabungannya. Canggung dan malu, Ha Won bertanya-tanya apakah Seo Woo membuka kitab tabungannya. Seo Woo meminta maaf dan mengaku jujur iya, beliau membukanya lantaran beliau penasaran itu kitab tabungannya siapa. Ha Won tidak percaya menggunakan alasannya, memangnya siapa lagi pada rumah ini yang punya kitab tabungan seperti ini selain dirinya.
Seo Woo senang melihat Ha Won kembali ceria "Tapi tampaknya aku selalu mengetahui semua rahasiamu, sedikit-sedikit"

Tak lezat melihat lisan Ha Won, beliau meyakinkan Ha Won untuk nir terlalu memikirkannya, masuk akal kok kalau anak SMA tidak punya banyak uang. Ha Won langsung tertawa mendengarnya, kemudian bagaimana menggunakan mereka.

"Err... kami? Kami..."

"Sudahlah. Kalian punya global kalian sendiri dan aku punya duniaku sendiri. Hanya saja global kita tumpang-tindih sesaat"

Seo Woo heran mendengarnya, kenapa Ha Won bilang cuma sesaat. Apa itu maksudnya, Ha Won akan bersama Hyun Min cuma sesaat saja kemudian tetapkan pertunangan mereka. Jangan-jangan Ha Won ini playgirl yang jauh lebih parah daripada Hyun Min. Ha Won langsung canggung dan berusaha menghindari pertanyaan itu menggunakan mengancam Seo Woo untuk nir terlalu kepo.

Saat kembali ke kamarnya, beliau mendapati ada sekotak kosmetik yang ditinggalkan pada mejanya, entah dari siapa akan akan tetapi Ha Won berpikir mungkin itu dari Yoon Sung. Hyun Min meneleponnya sesaat kemudian akan akan tetapi Ha Won langsung mematikannya.
Saat hendak tidur pada rongga di bawah rumah meja, Hyun Min mengirim chat dan menyuruhnya untuk datang ke kamarnya. Hyun Min mengklaim ada sesuatu yang mau beliau berikan untuk Ha Won, sesuatu yang absolut akan membuat Ha Won terkejut dan terharu. Tapi Ha Won tidak percaya dan nir mau datang ke kamarnya.

Kesal, Hyun Min langsung keluar dan menggedor-gedor ventilasi kamarnya Ha Won hingga akhirnya Ha Won membuka pintu. Begitu Ha Won keluar, beliau menyuruh Ha Won diam dulu pada sini sementara beliau kembali ke kamarnya kemudian keluar lagi sesaat kemudian menggunakan membawa seragam sekolahnya.
"Hei, kenapa seragamku dapat ada padamu? Cepat kembalikan!"

"Kemarilah dan ambil sendiri"

Saat Ha Won masih nir mau menurutinya, Hyun Min langsung mengancam mau menggunting lengan baju itu. Dan rencananya sukses membuat Ha Won panik dan langsung berlari untuk menjemput seragamnya.

Hyun Min sengaja memancing Ha Won menggunakan terus mundur hingga masuk kedalam kamar hingga Ha Won pun akhirnya ikut melangkah masuk kedalam kamarnya.
"Hei, kau artinya cewek pertama yang pernah masuk kedalam kamarku"

Ha Won meminta maaf untuk itu akan akan tetapi kemudian beliau terus mendekat sembari menuntut Hyun Min untuk mengembalikan seragamnya.

"Apa kau mau makan ramen? Kita dapat menambahkan kaviar" usul Hyun Min
"Kau tahu, ada 2 jenis pelanggan yang datang ke mini market setelah jam 4 subuh. Orang-orang yang harus kerja subuh dan orang-orang tidak bermanfaat yang suka pesta hingga subuh. Dan yang paling parah artinya orang sepertimu!"

"Hei, apa kau membanding-bandingkan kekasihmu satu-satunya ini menggunakan orang-orang semacam itu? Keterlaluan"

Sambil terus berjalan mendekati Hyun Min, Ha Won bertanya apa Hyun Min tahu apa yang akan beliau lakukan untuk menghadapi orang-orang itu? Balas dendam. Banmal dibalas banmal, kekerasan dibalas kekerasan.

"Oh, kalau begitu apa kau akan mendekatiku?"
"Iya" jawab Ha Won kemudian mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Hyun Min untuk menciumnya???... DUK! Ha Won tiba-tiba menjedotkan kepalanya ke bibir Hyun Min hingga Hyun Min kesakitan.

Ha Won berusaha meraih seragamnya, akan akan tetapi Hyun Min malah menjauhkannya. Ha Won hampir saja terjatuh akan akan tetapi Hyun Min sigap menangkapnya "Kau jadi semakin... menarik"

Hyun Min langsung mendekatkan wajahnya untuk mencium Ha Won. Tepat ketika itu pula, Ji Woon datang bersama Hye Ji. Ji Woon lah yang duluan melihat Hyun Min dan Ha Won hampir berciuman. Panik, beliau langsung menempatkan dirinya pada depan Hye Ji dan menghalangi pandangan Hye Ji menggunakan menangkup wajahnya.

Bersambung ke episode 4

Cinderella and Four KnightsDrama Korea

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 7:48 PM - 18 Comments

Kamis, 01 Maret 2018

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 7 - 1

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 7 - 1

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnGRu0Wsny1p0uuCpPhPBe8TRRDc7Xc8tglNDEM5HtldefuPkMeyazNeku6RxnQsQYlfhJ_8-_fxkcbekyg4GTJLrM1YzDp53NVFC0Xvkqcdh2dMvohOlRWyDa6YuTzTqLTft_cefqQtLZ/s1600/ct1+%252837%2529.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 7 - 1

Setelah Carpe Diem tutup, Soo Yeon kaget mengetahui kalau novel yang ditulis Hwi Young itu tidak akan dirilis. Dia tidak mengerti kenapa, kalau tidak akan dirilis lalu apa gunanya ditulis. Dia satu dari tokoh dalam novel itu, jadi dia punya saham didalamnya.

Kedua orang itu terus berdebat sampai Jin Oh lah yang harus berteriak menghentikan mereka. Heran dia, mereka selalu saja bertengkar tiap kali bertemu. Memangnya mereka musuh bebuyutan di kehidupan sebelumnya apa?
Dia lalu meminta Hwi Young untuk mengusut luka Soo Yeon nanti, dia terkena luka tembak. Soo Yeon menolak, dia tidak mau kalau Hwi Young yang merawat lukanya, dia itu dokter gadungan. Hwi Young langsung mebanting gelasnya dengan kesal, tidak terima tuduhan Soo Yeon.

Jin Oh menjelaskan kalau Jin Oh memang tidak punya ijazah, akan tetapi dia pernah kuliah jurusan medis. Dia DO saat hampir lulus demi menjadi penulis. Hwi Young juga banyak membantu mereka dengan mengobati luka tembak secara membisu-membisu. Selain itu, keluarganya juga menjalankan bisnis apotek dan kerabatnya juga dokter.

Jin Oh lalu bersiap pergi. Dia mendesah kalau hari ini adalah upacara kematian Kakeknya. Di saat seperti ini, para tetua pasti berkumpul dan mendiskusikan cara mendapatkan koneksi dengan pemerintahan. Sebelum pergi, dia mengingatkan Hwi Young untuk merawat luka Soo Yeon. Tapi baik Hwi Young dan Soo Yeon malah kompak berteriak menolak.
"Kalau begitu kalian berdua minggat saja berdasarkan sini!" balas Jin Oh.

Jin Oh pergi dengan cemas, apa tidak kasus meninggalkan mereka berduaan. Pelayannya bertanya apakah Jin Oh cemas kalau kedua lelaki itu akan jatuh cinta. Jin Oh mendengus menyangkalnya, dia hanya berharap mereka tidak bunuh.

Sambil memegangi pisau bedah, Hwi Young memerintahkan Soo Yeon untuk melepaskan bajunya biar dia bisa merawat lukanya. Tapi Soo Yeon tidak mau, malah merapatkan bajunya. Hwi Young sinis, memangnya terdapat yang menganggap Soo Yeon perempuan.
Saat Soo Yeon mau melarikan diri, Hwi Young mencegahnya dan mengancam akan menelanjanginya kalau begitu. Soo Yeon malah langsung memukul Hwi Young. Jadilah mereka kejar-kejaran keliling ruangan. Hwi Young memperingatkannya kalau lukanya bisa infeksi apabila tidak diobati, tetap saja Soo Yeon menolak diobati oleh seseorang dokter gadungan sepertinya.

"Jangan memprovokasiku. Atau akan kuberi kau 10 jahitan meski kau cuma butuh 2 jahitan," ancam Hwi Young.

"Apa wajar berpikir menjahitnya padahal melihat lukanya saja belum?"

Soo Yeon langsung berlari ke pintu keluar, akan tetapi Hwi Young berhasil menghadangnya tepat waktu. Makanya, ayo kita lihat dulu lukanya. Soo Yeon akhirnya mengalah dan membiarkan Hwi Young mengusut lukanya. Dia memberikan selembar kain dan menyuruh Soo Yeon menggigitnya, lukanya perlu dijahit dan bakalan sakit, teriak saja kalau Soo Yeon mau.
Hwi Young mulai membedah lukanya. Tapi walaupun kesakitan, Soo Yeon sama sekali tidak berteriak. Saat dia memperban luka Soo Yeon, Hwi Young kagum juga lantaran Soo Yeon bahkan tidak tidak bersuara sedikitpun.

"Ada banyak orang yang menangis dan kesulitan di Joseon, aku tidak akan menangis hanya lantaran luka sekecil ini." Ujar Soo Yeon.

