Sinopsis Chicago Typewriter Episode 6 - 1
Jin Oh memberitahu Se Joo bahwa dia hantu sungguhan. Hantu yg terkurung didalam mesin ketik kuno itu selama 80 tahun. Se Joo sontak melongo, teringat bagaimana dikala pertama kali melihat mesin ketik itu dia mendengar suara yg memanggil namanya dari dalam mesin ketik itu.
Se Joo kini mulai mengerti segala keanehan mengenai Jin Oh serta semua tutur-tutur yg pernah diucapkannya. Sekarangpun kita diperlihatkan bagaimana Jin Oh melepaskan diri dari ikatan dalam kursi memakai menghilangkan dirinya serta setiap kali Se Joo tampak seolah sedang bicara dalam udara kosong. Shock memakai kenyataan itu, Se Joo kontan gemetaran lalu kelenger.
Saat Se Joo membuka matanya tak lama kemudian, yg pertama dilihatnya adalah Jin Oh. Kontan dia menjerit ketakutan serta buru-buru melarikan diri. Tapi baru membuka pintu, Jin Oh sudah menghadangnya dalam depan.
Dia bahkan tertentu komat-kamit mengucap doa sambil mau minum bir. Tapi Jin Oh merogoh kaleng bir itu memakai kekuatannya serta ngotot memaksa Se Joo buat ngobrol. Se Joo sontak menjerit histeris serta berusaha mengurung dirinya dalam ruang kerja.
Tapi apalah dayanya dikala Jin Oh bisa menembus tembok memakai mudahnya. Dia sungguh ingin mereka bicara tapi Se Joo terlalu ketakutan serta terus saja jejeritan histeris. Jin Oh hingga stres sendiri dibuatnya.
Beberapa dikala kemudian, Se Joo akhirnya mulai tenang serta mau duduk dalam hadapan Jin Oh yg mengaku kalau dia sendiri resah kenapa Se Joo bisa melihat penampakannya. Saat pertama kali Se Joo melihatnya, dia kira waktu itu cuma lantaran kebetulan saja.
Tapi kemudian Se Joo ternyata bisa melihatnya lagi. Saat kedua kalinya itulah Jin Oh menyadari kalau Se Joo memang bisa melihatnya. Masih takut padanya, Se Joo mendadak bicara memakai bahasa formal hingga Jin Oh aneh sendiri mendengarnya. Bicara biasa saja padanya.
"Apa aku akan jadi kerasukan karenamu?" tanya Se Joo takut-takut "Apa aku akan menjadi penghubung bagimu?"
Jin Oh merasa nir akan begitu, mungkin muncul alasannya walaupun dia dikala ini nir tahu apa. Se Joo tiba-tiba bicara pakai bahasa formal lagi, jadi maksudnya Jin Oh hanya bisa terlihat olehnya seseorang? Jin Oh membenarkan. Ah... dia baru ingat, muncul satu orang lagi yg bisa melihatnya.
Bang Jin sedang membacakan naskah terbarunya memakai penuh penghayatan dalam Seol yg membantu mengetik. Tapi Seol lama-lama protes memakai ceritanya yg nggak jelas ini, katanya mengenai reinkarnasi tapi masa mereka reinkarnasinya jadi kuda. Bang Jin nir akan memenangkan perlombaan menulis naskah kalau begini.
Bang Jin nir terima, pokoknya endingnya akan misalnya itu. Seol nir akan mengerti metafora taraf tingginya. Seol tertentu berdecih, metafora apaan.
Bang Jin keluar ke halaman buat berdoa supaya dia diberi kemampuan menulis yg hebat, dia bahkan meminta didatangkan roh yg jago menulis. Bang Wool yg mendengar doanya, tertentu menabok punggungnya. Dia bisa kesurupan kalau melakukan ini.
Sebaiknya Bang Jin berhenti bermimpi buat jadi penulis naskah drama. Saat Bang Jin masih saja ngotot, Bang Wool tertentu ambil sapu buat menghajarnya. Bang Jin tiba-tiba melihat sesuatu lalu menyapa memakai sopan. Tapi dikala Bang Wool mengikuti arah pandangannya, dia malah nir melihat siapapun dalam sana.
Bang Wool kesal mengira Bang Jin sedang mempermainkannya. Tapi ternyata Bang Jin sungguh melihat hantu seseorang pelajar. Hmm... tapi entah dia sadar atau nir kalau cewek itu hantu, darah dalam bibir hantu itu saja dia kira kecap. LOL.
Mengira cewek hantu itu tiba buat meramal, Bang Jin pun masuk meninggalkan Bang Wool yg cuma bisa melongo kebingungan.
Jin Oh menerka kalau Bang Jin bisa melihatnya mungkin lantaran Ibunya seseorang dukun, ad interim Se Joo entah apa alasannya bisa melihatnya. Sebaiknya mereka segera mencari tahu apa alasannya. Se Joo menyela memakai kesal, lebih baik Jin Oh cari saja cara buat bisa mencapai alam baka serta segera enyah dari rumahnya.
Dia beranjak bangkit dikala Jin Oh memintanya buat membantunnya mencari cara supaya dia bisa terlihat oleh mata manusia. Kenapa jua Se Joo harus melakukannya. Jangan-jangan... "Kau sedang mencoba merasuki seseorang? Apa kau akan merasukiku?"
Jin Oh menyangkal, dia belum bisa merasuki raga manusia. Tapi dia bisa merasuki binatang. Se Joo makin kesal, Jin Oh pergi saja ke alam baka sana. Kenapa jua dia ingin terlihat oleh manusia? Mau jadi artis?
"Aku ingin membicarakan perasaanku dalam Jeon Seol," aku Jin Oh menghasilkan malu-menghasilkan malu.
"Apa katamu?"
"Aku mau mengutarakan perasaanku padanya. Sudah kubilang, kan. Aku jatuh cinta dalam pandangan pertama padanya."
Seol sedang membaca sebuah kitab serta menarasikan sebuah kalimat, "Aku tahu kini. Kau harus mentoleransi apa yg nir bisa kau toleransi serta semua hal melelahkan yg nir sanggup kau hadapi memakai malam-malam yg kau habiskan memakai penuh air mata."
Sambil menonton kembali video konferensi persnya Se Joo, Seol meneruskan narasinya. "Dan aku berani mengatakan kalau aku tahu apa yg kau impikan serta apa yg sudah berhasil kau capai."
Dia lalu pergi ke restorannya Dae Han dimana Dae Han membuatkannya sekotak bento yg dia beri nama 'O Sole Mio' (Oh, Matahariku). "Seol-ah kau adalah matahariku."
Tapi Seol malah bertanya apakah andai tutur seseorang menerima bento ini, dia akan senang. Dae Han sontak patah hati, dia mau menunjukkan kotak nasi ini dalam orang lain? Pada siapa?
"Untuk laki-laki yg memohon dalam orang lain demi aku (Se Joo)," jawab Seol.
Jin Oh cemas memikirkan Seol yg dikerubungi banyak laki-laki lantaran Seol itu sangat mempesona, jadi dia harus memperlihatkan diri dalam Seol secepat mungkin. Jadi, apa Jin Oh sudah pernah mencoba memperlihatkan diri dalam Seol sebelumnya?
"Aku nir begitu berani," aku Jin Oh. Mungkin dia akan sakit hati kalau Seol gagal melihatnya.
"Jadi maksudmu, dia mungkin saja bisa melihatmu... kalau dia muncul dalam waktu yg tepat?"
"Itulah yg kuharapkan."
Tapi kenapa Se Joo tertarik sekali mengenai perkara itu. Apa Se Joo jua menyukai Seol? Se Joo tertentu menyangkal. Dia sudah gila apa? Ada dua hal yg nir akan pernah Se Joo butuhkan dalam hidupnya: Ghost writer serta wanita. Tapi kini muncul yg perlu dia tuang, sesosok hantu yg nir mempunyai kegunaan.