Saat Hwi Young fokus memperban lukanya, Soo Yeon terpana menatapnya. Tapi saat Hwi Young menatapnya, Soo Yeon langsung mengalihkan tatapannya dan beralih topik membahas keluarganya Hwi Young. Dia pasti kaya mengingat keluarganya dokter dan apoteker.
Tapi Hwi Young mengaku kalau keluarganya memutuskan kontak dengannya lantaran dia memutuskan keluar berdasarkan pendidikan medis dan lebih menentukan untuk menjadi penulis. Pada akhirnya, dia tidak menjadi penulis yang sukses dan tidak pula menjadi dokter. Putra tunggal mereka berakhir seperti ini saja, mana terdapat orang tua yang akan suka.

"Tapi kamerad kita banyak mendapat bantuan darimu," ujar Soo Yeon berusaha menyemangatinya.

"Kau bilang aku gadungan?"

"Pistol bukan satu-satunya penyelamat negara."

Hwi Young sampai heran sendiri mendengar kata-kata Soo Yeon yang tiba-tiba jadi baik padanya. Soo Yeon mengaku kalau dia merasa novelnya Hwi Young sensasional. Dia berpikir kalau Hwi Young akan menjadi seseorang penulis fenomenal.
"Karena itulah teruslah menulis. Aku akan memegang pistol, kau tetaplah goreskan penamu dan pakai peralatan di sini untuk merawat para kamerad. Jika seseorang orang bekerja keras, bukankah negara kita mungkin akan merdeka? Novel itu, aku sahih-sahih berharap kau menyelesaikannya, tak peduli berapa usang."

Kembali ke masa kini,

Jin Oh memberitahu Se Joo bahwa nama Jeon Seol di kehidupan sebelumnya adalah Ryu Soo Yeon. Dia kamerad mereka sekaligus kekasih. Soo Yeon berharap Se Joo akan menuntaskan novelnya, lantaran itulah Jin Oh pun memohon pada Se Joo untuk melanjutkan novelnya.
Dia bertanya-tanya, apakah Se Joo tidak ingin tahu bagaimana mereka awalnya bertemu sampai menjadi teman, kenapa Soo Yeon menyamar sebagai pria dan mengapa dia memegang pistol, bagaimana kehidupan mereka di masa itu dan bagaimana akhir kisah mereka.

Se Joo justru tidak mengerti kenapa dia harus penasaran. Anggaplah ucapan Jin Oh sahih. Tapi kehidupan saat ini saja sudah sangat sulit, kenapa juga dia harus menambahkan kehidupan masa lampau sebagai beban. Memangnya hal itu akan membantunya. Masa lalu adalah masa lalu, masa kini adalah masa kini.

Ucapan Se Joo itu tampak sangat menohok bagi Jin Oh. Tidak bisakah Se Joo mempertimbangkannya atas persahabatan mereka di masa lalu? Se Joo mendengus mendengarnya, "Kurasa kau tidak tahu, pengkhianatan mengintai dibalik persahabatan. Sekali membantu seseorang, dia akan menjadi tergantung pada kita. Itulah realitanya."
Jin Oh sahih-sahih tak percaya mendengar, "Kau... banyak berubah."

"Waktu juga sudah berlalu. Kita hidup di zaman dimana kita harus berhati dingin supaya bisa bertahan."

Tidak bisa lagi meyakinkan Se Joo, Jin Oh akhirnya mengalah. Ternyata menemui Se Joo adalah sebuah kesalahan, dia meminta maaf lantaran telah megusik Se Joo dan pamit. Se Joo menuntut nama Jin Oh, akan tetapi saat dia menoleh, Jin Oh sudah menghilang.

Jin Oh mendatangi Gyun Woo yang diikat di sebuah pohon dekat kedai kaki lima untuk berterima kasih atas segalanya. Sementara didalam, Seol dan Bang Jin minum-minum sembari ngomongin Se Joo yang merobek tasnya dan hampir memukul Gyun Woo.

Bang Jin merutuki Se Joo lalu pamit ke toilet dulu. Tapi Seol belum selesai dan terus mengeluh segala hal tentang Se Joo. Bang Jin mendengarkannya dengan tak sabaran dan buru-buru menyela untuk mengutuki Se Joo.
Tapi Seol malah membela Se Joo. Bang Jin sampai heran sendiri, jadi Seol itu sebenarnya fan-nya Se Joo atau bukan. Seol minta waktu untuk memikirkannya. Tapi Bang Jin tidak terdapat waktu meladeninya dan langsung keluar.

Dia bertemu Jin Oh di luar. Dia tertunduk kecewa saat dia menduga kalau Jin Oh datang kemari untuk menemui Seol, akan tetapi saat Jin Oh mengatakan kalau terdapat sesuatu yang ingin dia katakan padanya, Bang Jin kontan berubah suka.
Jin Oh mulai mengucap terima kasih lantaran Bang Jin mau menjadi temannya. Dia hendak memberitahukan jati dirinya yang sebenarnya, akan tetapi Bang Jin buru-buru menyetopnya. Nanti dulu, dia sudah kebelet dan langsung melesat pergi.

Seol minum-minum terus sembari mengeluhkan sikapnya sendiri yang nggak kentara pada Se Joo. Jin Oh melihatnya dengan cemas dan berusaha meminta Seol untuk berhenti minum. "Aku datang untuk mengucap selamat tinggal, aku tidak bisa pergi kalau kau begini."
Seolah mendengar permintaan Jin Oh, Seol urung meminum soju-nya dan mendesah murung tentang Se Joo. Kenapa Se Joo begitu egois dan tidak mempercayai siapapun. Jin Oh sependapat dengannya, padahal di kehidupan yang sebelumnya Se Joo tidak begitu.

"Seandainya aku lebih dulu bertemu denganmu, apa kau akan mempercayaiku. Seandainya kau menatapku lebih dulu, apa kau akan menyambutku ramah seperti dulu?"

Seol tiba-tiba berbalik menatapnya dan tersenyum. Oh, dia bisa melihat Jin Oh, kah? Jin Oh tentu saja terkejut melihatnya. Seol lalu mendekat lalu pingsan di dada Jin Oh.

Bang Jin akhirnya kembali tak usang kemudian, akan tetapi mendapati Jin Oh sudah tak terdapat di sana dan Seol sudah pingsan di bangku. Beberapa saat kemudian, Dae Han membantu Bang Jin menggendong Seol balik . Dae Han heran melihat Seol minum-minum sebanyak ini dan berpikir kalau Seol pasti minum-minum lantaran merasa bersalah lantaran telah menyakitinya.

Dalam tidurnya, Seol memimpikan kehidupan masa lampaunya. Soo Yeon ngelindur memanggil ayah dan Ibunya dalam tidurnya. Hwi Young yang mendengarnya, langsung duduk di samping ranjangnya Soo Yeon dan membelai kepala Soo Yeon sampai akhirnya Soo Yeon tenang.
Seol terbangun berdasarkan tidurnya dan langsung memegangi keningnya seolah masih bisa merasakan sentuhan Hwi Young dalam mimpinya tadi.

Se Joo sendiri tak tenang dalam tidurnya, memimpikan kehidupan masa lalunya dan teringat kata-kata Jin Oh. Sebuah tangan tiba-tiba membelai kepalanya, tangan Soo Yeon yang perlahan membuat Se Joo mulai tenang.

CEO Gal dan anak buahnya rapat membahas kegiatan camping mereka beserta para penulis. Tapi seseorang staf melapor kalau Se Joo tidak akan ikut. Seorang staf lainnya menduga kalau Se Joo sepertinya bakalan berhenti menulis.
CEO Gal langsung emosi membela Se Joo, dia merasa yang Se Joo alami saat ini wajar. Penulis pasti mengalami batu sandungan tiap 3 tahun sekali. Seusai rapat, dia langsung menelepon Sekretaris Kang untuk menanyakan Se Joo. Dia sedang menulis, kan?

Tapi Sekretaris Kang malah bilang kalau Se Joo sedang memacul sekarang. Se Joo bilang dia ingin membuat kebun blueberry. Sebelumnya juga Se Joo mencoba memasak dan membuat robot mainan... akan tetapi tidak menulis sama sekali.

Saat Ji Seok datang tak usang kemudian, dia mendapati Se Joo sedang asyik berkebun. Se Joo lagi ngapain, sih? Se Joo dengan tenangnya menjawab "Carpe Diem."
"Diem apaan?"

"Artinya, nikmati waktumu. Nimati setiap momen kehidupanmu sekarang. Selama ini, aku hanya mengurung diri untuk menulis sampai tak punya waktu untuk menikmati hidup. Sekarang, aku sedang menimatinya."

CEO Gal langsung mewek mendengarnya, "Kau ini sebenarnya kenapa, sih?"

Malam harinya, dia membawa Se Jo makan malam di restoran dihiasi banyak kitab di sekitarnya sembari ngomel-ngomel keheranan, sama sekali tak mengerti kenapa Se Joo tidak mau menulis. Cobalah untuk bangkit, dia kan sudah memulai novel itu.
Se Joo berusaha bilang kalau novel itu bukan dia yang menulis. Tapi CEO Gal masih saja tak mempercayai klaimnya tentang ghostwriternya itu. Frustasi, CEO Gal berusaha mengingatkan Se Joo akan usaha mereka sampai sampai ke titik ini.

Apa Se Joo tidak ingat bagaimana mereka berdua pertama kali bertemu dulu? Hari itu adalah hari yang cerah di bulan April dan dia memakai setelan jas. Tapi Se Joo langsung mengoreksi, hari itu mendung di bulan April dan CEO Gal pakai baju setelan olahraga.
Jadilah mereka ribut berdebat tentang hari cerah dan mendung sembari mengenang masa lalu. Jadi waktu itu CEO Gal mendatangi Se Joo di kampus dan langsung memuji ketampanan Se Joo, kitab Se Joo pasti bisa jadi bestseller hanya dengan ketampanannya itu.