"Keluar dari rumahku sebelum aku memanggil polisi... sebelum aku memanggil pengusir hantu." Ancam Se Joo.
Tepat dikala itu jua, bel tempat tinggal berbunyi. Jin Oh kontan ketakutan, apa itu pengusir hantu? Se Joo mendesah, mungkin itu tukang pijat. Tapi dikala mereka mengecek interkom, ternyata yg tiba Seol. Jin Oh jelas senang serta menyuruh Se Joo buat membiarkan Seol masuk.
Se Joo nir mau. Dia baru saja ngomong kalau dia yg akan keluar, tapi pintu gerbang tiba-tiba membuka memakai sendirinya serta Jin Oh tertentu ngumpet menghadap tembok. Mengira Se Joo membukakan pintu untuknya, Seol pun masuk.
Se Joo nir mendengarkannya saking kesalnya dalam Jin Oh, jadi selama ini Jin Oh yg membukakan pintu buat Seol setiap kali Seol tiba. Jin Oh beralasan lantaran Se Joo selalu bersikap menyebalkan dalam Seol, jadi dia kasihan padanya.
Se Joo sontak membentak kesal "Siapa yg menyuruhmu membuka pintu?!!!"... Tepat dikala Seol masuk yg jelas saja salah paham mengira Se Joo marah padanya.
Saat Se Joo berpaling kembali ke Jin Oh, dia malah sudah nir muncul. Se Joo tertentu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mencari keberadaan Jin Oh serta mendapatinya sedang melambaikan tangannya dalam muka Seol.
"Apa yg kau lakukan!!!" bentak Se Joo.
Seol hingga kaget dibuatnya, kenapa Se Joo teriak-teriak terus sih? Dia sendiri kan yg membukakan pintu. Jin Oh duka, sepertinya Seol memang nir bisa melihatnya. Patah hati, dia pun pergi meninggalkan mereka berduaan.
Se Joo akhirnya bisa bicara normal dalam Seol serta bertanya-tanya apa yg menghasilkan Seol berkunjung ke tempat tinggal seseorang laki-laki selarut ini. Tapi Seol berkata kalau Se Joo bukan laki-laki baginya. Se Joo tertentu melotot, terus dia apa? Seol mau bilang kalau gender itu nir penting, tapi Se Joo malah semakin kesal mendengarnya.
Ah, sudahlah. Memangnya Seol bawa apa kemari. Seol menunjukkan bento yg dibawanya... serta seketika itu jua Jin Oh balik buat menyuruh Se Joo mempersilahkan Seol masuk serta menawarinya teh.
"Enyah kau!" desis Se Joo sepelan mungkin. Tapi Seol mendengarnya. Se Joo buru-buru beralasan kalau dia sedang bicara dalam dirinya sendiri serta mengundang Seol masuk.
Jin Oh duduk dalam samping Seol dikala Seol membuka bento-nya. Se Joo absolut belum makan gara-gara konferensi pers-nya itu. Se Joo kontan tersentuh melihatnya, apa Seol tiba buat menghiburnya. Seol mengiyakannya, sekaligus buat mengucapkan terima kasih lantaran Se Joo membungkuk dalam semua orang demi dirinya. Berkat Se Joo, dia kini nir lagi mendapatkan teror.
Se Joo tertentu menunduk mencoba menyembunyikan senyumannya, itu bukan apa-apa kok. Seol jua meminta maaf lantaran dia nir tahu kalau Se Joo muncul konferensi sesudah bertemu dengannya tadi. Dia jua berterima kasih sekali lagi atas ucapan Se Joo bahwa dia nir akan melupakannya menjadi penggemar pertamanya.
Dia lalu mengeluarkan kitab yg dibacanya tadi serta meminta Se Joo mendengarkan apa yg akan dibacakannya ini. Jin Oh menatap Seol memakai penuh cinta serta mendesah, "Dia sungguh mempunyai hati yg mengagumkan."