Dia memperkenalkan dirinya sebagai kuda hitam dalam industri penerbitan yang akan membuat Se Joo menjadi seseorang penulis bestseller. Tapi Se Joo malah pergi mengabaikannya.
Tapi CEO Gal dengan cepat menarik perhatiannya dengan menyinggung novelnya Se Joo yang katanya menjiplak novelnya Tae Min yang berjudul 'Fate'. Apa Se Joo tidak mau membalas mereka yang telah menudingnya sebagai peniru?

Se Joo pesimis, memangnya terdapat caranya. Penampilan CEO Gal saja tidak terlihat seperti orang sukses. CEO Gal mengaku kalau dia barus mendirikan perusahaan penerbitan dan dia akan memberi Se Joo kesempatan untuk menjadi penulis pertama yang akan mereka orbitkan.

Saat Se Joo bertanya kenapa musti dia, CEO Gal bisa langsung tahu kalau Se Joo punya bakat, karakter dan penampilan hanya berdasarkan membaca tulisannya Se Joo. Dengan ketiga modal ini, kentara Se Joo bisa menjadi seseorang bintang di Korea.

"Lalu aku... maksudku kita akan menjadi super duper kaya. Bagaimana? Mau bergabung denganku atau tidak?"

Yang tak disangkanya, Se Joo langsung menerimanya saat itu juga. CEo Gal sampai galau kenapa Se Joo setuju secepat itu. Karena CEO Gal lebai dan omong besar, Se Joo suka dengan CEO Gal yang tergila-gila akan uang dan memintanya untuk tidak pernah berubah.

Kembali ke masa kini, CEO Gal heran kenapa Se Joo sekarang malah berubah. Se Joo mengatakan lantaran dulu dia punya tujuan pasti, akan tetapi sekarang dia tidak punya tujuan, dia galau akan segala hal. CEO Gal berusaha meminta Se Joo untuk curhat saja padanya, biar dia bisa membantu memperjelas apa yang membuatnya galau.
Tapi Se Joo sendiri galau, dia tidak memahami apa yang ditulisnya dan tidak mengerti alasannya menulisnya. Diatas semua itu, dia tidak lagi merasa suka saat menulis. Dia sudah lelah menulis demi mendapatkan banyak uang. Dan juga...

Dia tidak mengatakannya dan langsung pergi ke klinik binatang sembari membatin tentang alasan yang tidak dia ucapkan tadi. "Aku galau tentang kehidupan masa kini dan masa lampau. Apa sahih-sahih aku yang menulisnya atau bukan? Apakah hatiku ini berdebar lantaran Soo Yeon berdasarkan kehidupan lampau atau..."
Dia berhenti di depan klinik dan melihat Seol di sana. Seol juga melihatnya, akan tetapi pasiennya memanggilnya saat itu sampai perhatiannya pun teralih berdasarkan Se Joo. Saat dia menoleh kembali, Se Joo sudah tidak terdapat. Dia langsung keluar untuk mencari Se Joo akan tetapi Se Joo tidak terlihat dimana-mana. Seol pun masuk kembali tanpa menyadari Se Joo sebenarnya terdapat di pojokan.

Seol membawa Gyun Woo ke menemui Bang Jin di restoran. Klinik dengan terpaksa melepaskan Gyun Woo lantaran takut orang-orang berpikir mereka menampung binatang liar. Kalau seperti itu, bisa-bisa orang-orang akan meninggalkan anjing-anjing mereka di klinik.
Seol galau harus bagaimana. Dia tidak enak meminta pada Tae Min lantaran kontak mereka tidak seakrab itu. Pemilik restoran datang saat itu dan langsung mengeluhkan kehadiran anjing itu.

Dalam perjalanan balik , Seol meminta maaf pada Bang Jin lantaran tadi kena omel bosnya. Dia merasa bersalah lantaran sudah numpang di rumah Bang Jin, sekarang malah bawa anjing. Tapi dia sahih-sahih tak bisa mengabaikan Gyun Woo lantaran Gyun Woo mengingatkannya akan masa lalu.
Saat dia sebatang kara setelah kematian Ayahnya dan tak punya tempat tujuan, Bang Wool lah yang mengajaknya kemari. Jika Bang Wool dan Bang Jin tidak menerimanya, mungkin sekarang dia akan kebingungan seperti Gyun Woo.

Mengingat masa lalu itu kontan membuat Bang Jin menangis. Seol lah satu-satu orang yang mau bermain bersamanya saat anak-anak lain menjauhinya lantaran Ibunya dukun, Seol selalu membala dan menjagaku. Dia sahih-sahih berterima kasih pada Seol lantaran itu.

Terharu, kedua sahabat itu langsung menangis dalam pelukan masing-masing... tepat saat Bang Wool membuka pintu dan langsung membentak mereka. Seol dan Bang Jin langsung saling melepaskan diri dan berdiri jejer untuk menyembunyikan Gyun Woo, akan tetapi Bang Wool melihatnya. Apa itu?
Bersambung ke part 2

Chicago Typewriter

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 12:47 PM - 2 Comments

Rabu, 28 Februari 2018

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 6 - 1

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 6 - 1

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7SLbV8R2u9hTFJ06pcAROQHSG-EIPLcarYGY6BirHhRAeUW1RoAr9EwsNa90ng4uZdqfqEF-vxl3atpfUqHtHRGwkf5VeX4v2KRR3Wnst36Dl8h67AdKHe3yDtCSO0yGSk_RYYs27rNHJ/s1600/mkc50.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 6 - 1

Jin Oh memberitahu Se Joo bahwa dia hantu sungguhan. Hantu yg terkurung didalam mesin ketik kuno itu selama 80 tahun. Se Joo sontak melongo, teringat bagaimana dikala pertama kali melihat mesin ketik itu dia mendengar suara yg memanggil namanya dari dalam mesin ketik itu.
Se Joo kini mulai mengerti segala keanehan mengenai Jin Oh serta semua tutur-tutur yg pernah diucapkannya. Sekarangpun kita diperlihatkan bagaimana Jin Oh melepaskan diri dari ikatan dalam kursi memakai menghilangkan dirinya serta setiap kali Se Joo tampak seolah sedang bicara dalam udara kosong. Shock memakai kenyataan itu, Se Joo kontan gemetaran lalu kelenger.

Saat Se Joo membuka matanya tak lama kemudian, yg pertama dilihatnya adalah Jin Oh. Kontan dia menjerit ketakutan serta buru-buru melarikan diri. Tapi baru membuka pintu, Jin Oh sudah menghadangnya dalam depan.
Dia bahkan tertentu komat-kamit mengucap doa sambil mau minum bir. Tapi Jin Oh merogoh kaleng bir itu memakai kekuatannya serta ngotot memaksa Se Joo buat ngobrol. Se Joo sontak menjerit histeris serta berusaha mengurung dirinya dalam ruang kerja.

Tapi apalah dayanya dikala Jin Oh bisa menembus tembok memakai mudahnya. Dia sungguh ingin mereka bicara tapi Se Joo terlalu ketakutan serta terus saja jejeritan histeris. Jin Oh hingga stres sendiri dibuatnya.

Beberapa dikala kemudian, Se Joo akhirnya mulai tenang serta mau duduk dalam hadapan Jin Oh yg mengaku kalau dia sendiri resah kenapa Se Joo bisa melihat penampakannya. Saat pertama kali Se Joo melihatnya, dia kira waktu itu cuma lantaran kebetulan saja.
Tapi kemudian Se Joo ternyata bisa melihatnya lagi. Saat kedua kalinya itulah Jin Oh menyadari kalau Se Joo memang bisa melihatnya. Masih takut padanya, Se Joo mendadak bicara memakai bahasa formal hingga Jin Oh aneh sendiri mendengarnya. Bicara biasa saja padanya.

"Apa aku akan jadi kerasukan karenamu?" tanya Se Joo takut-takut "Apa aku akan menjadi penghubung bagimu?"

Jin Oh merasa nir akan begitu, mungkin muncul alasannya walaupun dia dikala ini nir tahu apa. Se Joo tiba-tiba bicara pakai bahasa formal lagi, jadi maksudnya Jin Oh hanya bisa terlihat olehnya seseorang? Jin Oh membenarkan. Ah... dia baru ingat, muncul satu orang lagi yg bisa melihatnya.

Bang Jin sedang membacakan naskah terbarunya memakai penuh penghayatan dalam Seol yg membantu mengetik. Tapi Seol lama-lama protes memakai ceritanya yg nggak jelas ini, katanya mengenai reinkarnasi tapi masa mereka reinkarnasinya jadi kuda. Bang Jin nir akan memenangkan perlombaan menulis naskah kalau begini.
Bang Jin nir terima, pokoknya endingnya akan misalnya itu. Seol nir akan mengerti metafora taraf tingginya. Seol tertentu berdecih, metafora apaan.

Bang Jin keluar ke halaman buat berdoa supaya dia diberi kemampuan menulis yg hebat, dia bahkan meminta didatangkan roh yg jago menulis. Bang Wool yg mendengar doanya, tertentu menabok punggungnya. Dia bisa kesurupan kalau melakukan ini.
Sebaiknya Bang Jin berhenti bermimpi buat jadi penulis naskah drama. Saat Bang Jin masih saja ngotot, Bang Wool tertentu ambil sapu buat menghajarnya. Bang Jin tiba-tiba melihat sesuatu lalu menyapa memakai sopan. Tapi dikala Bang Wool mengikuti arah pandangannya, dia malah nir melihat siapapun dalam sana.

Bang Wool kesal mengira Bang Jin sedang mempermainkannya. Tapi ternyata Bang Jin sungguh melihat hantu seseorang pelajar. Hmm... tapi entah dia sadar atau nir kalau cewek itu hantu, darah dalam bibir hantu itu saja dia kira kecap. LOL.
Mengira cewek hantu itu tiba buat meramal, Bang Jin pun masuk meninggalkan Bang Wool yg cuma bisa melongo kebingungan.

Jin Oh menerka kalau Bang Jin bisa melihatnya mungkin lantaran Ibunya seseorang dukun, ad interim Se Joo entah apa alasannya bisa melihatnya. Sebaiknya mereka segera mencari tahu apa alasannya. Se Joo menyela memakai kesal, lebih baik Jin Oh cari saja cara buat bisa mencapai alam baka serta segera enyah dari rumahnya.
Dia beranjak bangkit dikala Jin Oh memintanya buat membantunnya mencari cara supaya dia bisa terlihat oleh mata manusia. Kenapa jua Se Joo harus melakukannya. Jangan-jangan... "Kau sedang mencoba merasuki seseorang? Apa kau akan merasukiku?"

Jin Oh menyangkal, dia belum bisa merasuki raga manusia. Tapi dia bisa merasuki binatang. Se Joo makin kesal, Jin Oh pergi saja ke alam baka sana. Kenapa jua dia ingin terlihat oleh manusia? Mau jadi artis?

"Aku ingin membicarakan perasaanku dalam Jeon Seol," aku Jin Oh menghasilkan malu-menghasilkan malu.

"Apa katamu?"

"Aku mau mengutarakan perasaanku padanya. Sudah kubilang, kan. Aku jatuh cinta dalam pandangan pertama padanya."

Seol sedang membaca sebuah kitab serta menarasikan sebuah kalimat, "Aku tahu kini. Kau harus mentoleransi apa yg nir bisa kau toleransi serta semua hal melelahkan yg nir sanggup kau hadapi memakai malam-malam yg kau habiskan memakai penuh air mata."
Sambil menonton kembali video konferensi persnya Se Joo, Seol meneruskan narasinya. "Dan aku berani mengatakan kalau aku tahu apa yg kau impikan serta apa yg sudah berhasil kau capai."

Dia lalu pergi ke restorannya Dae Han dimana Dae Han membuatkannya sekotak bento yg dia beri nama 'O Sole Mio' (Oh, Matahariku). "Seol-ah kau adalah matahariku."
Tapi Seol malah bertanya apakah andai tutur seseorang menerima bento ini, dia akan senang. Dae Han sontak patah hati, dia mau menunjukkan kotak nasi ini dalam orang lain? Pada siapa?

"Untuk laki-laki yg memohon dalam orang lain demi aku (Se Joo)," jawab Seol.

Jin Oh cemas memikirkan Seol yg dikerubungi banyak laki-laki lantaran Seol itu sangat mempesona, jadi dia harus memperlihatkan diri dalam Seol secepat mungkin. Jadi, apa Jin Oh sudah pernah mencoba memperlihatkan diri dalam Seol sebelumnya?
"Aku nir begitu berani," aku Jin Oh. Mungkin dia akan sakit hati kalau Seol gagal melihatnya.

"Jadi maksudmu, dia mungkin saja bisa melihatmu... kalau dia muncul dalam waktu yg tepat?"

"Itulah yg kuharapkan."

Tapi kenapa Se Joo tertarik sekali mengenai perkara itu. Apa Se Joo jua menyukai Seol? Se Joo tertentu menyangkal. Dia sudah gila apa? Ada dua hal yg nir akan pernah Se Joo butuhkan dalam hidupnya: Ghost writer serta wanita. Tapi kini muncul yg perlu dia tuang, sesosok hantu yg nir mempunyai kegunaan.

"Keluar dari rumahku sebelum aku memanggil polisi... sebelum aku memanggil pengusir hantu." Ancam Se Joo.

Tepat dikala itu jua, bel tempat tinggal berbunyi. Jin Oh kontan ketakutan, apa itu pengusir hantu? Se Joo mendesah, mungkin itu tukang pijat. Tapi dikala mereka mengecek interkom, ternyata yg tiba Seol. Jin Oh jelas senang serta menyuruh Se Joo buat membiarkan Seol masuk.
Se Joo nir mau. Dia baru saja ngomong kalau dia yg akan keluar, tapi pintu gerbang tiba-tiba membuka memakai sendirinya serta Jin Oh tertentu ngumpet menghadap tembok. Mengira Se Joo membukakan pintu untuknya, Seol pun masuk.

Se Joo nir mendengarkannya saking kesalnya dalam Jin Oh, jadi selama ini Jin Oh yg membukakan pintu buat Seol setiap kali Seol tiba. Jin Oh beralasan lantaran Se Joo selalu bersikap menyebalkan dalam Seol, jadi dia kasihan padanya.
Se Joo sontak membentak kesal "Siapa yg menyuruhmu membuka pintu?!!!"... Tepat dikala Seol masuk yg jelas saja salah paham mengira Se Joo marah padanya.

Saat Se Joo berpaling kembali ke Jin Oh, dia malah sudah nir muncul. Se Joo tertentu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mencari keberadaan Jin Oh serta mendapatinya sedang melambaikan tangannya dalam muka Seol.
"Apa yg kau lakukan!!!" bentak Se Joo.

Seol hingga kaget dibuatnya, kenapa Se Joo teriak-teriak terus sih? Dia sendiri kan yg membukakan pintu. Jin Oh duka, sepertinya Seol memang nir bisa melihatnya. Patah hati, dia pun pergi meninggalkan mereka berduaan.

Se Joo akhirnya bisa bicara normal dalam Seol serta bertanya-tanya apa yg menghasilkan Seol berkunjung ke tempat tinggal seseorang laki-laki selarut ini. Tapi Seol berkata kalau Se Joo bukan laki-laki baginya. Se Joo tertentu melotot, terus dia apa? Seol mau bilang kalau gender itu nir penting, tapi Se Joo malah semakin kesal mendengarnya.
Ah, sudahlah. Memangnya Seol bawa apa kemari. Seol menunjukkan bento yg dibawanya... serta seketika itu jua Jin Oh balik buat menyuruh Se Joo mempersilahkan Seol masuk serta menawarinya teh.

"Enyah kau!" desis Se Joo sepelan mungkin. Tapi Seol mendengarnya. Se Joo buru-buru beralasan kalau dia sedang bicara dalam dirinya sendiri serta mengundang Seol masuk.

Jin Oh duduk dalam samping Seol dikala Seol membuka bento-nya. Se Joo absolut belum makan gara-gara konferensi pers-nya itu. Se Joo kontan tersentuh melihatnya, apa Seol tiba buat menghiburnya. Seol mengiyakannya, sekaligus buat mengucapkan terima kasih lantaran Se Joo membungkuk dalam semua orang demi dirinya. Berkat Se Joo, dia kini nir lagi mendapatkan teror.
Se Joo tertentu menunduk mencoba menyembunyikan senyumannya, itu bukan apa-apa kok. Seol jua meminta maaf lantaran dia nir tahu kalau Se Joo muncul konferensi sesudah bertemu dengannya tadi. Dia jua berterima kasih sekali lagi atas ucapan Se Joo bahwa dia nir akan melupakannya menjadi penggemar pertamanya.

Dia lalu mengeluarkan kitab yg dibacanya tadi serta meminta Se Joo mendengarkan apa yg akan dibacakannya ini. Jin Oh menatap Seol memakai penuh cinta serta mendesah, "Dia sungguh mempunyai hati yg mengagumkan."

"Tutup mulutmu!" bentak Se Joo.

Wkwkwk. Seol kontan membeku sakit hati. Dia tertentu menyodorkan bukunya, kalau Se Joo nir mau mendengarnya, dia baca sendiri saja nanti. Se Joo tertentu galau, bukan begitu maksudnya, dia hanya relatif capek. Seol tertentu cemas mendengarnya. Jin Oh tanya apa Se Joo mau membiarkan Seol pergi begitu? Kenapa?
"Urus saja urusanmu sendiri! Enyah kau! Keluar dari sini! Kenapa kau terus ikut campur?!!! Kenapa kau peduli?!" Jerit Se Joo.

Seol sontak sakit hati mendengarnya. Dia tertentu bangkit serta meminta maaf lantaran sudah peduli memakai Se Joo. Tepat dikala dia berbalik pergi tepat, Se Joo serta Jin Oh mengulurkan tangan buat mencegahnya serta Jin Oh tak sengaja merobek tasnya.
Seol sontak menatap Se Joo memakai kesal. Se Joo berusaha menjelaskan kalau itu bukan ulahnya, tapi tentu saja Seol nir percaya serta tertentu berbalik pergi memakai penuh emosi. Se Joo buru-buru mengejarnya.

Saat dia menarik Seol, dia malah terkejut melihat Seol menangis. Seol mengerti kalau Se Joo absolut merasa tertekan oleh semua kejadian hari ini. Dia hanya mencoba buat membantu, dia berusaha memahami Se Joo setiap kali dia bersikap emosional. Tapi bagaimana, Seol jua manusia.
Hanya lantaran muncul seseorang yg menyukainya, bukan berarti Se Joo punya hak buat menginjak-injak harga dirinya. Dia mencintai Se Joo menjadi seseorang penulis berbakat, tapi nir menjadi seseorang manusia. Dia meminta maaf sekali lagi, menyatakan kalau dia nir akan mempedulikan Se Joo lagi lalu pergi memakai berlinang air mata.

Se Joo tertentu masuk kembali serta menuntut Jin Oh menampakkan diri, tapi Jin Oh nir tampak dimana-mana. Kesal, Se Joo tertentu mengangkat mesin ketik itu serta menggoyang-goyangkannya, mengira Jin Oh muncul dalam dalamnya... tanpa menyadari mata lukisan Eugene O'Neill yg tiba-tiba berkiprah.