"Tutup mulutmu!" bentak Se Joo.
Wkwkwk. Seol kontan membeku sakit hati. Dia tertentu menyodorkan bukunya, kalau Se Joo nir mau mendengarnya, dia baca sendiri saja nanti. Se Joo tertentu galau, bukan begitu maksudnya, dia hanya relatif capek. Seol tertentu cemas mendengarnya. Jin Oh tanya apa Se Joo mau membiarkan Seol pergi begitu? Kenapa?
"Urus saja urusanmu sendiri! Enyah kau! Keluar dari sini! Kenapa kau terus ikut campur?!!! Kenapa kau peduli?!" Jerit Se Joo.
Seol sontak sakit hati mendengarnya. Dia tertentu bangkit serta meminta maaf lantaran sudah peduli memakai Se Joo. Tepat dikala dia berbalik pergi tepat, Se Joo serta Jin Oh mengulurkan tangan buat mencegahnya serta Jin Oh tak sengaja merobek tasnya.
Seol sontak menatap Se Joo memakai kesal. Se Joo berusaha menjelaskan kalau itu bukan ulahnya, tapi tentu saja Seol nir percaya serta tertentu berbalik pergi memakai penuh emosi. Se Joo buru-buru mengejarnya.
Saat dia menarik Seol, dia malah terkejut melihat Seol menangis. Seol mengerti kalau Se Joo absolut merasa tertekan oleh semua kejadian hari ini. Dia hanya mencoba buat membantu, dia berusaha memahami Se Joo setiap kali dia bersikap emosional. Tapi bagaimana, Seol jua manusia.
Hanya lantaran muncul seseorang yg menyukainya, bukan berarti Se Joo punya hak buat menginjak-injak harga dirinya. Dia mencintai Se Joo menjadi seseorang penulis berbakat, tapi nir menjadi seseorang manusia. Dia meminta maaf sekali lagi, menyatakan kalau dia nir akan mempedulikan Se Joo lagi lalu pergi memakai berlinang air mata.
Se Joo tertentu masuk kembali serta menuntut Jin Oh menampakkan diri, tapi Jin Oh nir tampak dimana-mana. Kesal, Se Joo tertentu mengangkat mesin ketik itu serta menggoyang-goyangkannya, mengira Jin Oh muncul dalam dalamnya... tanpa menyadari mata lukisan Eugene O'Neill yg tiba-tiba berkiprah.
Jin Oh masih belum keluar jua, Se Joo pun akhirnya menempatkannya dalam atas meja sambil terus mengancam... dikala tiba-tiba saja dia menyadari muncul yg aneh memakai lukisan Eugene O'Neill. Saat dia berpaling, lukisan itu tampak normal... serta berkiprah lagi dikala dia nir sedang melihatnya.
Masih curiga, Se Joo pura-pura cuek lalu menoleh mendadak serta kali berikut ini sungguh melihat lukisan itu sedang menatapnya sambil senyum. Shock, Se Joo pun kelenger.
Se Joo tersentak bangun keesokan harinya dalam atas kasur serta tertentu lega melihat kamarnya tak muncul siapa-siapa. Tapi dikala dia keluar, dia melihat semua staf-nya sudah muncul disana sedang melakukan tugas mereka masing-masing.
Sekretaris Kang mewakili yg lain meminta maaf dalam Se Joo lantaran tak pernah menyadari berapa berat penderitaan Se Joo. Dia absolut sangat stres hingga melakukan hal sedramatis itu dalam hadapan para wartawan. Karena itulah, mereka tetapkan buat nir meninggalkan Se Joo.
"Kalau anda punya perkara, mohon berbagilah memakai kami. Jangan mencoba menghadapinya seseorang diri. Kami akan mendukungmu." Ujar Sekretaris Kang.
Tepat dikala itu jua, CEO Gal masuk serta tertentu menghambur ke pelukan Se Joo serta memuji konferensi pers yg Se Joo buat kemarin. Berkat aksinya itu, kini medua serta publik sungguh sedang berpihak dalam mereka.