Jin Oh masih belum keluar jua, Se Joo pun akhirnya menempatkannya dalam atas meja sambil terus mengancam... dikala tiba-tiba saja dia menyadari muncul yg aneh memakai lukisan Eugene O'Neill. Saat dia berpaling, lukisan itu tampak normal... serta berkiprah lagi dikala dia nir sedang melihatnya.
Masih curiga, Se Joo pura-pura cuek lalu menoleh mendadak serta kali berikut ini sungguh melihat lukisan itu sedang menatapnya sambil senyum. Shock, Se Joo pun kelenger.

Se Joo tersentak bangun keesokan harinya dalam atas kasur serta tertentu lega melihat kamarnya tak muncul siapa-siapa. Tapi dikala dia keluar, dia melihat semua staf-nya sudah muncul disana sedang melakukan tugas mereka masing-masing.
Sekretaris Kang mewakili yg lain meminta maaf dalam Se Joo lantaran tak pernah menyadari berapa berat penderitaan Se Joo. Dia absolut sangat stres hingga melakukan hal sedramatis itu dalam hadapan para wartawan. Karena itulah, mereka tetapkan buat nir meninggalkan Se Joo.

"Kalau anda punya perkara, mohon berbagilah memakai kami. Jangan mencoba menghadapinya seseorang diri. Kami akan mendukungmu." Ujar Sekretaris Kang.

Tepat dikala itu jua, CEO Gal masuk serta tertentu menghambur ke pelukan Se Joo serta memuji konferensi pers yg Se Joo buat kemarin. Berkat aksinya itu, kini medua serta publik sungguh sedang berpihak dalam mereka.
Dengan antusias CEo Gal menyatakan bahwa kini saatnya melakukan pembicaraan mendalam mengenai masa depan. Tapi sesaat kemudian, dia hampir saja tersedak dikala Se Joo malah bilang ingin menghentikan proyek Chicago Typewriter. Dia berjanji akan bertanggung jawab sepenuhnya.

CEO Gal jelas tak mengerti kenapa. Se Joo meyakinkan kalau dia serius memakai segala hal yg dia ucapkan dalam konferensi pers. Frustasi, CEO Gal menerka kalau Se Joo absolut cuma sedang stres serta butuh liburan. Tapi Se Joo terus bersikeras nir bisa melanjutkan novelnya.
"Karena bukan aku yg menulisnya," aku Se Joo.

"Kalau bukan kau, terus siapa?"

Se Joo mengaku ghost writer lah yg menulisnya. Tapi ghost writer itu... hantu beneran. CEo Gal menatapnya memakai aneh. Oh, oke. Dia mengerti. Dia ke kamar mandi dulu, yah. Padahal dia keluar buat menelepon dokter. LOL.

Se Joo mempelototi lukisannya Eugene O'Neill sambil memerintahkan Jin Oh keluar, dia tahu Jin Oh muncul dalam sana. KELUAR! Masih belum reaksi jua, Se Joo pun tertentu melepas luksian itu dari tembok serta menggoyang-goyangkannya sambil jejeritan misalnya orang gila.
CEO Gal melihat itu dari sela pintu serta tertentu mewek dalam dokter, "Se Joo... dia sudah gila."

Se Joo akhirnya pergi menemui Dokter Yang yg menerka kalau mungkin mengalami tekanan hebat gara-gara novelnya. Dokter Yang bertanya apakah Se Joo masih mengalami perasaan takut diabaikan. Orang-orang yg pernah dibuang sebelumnya, umumnya cenderung pergi duluan sebelum mereka ditinggal.
Dokter Yang menerka, apa mungkin Se Joo mengakui punya ghost writer lantaran dia merasa takut diabaikan pembacanya. Se Joo menyangkal, tutur siapa dia menghindar lantaran takut. Dokter Yang terus bertanya, apa dia masih mengalami mimpi nir baik? Kali ini Se Joo tertentu terdiam seketika, teringat masa lalunya.

Flashback,

15 tahun yg lalu, Se Joo remaja terbangun oleh suara Tuan Baek yg membangunkannya. Dia pucat pasi serta hidup sendirian dalam rumahnya. Tuan Baek memperkenalkan dirinya menjadi sahabat mendiang ayahnya Se Joo serta mengajak Se Joo ikut dengannya.

Saat Se Joo tiba ke tempat tinggal mereka, Tae Min menyambutnya memakai ramah. Nyonya Hong jua tampak ramah awalnya, tapi jelas-jelas dia tak senang dalam Se Joo. Sikapnya berubah memakai cepat dikala dia memberitahu Se Joo bahwa mereka bisa hidup memakai baik selama Se Joo taat dalam peraturan.
"Selama kau hidup dalam sini, hidupnya memakai tenang misalnya hantu. Pastikan nir muncul orang yg mendengarmu, bahkan suara nafasmu sekalipun. Kalau kau menghasilkan menghasilkan malu keluarga kami, jangan hingga muncul yg tahu."

Flashback end.

Nafas Se Joo berat kala teringat kenangan itu. Tapi dikala dia berpaling, dia melihat Jin Oh sudah muncul dalam sana. Dokter bertanya-tanya apakah dia masih bisa melihat hantu. (Hah? Jadi sebelumnya dia memang bisa lihat hantu?).
Se Joo menatap Jin Oh lekat-lekat dikala dia berbohong dalam Dokter Yang "Tidak, aku nir bisa melihat hantu."

Bersambung ke part 2

Chicago Typewriter

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 12:00 PM - Add Comment

Selasa, 27 Februari 2018

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - dua

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - dua

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQzqvL6wQU-1uS9DBRhT1QEyKHvxkonMDUUK1Y38Y4736ZftbaOoq7YfKSagUHoHAxLZvFe_Mdsi4U8ZLmh72KNtvL7tnOJrcD-5tDFUkeiXX975275vHJv0mWk99atPEUAE2U8nsa8xwx/s1600/ct43.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - 2

Kembali ke rumah, Se Joo mendapat beberapa surat. Yang paling menarik perhatiannya artinya sebuah amplop biru yang anehnya nir terdapat nama pengirimnya. Saat beliau membukanya, beliau mendapati isinya artinya posternya yang berlubang bekas beberapa peluru. Sepertinya dikirim oleh si pria misterius. Se Joo mendesah kesal akan namun pribadi mengacuhkannya.

Jeon Seol tiba pada depan rumah Se Joo & pribadi terkagum-kagum melihat rumah mewah bak istana ini. Sungguh tak percaya saat ini beliau sedang berada pada depan rumah Se Joo. Dia jadi gugup sendiri karenanya. Dia hendak memencet bel, akan namun akhirnya tetapkan buat dandan dulu izin elok buat Se Joo.

Se Joo baru saja keluar dari kamar mandi lalu membuka fortune cookie-nya. Didalamnya beliau menemukan sebuah kertas bertuliskan, "Dewi inspirasi itu seperti hantu. Kadang, mereka timbul tanpa diundang - (Stephen King)."
Meremehkan kutipan itu, Se Joo pribadi mmebuang kertas itu ke tong sampah. Tapi tiba-tiba beliau merasa terdapat sesuatu atau seseorang pada luar jendelanya. Dia hendak mengeceknya saat bel rumahnya tiba-tiba berbunyi.

Seol berlatih mengucapkan sapaannya dalam aneka macam nada-nada manis. Tapi saat Se Joo menyapanya lewat interkom, Jeon Seol kontan kaget & refleks berteriak lantang "Ada kiriman untukmu!"
Wkwkwk. Gagal deh rencananya. Malu, beliau pribadi menundukkan kepalanya & menciptakan Se Joo keheranan melihatnya. Dia malas keluar & meminta Jeon Seol buat meninggalkannya pada depan pintu saja.

Tapi Seol menolak melakukannya, bersikeras mau memastikan barang itu sampai pribadi ke tangan Se Joo karena itulah permintaan kliennya. Se Joo sendiri tetap bersikeras beserta keputusannya & pribadi mematikan interkom-nya.

Frustasi karena gagal bertemu sang idola, Seol terduduk indolen pada depan pagar sembari menggerutui nasibnya. Sepertinya pada kehidupannya sebelumnya beliau artinya pengkhianat bangsa. Saat beliau meringkuk meratapi dirinya, seekor anjing timbul entah dari mana & berlari menghampirinya.
Seol sampai kaget sendiri melihat terdapat anjing tiba-tiba terdapat pada depan matanya. Dia pribadi membelai sayang anjing itu, mengira beliau anjingnya Se Joo. "Aku jadi iri kau tinggal pada rumah ini? Aku juga ingin tinggal pada sini. Aku ingin melihat ruangan yang biasanya beliau pakai menulis."

Tiba-tiba saja pintu pagar terbuka beserta sendirinya & anjing itu pribadi melangkah masuk. Anjing itu lalu menoleh ke Seol seolah mengundang Jeon Seol masuk. Mengira anjing itu menginginkannya masuk, Seol pun pribadi masuk sembari membawa kotak barangnya.

Se Joo hendak memasang USB-nya saat tiba-tiba terdengar ketukan pintu & suara Jeon Seol. Dia akhirnya urung & menutup kembali USB-nya yang berbentuk tulang mini itu.
Seol pribadi tersenyum lebar melihat wajah Se Joo nongol dari pintu. Tapi Se Joo menatapnya curiga, bagaimana beliau sanggup masuk? Seol bingung sendiri mendengar pertanyan itu, kan Se Joo sendiri yang membuka pintu. Se Joo heran, beliau yang buka pintu?

"Kau siapa sebenarnya? Penguntit?"

"Maaf, aku seharusnya memperkenalkan diriku lebih dulu."

Dia hendak mengeluarkan sesuatu dari sakunya, akan namun Se Joo pribadi menghentikannya. Mungkin curiga kalau Seol akan mengeluarkan sesuatu yang berbahaya, Se Joo berusaha menakuti Seol beserta mengklaim dirinya menguasai ilmu bela diri jadi sebaiknya Jeon Seol berpikir ulang jikalau beliau mau mengeluarkan apapun yang ingin dikleuarkannya dari sakunya itu.
"Kau akan dimintai pertanggung jawaban penuh atas segala tindakanmu nanti. Aku nir akan pandang bulu walaupun kau seorang wanita."

"Aku baru saja memikirkan semuanya beserta baik," ujar Seol lalu mengeluarkan kartu nama "Aku artinya seseorang yang mengumpulkan seluruh kebajikan buat melakukan segala hal..."

"Kau artinya yang terpilih, Malaikat Bel Besar?" Se Joo keheranan membaca kartu nama itu.

Ah, Se Joo keliru merogoh kartu nama, itu kartu nama Ibu temannya yang seorang peramal. Dia mengeluarkan kartu namanya sendiri, agensi jasa 'Lakukan Apa Saja'. Se Joo mendapat kartu itu walaupun beliau tetap memandang Seol beserta sinis.

Dengan memakai alasan paket yang dikirimnya, Jeon Seol berusaha masuk kedalam. Se Joo sontak menghalanginya & bersikeras menyuruh Jeon Seol meninggalkannya pada depan pintu saja. Tapi Seol sendiri bersikeras berusaha memaksa masuk sampai menciptakan Se Joo jadi kesal & berteriak membentaknya.
Menyesali teriakannya, Se Joo beralasan kalau beliau hanya nir pernah memasukkan sembarang paket kedalam rumah sebelum diperiksa terlebih dulu. Kenapa?

"Di global ini poly sekali orang yang dibutakan oleh rasa cemburu & berakhir menyia-nyiakan hayati mereka. Orang-orang itu termasuk para penguntit & orang-orang yang menderita gangguan jiwa yang menuduhku mencuri naskah mereka," ujarnya sembari menatap Jeon Seol sinis.

"Aku bukan penguntit, aku artinya penggemarmu..."

Tapi Se Joo sama sekali nir percaya & terus menyindir Seol beserta menyebutkan aneka macam kiriman ancaman yang pernah diterimanya selama ini. Karena itulah beliau nir akan membawa masuk sembarang barang atau orang atau apapun.

Tepat saat mereka tatap-tatapan, si anjing tiba-tiba menyelinap masuk melewati Se Joo & beliau baru sadar terdapat sesuatu yang melewatinya masuk sesaat kemudian. Apa yang barusan lewat? Anjingnya Se Joo. Se Joo malah bingung, anjingnya? Dia alergi bulu anjing jadi beliau nir memelihara anjing satu pun.
Panik, beliau pribadi membuka pintu & menyuruh Jeon Seol buat merogoh anjing itu, kini! Cepat masuk & cari anjingnya. Seol kentara bahagia sanggup masuk ke dalam rumahnya Se Joo. Se Joo stres melihat jejak kaki anjing itu pada sepanjang rumahnya.

"Tidak! Bukan itu!" bentak Jeon Seol tiba-tiba dari ruang kerjanya Se Joo.
Saat Se Joo masuk, beliau malah mendapati USB tulangnya sudah terdapat pada depan anjing itu. Se Joo kontan panik. Jeon Seol bertanya apakah itu USB?

Se Joo kesal, itu bukan sembarang USB, itu yang akan terjadi kerja kerasnya, bahan yang selama ini dikumpulkannya tanpa tidur & makan sampai tulang punggungnya patah & kena wasir. Dia menulis & menulis sampai matanya memerah.

"Kalau anjing itu sampai memakannya, kau juga akan meninggal."

"Tapi beliau bukan anjingku."

"Tapi beliau ikut ke sini karenamu!"

"Pintunya terbuka!"

GUK! Sela anjing itu. Kesal, Se Joo mengancam anjing itu. Jeon Seol pribadi mengomelinya, anjing itu sanggup gelisah kalau diprovokasi. Dia berusaha membujuk anjing itu beserta lebih lembut, akan namun anjing itu malah menelan USB tulang itu. Se Joo & Seol shock.

Setelah memakan flashdisk tulang-nya, anjing itu pribadi kabur. Se Joo panik melihat yang akan terjadi kerjanya diambil si anjing, beliau menyuruh Seol mengejar anjing itu. Seol masih celingukan memperhatikan rumah Se Joo, buat apa beliau melakukannya? Dia kan baru masuk ke rumahnya.
Kau bilang kau akan mengumpulkan semua kebajikan & melakukan apa saja! Akan kubayar kau 2 kali lipat. Empat kali lipat. Delapan kali! bentak Se Joo. Seol pun pribadi melesat keluar.

Sambil lari-lari, Seol menyuruh Se Joo buat menunggu dirumah saja, beliau malah menciptakan anjing semakin marah. Se Joo nir mau, beliau risi kalau sampai Seol mencuri idenya. Seol meyakinkan jikalau beliau pernah menjadi seorang dokter hewan.
Nah itu, Se Joo makin curiga jangan-jangan beliau sudah melatih anjingnya buat mencuri flashdisk-nya. Seol protes, sungguh imaginasinya sangat liar.

Anjing berhenti lari waktu menemui jalan buntu. Se Joo sudah siap mengumpati anjing itu namun Seol buru-buru membekap mulutnya. Mereka wajib membujuknya beserta manis. Ia pun mengajarkan Se Joo supaya berjongkok, menunjukan wajah ramah sembari memanggil anjing itu.. Anak baik.. sini~
Se Joo beserta kaku mengikuti saran Seol. Perlahan Anjing mulai tergoda beserta tingkah 2 orang itu. Ia melangkahkan kakinya menghampiri mereka berdua. Se Joo membuka lengannya lebar-lebar, menantikan pelukan si anjing.

Namun anjing itu malah berlari ke arah Seol beserta dramatisnya. Se Joo menatap adegan lovey-dovey si anjing & Seol beserta cemburu, pelukannya diabaikan.

Anjing pun wajib dibawa ke ruang operasi & Se Joo menunggunya sembari harap-harap cemas. Namun nir usang berselang, Seol sudah keluar menunjukan flashdisk-nya. Anjing sudah buang air akbar lebih dulu sebelum mereka melakukan x-ray. Se Joo melongo kaget, buang air akbar?
Dia mengeluarkannya tanpa duduk perkara sama sekali. Flashdisknya sepertinya masih berfungsi beserta baik. Datanya terkunci, jadi aku nir sanggup melihat isinya. Jangan cemas. Aku sudah membersihkannya.

Se Joo nir mau mendapat flashdisk-nya, Aku punya permintaan lain.

Seol tiba ke rumah Se Joo buat mengirimkan file & memformat komputernya setelah mengirimkan file-nya. Se Joo memperlihatkan kopi sembari menunggu proses formatnya. Seol terus memandangi wajah Se Joo. Se Joo sampai heran, apa terdapat yang ingin dia katakan?
Apa beliau nir mengingatnya? Mereka berdua pernah bertemu sebelumnya. Se Joo cuma terkekeh geli menanggapi pertanyaan Seol, pertanyaannya sungguh basi. Seperti lagu yang diulang-ulang. Lantas, kapan mereka pernah bertemu?

Seol ingin memperlihatkan jawaban. Namun Se Joo memotong ucapannya, 100 tahun yang lalu? 100 tahun yang lalu? Orang yang terobsesi padaku biasanya mengatakan, jangan coba cari jawaban logis dari semua ini. Yang sanggup kukatakan, semua ini artinya takdir. Mungkin terdapat hubungannya beserta kehidupan kita sebelumnya. Apa yang mau kau katakan? Apa mirip beserta yang kubilang barusan?

Seol menyangkalnya, beliau cuma penggemar nomor satunya. Se Joo membandingkan beserta film Myseri, tokoh wanitanya juga mengatakan jikalau dia penggemar nomor satunya. Terdengar notifikasi pem-formatan sudah terselesaikan, Se Joo mempersilahkan Seol buat membuang flasdisknya kemanapun & laptop barunya buat hibah Seol.

Se Joo menyeret Seol buat meninggalkan rumahnya. Seol masih cari-cari alasan buat tetap disana sebentar lagi. Apa perlu beliau membantunya membuka paketan? Se Joo menolaknya beserta ramah, sudah terdapat yang akan memeriksa kirimannya. Memangnya siapa yang mengirimkan paket itu?
Seol akan menjelaskannya pada dalam. Se Joo menghalanginya masuk, jelaskan saja disana. Seol memberitahukan jikalau pengirimnya artinya pemilik cafe pada Chicago. Se Joo jangan lupa beserta pemilik cafe yang punya mesin ketik chicago, beliau pun pribadi membopong paketnya masuk & mengunci pintu rumahnya.

Teman-sahabat Seol kembali menggosipkannya, kenapa Seol menyukai Se Joo. Bang Jin mengatakan kalau Seol itu sudah kutu kitab sejak mini. Seol bilang kalau kitab sanggup membantunya melalui masa sulit. Dia punya poly duduk perkara dalam hidupnya. Tapi penulis kan terdapat poly, kenapa wajib Se Joo?

Seol tiba-tiba timbul, Jangan coba buat melogiskan semuanya. Yang sanggup kukatakan, semua ini artinya takdir. Mungkin terdapat hubungannya beserta sesuatu pada kehidupan kita yang sebelumnya. Ujarnya mengikuti ucapan Se Joo.
Senorita! seru Dae Han si koki.

Seol mengatainya lebay, jangan bicara memakai bahasa itali disana. Dae Han nir menggubris ucapannya & menunjukan tanda tangan Se Joo beserta semangat. Sayangnya, Seol menanggapi beserta santai, tanda tangan Han Se Joo? Tiga sahabat Seol pribadi melongo beserta sikap dinginnya.