Dengan antusias CEo Gal menyatakan bahwa kini saatnya melakukan pembicaraan mendalam mengenai masa depan. Tapi sesaat kemudian, dia hampir saja tersedak dikala Se Joo malah bilang ingin menghentikan proyek Chicago Typewriter. Dia berjanji akan bertanggung jawab sepenuhnya.
CEO Gal jelas tak mengerti kenapa. Se Joo meyakinkan kalau dia serius memakai segala hal yg dia ucapkan dalam konferensi pers. Frustasi, CEO Gal menerka kalau Se Joo absolut cuma sedang stres serta butuh liburan. Tapi Se Joo terus bersikeras nir bisa melanjutkan novelnya.
"Karena bukan aku yg menulisnya," aku Se Joo.
"Kalau bukan kau, terus siapa?"
Se Joo mengaku ghost writer lah yg menulisnya. Tapi ghost writer itu... hantu beneran. CEo Gal menatapnya memakai aneh. Oh, oke. Dia mengerti. Dia ke kamar mandi dulu, yah. Padahal dia keluar buat menelepon dokter. LOL.
Se Joo mempelototi lukisannya Eugene O'Neill sambil memerintahkan Jin Oh keluar, dia tahu Jin Oh muncul dalam sana. KELUAR! Masih belum reaksi jua, Se Joo pun tertentu melepas luksian itu dari tembok serta menggoyang-goyangkannya sambil jejeritan misalnya orang gila.
CEO Gal melihat itu dari sela pintu serta tertentu mewek dalam dokter, "Se Joo... dia sudah gila."
Se Joo akhirnya pergi menemui Dokter Yang yg menerka kalau mungkin mengalami tekanan hebat gara-gara novelnya. Dokter Yang bertanya apakah Se Joo masih mengalami perasaan takut diabaikan. Orang-orang yg pernah dibuang sebelumnya, umumnya cenderung pergi duluan sebelum mereka ditinggal.
Dokter Yang menerka, apa mungkin Se Joo mengakui punya ghost writer lantaran dia merasa takut diabaikan pembacanya. Se Joo menyangkal, tutur siapa dia menghindar lantaran takut. Dokter Yang terus bertanya, apa dia masih mengalami mimpi nir baik? Kali ini Se Joo tertentu terdiam seketika, teringat masa lalunya.
Flashback,
15 tahun yg lalu, Se Joo remaja terbangun oleh suara Tuan Baek yg membangunkannya. Dia pucat pasi serta hidup sendirian dalam rumahnya. Tuan Baek memperkenalkan dirinya menjadi sahabat mendiang ayahnya Se Joo serta mengajak Se Joo ikut dengannya.
Saat Se Joo tiba ke tempat tinggal mereka, Tae Min menyambutnya memakai ramah. Nyonya Hong jua tampak ramah awalnya, tapi jelas-jelas dia tak senang dalam Se Joo. Sikapnya berubah memakai cepat dikala dia memberitahu Se Joo bahwa mereka bisa hidup memakai baik selama Se Joo taat dalam peraturan.
"Selama kau hidup dalam sini, hidupnya memakai tenang misalnya hantu. Pastikan nir muncul orang yg mendengarmu, bahkan suara nafasmu sekalipun. Kalau kau menghasilkan menghasilkan malu keluarga kami, jangan hingga muncul yg tahu."
Flashback end.
Nafas Se Joo berat kala teringat kenangan itu. Tapi dikala dia berpaling, dia melihat Jin Oh sudah muncul dalam sana. Dokter bertanya-tanya apakah dia masih bisa melihat hantu. (Hah? Jadi sebelumnya dia memang bisa lihat hantu?).
Se Joo menatap Jin Oh lekat-lekat dikala dia berbohong dalam Dokter Yang "Tidak, aku nir bisa melihat hantu."
Bersambung ke part 2
Chicago Typewriter
By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 12:00 PM - Add Comment
Tidak ada komentar:
Posting Komentar