Seol menunjukan laptop yang dia dapatkan dari Se Joo. Dia mendapatkannya dari Se Joo setelah melakukan beberapa hal untuknya saat mengirimkan paket. Bang Jin memeluk laptop milik Seol, beliau sanggup merasakan energi dari penulis best seller. Apakah ini sanggup membantunya memenangkan lomba menulis?

Lihat? Ini namanya maniak sukses. Ujar Seol bangga.

Bersambung ke part 3

Chicago Typewriter

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 11:46 PM - 1 Comment

Senin, 26 Februari 2018

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - 1

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - 1

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAWnOpZpvScdimmWvw2gfjCDWuCKIrpEoCLPvCMEaexs-3abQXf_dRaf4rKFGG-JH5EAkIIm3Kt1qbU179eSBdNGTxdb6Or_lpUJu3vCOiNWfiY4lJp6xQBUW2-n0k-RHNPgmeGN6j7t3Y/s1600/ct1+%252855%2529.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - 1

Suatu malam di bawah jembatan penyeberangan tempat nongkrongnya kaum tunawisma, beberapa gangster keluar dari dalam sebuah mobil glamor & langsung mencari seseorang. Di salah satu sudut, seseorang gangster memperhatikan wajah seseorang Tunawisma yang tampak sedang sibuk menulis.

Bukan orang yang dicarinya, tapi si Gangster sepertinya pernah melihat wajah si Tunawisma. Dia mencoba merogoh kacamata si Tunawisma, tapi si Tunawisma tiba-tiba langsung menyerangnya hanya untuk mencegah pria itu menyentuh wajahnya.

Si Gangster jadi emosi & langsung menarik kerah baju si Tunawisma & menghasilkan bukunya terjatuh. Si Gangster ingin mengambilnya, tapi si Tunawisma langsung mendorongnya. "Aku hidup dari ini," kata si Tunawisma.
Kesal, si Gangster hendak menyerang tapi si Tunawisma langsung cekatan menyerangnya duluan, "Aku juga butuh tanganku untuk hidup."

Si Gangster hendak menyerangnya lagi tapi tepat waktu itu juga, rekannya berteriak mengumumkan kalau mereka telah menemukan orang yang mereka cari. Si Gangster akhirnya melepaskan si Tunawisma, tapi melihat mereka menyerang seseorang Tunawisma lainnya, si Tunawisma itu langsung menggunakan kruk-nya untuk menghantam kaki si Gangster.

Gangster yang lain sontak beralih menyerangnya. Seorang dari mereka hendak menyerang wajahnya tapi Tunawisma itu langsung menggunakan kruk-nya lagi untuk menghalangi aksi si Gangster. "Maaf, tapi kau tidak sanggup memukul kepalaku. Ini adalah sumber kehidupanku."
Terlepas dari kelumpuhannya, Tunawisma itu sahih-sahih jago bela diri & menghajar para gangster itu dengan mudahnya. Seorang gangster menyerangnya dari belakang dengan melempar balok kayu barah. Tapi dia sanggup mengetahuinya & langsung memukulnya balik tepat mengenai muka si Gangster tadi.

"Siapa sebenarnya kau?"

"Kebodohan itu bukan sebuah kebaikan. Kalau kau punya banyak waktu untuk bertengkar, harusnya kau pakai itu untuk membaca buku," ujar si Tunawisma.

Dia lalu berjalan pergi, awalnya terpindang-pincang... tapi beberapa langkah kemudian, dia mulai berjalan lurus, sama sekali tidak pincang ternyata. Dia bahkan langsung melepaskan kumis & jenggot palsunya, menampakkan wajahnya yang masih muda & tampan.

Jelas dia bukan tunawisma karena dia balik  ke rumahnya yang sangat glamor & penuh dengan para pelayan yang menyambutnya, mereka bahkan tidak tampak kaget dengan penyamaran yang dilakukannya. Sekretarisnya bertanya apakah dia telah mendapatkan bahan yang bagus?
"Tentu saja, Nona Kang." Jawabnya sembari melepaskan penyamarannya.

Sambil membersihkan dirinya & ganti baju, pria itu bernarasi. "Seorang penulis tidak hanya menulis dengan otaknya. Tapi juga dengan tangan, kaki & bokongnya. Kadang, dia bahkan menyamar sebagai karakter yang timbul dalam tulisannya."
Pria itu adalah Han Se Joo, seseorang penulis novel terkenal bak selebritis. Dalam sebuah wawancara, dia ditanyai apa yang biasanya dilakukannya waktu sedang buntu ide. Dia menjawab bahwa buntu ide itu sebenarnya cuma bualan para pengeluh hanya supaya mereka sanggup minum-minum.

Tapi dia mengklaim kalau itu bukan ucapannya, dia cuma mengutip perkataan Steve Martin, yang merupakan seseorang aktor sekaligus penulis. Dan dia sangat sepakat dengan ucapannya itu.

Kembali ke meja kerjanya, Se Joo langsung membaca bahan-bahannya kembali & mulai mengetik. Sementara itu di luar, Sekretaris Kang menginstruksikan para pelayan untuk menyiapkan hidangan karena Se Joo akan selesai bekerja lima menit lagi. Para pelayan pun langsung menyiapkan secangkir cokelat lengkap dengan sepotong kayu cantik & juga sepotong kue stroberi.
"Menulis adalah mengukur seberapa akbar kekuatanmu. Aku berusaha untuk permanen sehat dengan mengontrol asupan makananku & berolahraga secara rutin. Tapi saya tidak sanggup meninggalkan kue stroberi & sokelat dengan adonan banyak gula & susu"

Tepat lima menit kemudian, Se Joo mengetik 'enter' & selesai lah pekerjaannya. Pelayan membawakan hidangan itu padanya, hidangan yang hanya dia rasakan sehabis pekerjaannya selesai. Menikmati hidangan itu cita rasanya misalnya sedang menghadiahi diri sendiri.
Alih-alih menghisap rokok, dia lebih memilih menghisap kayu manisnya bak menikmati rokok. "Apa timbul penulis kuno yang menghabiskan waktunya dengan merokok? Aku telah berhenti merokok sejak 2 tahun yang lalu. Batang kayu cantik ternyata sanggup jadi alternatif yang cukup bagus."

Sekretaris Kang masuk & langsung melaporkan berbagai kegiatannya Se Joo. Tapi Se Joo langsung menyela & mengeluhkan taman rumahnya yang menurutnya tampak suram, bagaimana kalau mereka pelihara rusa?... tidak butuh waktu usang, rusa-rusa itu telah nangkring cantik di halaman depan rumah Se Joo.

Versi Bahasa Inggris novel Se Joo yang berjudul 'Unfair Game', jadi New York Times Best Seller. Se Joo & tim agensinya pun terbang ke Amerika untuk melakukan tur keliling di 7 kota akbar.
Book signing-nya Se Joo diadakan di sebuah cafe bernuansa antik & dihadiri cukup banyak media & penggemar. Beberapa penggemar ngerumpi, menggosipkan kekaguman mereka akan goresan pena Se Joo.

Setelah acara usai & cafe kosong, Se Joo menghabiskan waktu membaca buku seseorang diri. Entah bagaimana, lampu dibelakangnya tiba-tiba menyala & lalu mulai berputar hingga menyoroti sebuah bola besi.
Sinarnya sontak menyilaukan mata Se Joo. Dan waktu dia mengalihkan tatapannya, dia melihat sebuah mesin ketik kuno di sana.

Entah kenapa mesin ketik kuno itu langsung menarik perhatiannya. Se Joo mendekat untuk memperhatikannya, benda itu kuno tapi masih kondisinya tampak masih bagus & yang paling menarik perhatiannya adalah keyboard-nya yang memakai huruf hangul.

Se Joo mengulurkan tangan hendak menyentuh mesin ketik itu... waktu tiba-tiba saja terdengar suara seseorang wanita "Apa kau tahu julukan pistol ini?"
Kontan Se Joo menarik kembali tangannya & celingukan mencari berasal suara. Tapi anehnya tidak timbul siapa-siapa. Saat Se Joo mengalihkan perhatiannya kembali ke mesin ketik... kita dibawa melihat errr... mungkin mayapada masa lampau.

Seorang pria yang wajahnya sama misalnya Se Joo (beda contoh rambut) tampak sedang mengetik dengan mesin ketik itu. Seorang wanita yang menyamar memakai kostum pria, datang meletakkan sebuah senjata yang cukup berat di mejanya Se Joo & menanyakan pertanyaan yang Se Joo dengar tadi, "Apa kau tahu julukan pistol ini?"
"Entahlah. Memangnya apa?" tanya pria yang mirip Se Joo itu.

"Karena suaranya mirip dengan suara mesin ketik. Dia dinamai 'Mesin Ketik Chicago'."

"Bagus sekali. Terus?"

"Sebuah pena lebih tajam dari sebuah pisau. Mesin ketik punya kekuatan yang lebih dari sebuah pistol."

"Lantas?"

"Kau wajib menulis sesuatu yang bagus. Jangan menulis hanya karena kau ingin mendapatkan popularitas & wanita. Tulislah sesuatu yang luar biasa."

Se Joo melamun menatap mesin ketik itu waktu pemilik cafe tiba-tiba datang & memberitahunya kalau mesin ketika itu sebenarnya berasal dari Korea & dibuat dengan tangan tahun 1930 di Kyungsung. Pemilik cafe mengalihkan perhatiannya dengan meminta menerangkan tangan.
Se Joo melayaninya dengan bahagia hati & bertanya apakah dia mau menjual mesin ketik itu kepadanya. Tapi pemilik cafe menolak permintaannya karena mesin ketik kuno itu dia dapatkan dengan harga yang cukup mahal di acara lelang. Dia memang penggemar beratnya Se Joo, tapi mesin ketik itu sangat berharga baginya.

Se Joo mengerti & tidak mempermasalahkannya lebih lanjut. Tapi tiba-tiba saja mereka mendengar suara barang pecah. Pemilik cafe langsung meletakkan bukunya di dekat mesin ketik lalu masuk kembali sembari marah-marah kepada seseorang yang dia panggil Hanna.

Se Joo pun berjalan pergi... waktu tiba-tiba saja dia mendengar suara yang memanggilnya, "Hei, bung!"
Suara yang anehnya misalnya berasal dari mesin ketik itu. Iiiiiiihhh! Tapi sepertinya tidak timbul yang aneh, Se Joo pun pergi.

Malam harinya, mesin ketik itu tiba-tiba bergerak & mulai mengetik dengan sendirinya. Wuih! Horor! Bahkan piringan hitam di dekatnya pun menyala dengan sendirinya.
Pemilik cafe terbangun mendengar suara-suara aneh itu. Mengira mungkin timbul penyusup, ia pun langsung bersiap dengan pistolnya sebelum turun mengecek keadaan. Tapi alih-alih mendapati penyusup, dia malah mendapati piringan hitamnya yang tadinya menyala tiba-tiba mati dengan sendirinya.

Tiba-tiba benda di dekatnya terjatuh dengan sendirinya. Refleks, pria itu pun langsung menembakkan senjatanya. Saat dia menembak berasal untuk kedua kalinya, piringan hitam itu tiba-tiba berbunyi lagi & mesin ketik berhantu itu kembali bergerak mengetik dengan sendirinya berulang kali, lalu tiba-tiba saja kursi-kursi di sekitarnya berjatuhan seolah timbul kekuatan tidak terlihat yang menjatuhkannya.
Pria itu kontan melarikan diri ketakutan ad interim mesin ketik itu terus mengetik kalimat yang sama berulang kali, "Kirimkan saya kepada Han Se Joo."

Di tempat lain, seseorang pria misterius menembakkan 3 buah peluru melubangi poster wajahnya Se Joo. Senjata yang digunakannya, dia buat dengan keahlian tangannya sendiri.

Seorang wanita masuk ke sebuah toko buku & langsung merogoh dua copy buku-nya Se Joo. Dia adalah Jeon Seol, salah seseorang penggemar beratnya Se Joo. Saat dia mencium aroma buku itu, Ma Bang Jin - temannya sekaligus pekerja di toko buku itu, memukul kepalanya sembari mengomelinya. Dia mau beli lagi? Dia bahkan tidak punya tempat tinggal sendiri, apa dia mau membangun istana?
"Para maniaklah yang membarui mayapada, tahu! Yang dibutuhkan mayapada ini adalah para maniak."

Sambil menatap posternya Se Joo, Jeon Seol terkagum-kagum mengomentari bakat menulis Se Joo sekaligus ketampanan Se Joo. "Ketampanan saja mungkin sanggup digunakan untuk menyelamatkan negara."

"Ada rumor yang berkata kalau dia menulis dengan menggunakan oto perutnya & menjual dengan tampangnya."
Jeon Seol sontak tersinggung mendengarnya & langsung menarik baju Bang Jin, siapa yang berkata itu? Bang Jin sampai ketakutan melihat tatapan kejam Jeon Seol, itu cuma rumor kok, cuma rumor. Ponsel Jeon Seol berbunyi waktu itu & baru waktu itulah Jeon Seol melepaskan cengkeramannya.

Seorang pelanggan menelepon untuk memintanya datang ke Bandara Incheon & merogoh sebuah barang. Jeon Seol dengan ramah mengiyakannya, tapi sikapnya berubah menakutkan waktu dia kembali ke Bang Jin & berkata kalau Bang Jin bertemu si brengs*k yang menyebarkan rumor itu, katakan padanya kalau Jeon Seol akan mematahkan lehernya. "Kuharap orang itu bukan kau."
Bang Jin langsung memegangi lehernya dengan takut-takut. Setelah Jeon Seol pergi, Bang Jin langsung menggerutui keanehan Jeon Seol. Beberapa rekan kerja Bang Jin bertanya apakah Jeon Seol yang selama ini menghabiskan semua stok bukunya Se Joo? Bang Jin membenarkannya. Jeon Seol itu apa memangnya? Editor?

Bukan. Bang Jin bercerita bahwa Jeon Seol itu adalah maniak legendaris sekaligus penulis fanfict legendaris. Jika biasanya anak-anak menulis fanfict tentang para penyanyi idol mereka, Jeon Seol justru menulis fanfict untuk penulis kesukaannya. Dia adalah pelopor.

Jeon Seol telah keras ketua sejak dia masih mungil. Dalam flashback, kita melihat Jeon Seol mungil menutup buku yang dibacanya lalu menyatakan kalau dia mau menikah dengan seseorang penulis. Teman-temannya bingung kenapa, tapi Jeon Seol mungil juga bingung tidak tahu kenapa, pikiran itu datang begitu saja sejak dia masuk sekolah.

Dia juga mewarisi bakat panjat tebih dari Ayahnya & jago dalam beberapa ilmu bela diri. Waktu remaja, dia pernah bermimpi sanggup masuk Olimpiade. Tapi dia menyerah karena alasan pribadi. Selain itu, dia juga cukup pintar.
Dia bahkan sanggup masuk sekolah kedokteran hewan hanya dengan persiapan selama setahun saja. Semua orang berharap dia sanggup sebagai dokter hewan yang sukses. Tapi dia menyerah lagi, lagi-lagi karena alasan pribadi.

Rekan-rekan kerja Bang Jin mendesah menyayangkannya, orang tuanya Jeon Seol niscaya kecewa. Tapi Bang Jin berkata bahwa kisah Jeon Seol mungkin tidak akan berakhir semenyedihkan ini jika orang tua Jeon Seol terdapat. Apa dia anak yatim? Bisa dibilang begitu lah.

Saat ini Jeon Seol melakoni berbagai pekerjaan paruh waktu yang sanggup dia temukan. Dan karena itulah dia dijuluki 'Pekerja Paruh Waktu Legendaris'. Mengingat dia punya banyak julukan legendaris, rekan kerja Bang Jin berkomentar kalau Jeon Seol niscaya hebat.
"Hebat apaan, dia itu gila lebih tepatnya. Sekarang, dia tidak lebih dari seseorang cewek cerdas yang tergila-gila kepada seseorang penulis."

Saat berhenti di lampu merah, Jeon Seol mesam-mesem kagum menatap posternya Se Joo yang tertempel di bis. "Dia tidak tertandingi. Dia niscaya pernah menyelamatkan negara di kehidupan sebelumnya."

Sementara itu di bandara, Jeon Seol baru saja mendarat & langsung disambut media & para penggemarnya yang jejeritan. Jeon Seol tiba waktu itu & waktu melihat Jeon Seol di sana, dia langsung mengejar Se Joo & lupa dengan pekerjannya.
Dia hendak memotret waktu dia menerima sms dari pelanggannya yang marah menanyakan keberadaannya, dia ketakutan. Kesal, tapi Jeon Seol terpaksa wajib mengurus pekerjannya.

Pelanggan wanita bernama Hanna Kim itu, tampak gugup & cemas menantikan kedatangan Jeon Seol yang tidak kunjung tidak. Begitu Jeon Seol datang, dia langsung marah-marah & tidak mau terima alasan apapun.
Dia menampakan barangnya & memberitahu Jeon Seol untuk memastikan dia mengirimkan barang itu langsung kepada orangnya & bilang saja kalau ini hibah dari pemilik cafe di Chicago.

Dia langsung pergi tanpa berkata kepada siapa barang itu wajib dikirim. Jeon Seol membaca labelnya & mendapati nama penerima barang itu adalah Han Se Joo. Sontak dia kaget, apa mungkin Han Se Joo yang itu?

Se Joo masih terus mengetik dalam perjalanan balik  ad interim CEO agensinya terus nyerocos tiada henti. Saat CEO Gal memprotes kerja gilanya, Se Joo santai menanggapinya. "Menurutmu karena siapa saya jadi gila kerja misalnya ini? Ada banyak yang wajib kutulis. Bagaimana mungkin saya sanggup santai?! Kalau kau punya kesadaran, berhentilah memberiku pekerjaan."
CEO Jal langsung bungkam seketika & beralih menanyakan reservasi restoran.

Di restoran, waktu si ketua koki melihat pelanggannya adalah Se Joo, dia tampak jadi lebih antusias meneriakkan berbagai perintah kepada para anak buahnya. CEO Gal sendiri nyerocos tentang berbagai rencana bisnisnya dari novelnya Se Joo.
Se Joo males mendengarkannya, malah ngobrol sendiri dengan Sekretaris Kang & mengacuhkan CEO Gal. Sekretaris Kang cemas jika Se Joo sendirian di rumah mengingat para pelayan sedang liburan, ditambah lagi dengan adanya insiden penguntitan beberapa waktu yang lalu. Se Joo santai, dia akan baik-baik saja. CEO Gal kontan emosi diacuhin.

Saat dessert dihidangkan, Koki menghampiri mereka untuk minta menerangkan tangan... untuk temannya, dia penggemar beratnya Se Joo & teman yang dimaksudnya itu adalah Jeon Seol. Se Joo pasang senyum ramah menurutinya, tapi si Koki minta satu menerangkan tangan lagi untuk dipajang di restorannya. Senyum ramah Se Joo kontan luntur seketika, tapi dia permanen bersabar menuruti permintaan si Koki.
Puas mendapatkan menerangkan tangan, si Koki membagikan sebuah fortune cookie untuknya. Dia mengklaim kalau ramalan dalam fortune cookie itu biasanya lumayan tepat. Se Joo menerimanya tapi nanti saja dia buka.

Bersambung ke part 2

Chicago Typewriter

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 8:33 PM - 3 Comments