Selasa, 27 Februari 2018

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - dua

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - dua

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQzqvL6wQU-1uS9DBRhT1QEyKHvxkonMDUUK1Y38Y4736ZftbaOoq7YfKSagUHoHAxLZvFe_Mdsi4U8ZLmh72KNtvL7tnOJrcD-5tDFUkeiXX975275vHJv0mWk99atPEUAE2U8nsa8xwx/s1600/ct43.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - 2

Kembali ke rumah, Se Joo mendapat beberapa surat. Yang paling menarik perhatiannya artinya sebuah amplop biru yang anehnya nir terdapat nama pengirimnya. Saat beliau membukanya, beliau mendapati isinya artinya posternya yang berlubang bekas beberapa peluru. Sepertinya dikirim oleh si pria misterius. Se Joo mendesah kesal akan namun pribadi mengacuhkannya.

Jeon Seol tiba pada depan rumah Se Joo & pribadi terkagum-kagum melihat rumah mewah bak istana ini. Sungguh tak percaya saat ini beliau sedang berada pada depan rumah Se Joo. Dia jadi gugup sendiri karenanya. Dia hendak memencet bel, akan namun akhirnya tetapkan buat dandan dulu izin elok buat Se Joo.

Se Joo baru saja keluar dari kamar mandi lalu membuka fortune cookie-nya. Didalamnya beliau menemukan sebuah kertas bertuliskan, "Dewi inspirasi itu seperti hantu. Kadang, mereka timbul tanpa diundang - (Stephen King)."
Meremehkan kutipan itu, Se Joo pribadi mmebuang kertas itu ke tong sampah. Tapi tiba-tiba beliau merasa terdapat sesuatu atau seseorang pada luar jendelanya. Dia hendak mengeceknya saat bel rumahnya tiba-tiba berbunyi.

Seol berlatih mengucapkan sapaannya dalam aneka macam nada-nada manis. Tapi saat Se Joo menyapanya lewat interkom, Jeon Seol kontan kaget & refleks berteriak lantang "Ada kiriman untukmu!"
Wkwkwk. Gagal deh rencananya. Malu, beliau pribadi menundukkan kepalanya & menciptakan Se Joo keheranan melihatnya. Dia malas keluar & meminta Jeon Seol buat meninggalkannya pada depan pintu saja.

Tapi Seol menolak melakukannya, bersikeras mau memastikan barang itu sampai pribadi ke tangan Se Joo karena itulah permintaan kliennya. Se Joo sendiri tetap bersikeras beserta keputusannya & pribadi mematikan interkom-nya.

Frustasi karena gagal bertemu sang idola, Seol terduduk indolen pada depan pagar sembari menggerutui nasibnya. Sepertinya pada kehidupannya sebelumnya beliau artinya pengkhianat bangsa. Saat beliau meringkuk meratapi dirinya, seekor anjing timbul entah dari mana & berlari menghampirinya.
Seol sampai kaget sendiri melihat terdapat anjing tiba-tiba terdapat pada depan matanya. Dia pribadi membelai sayang anjing itu, mengira beliau anjingnya Se Joo. "Aku jadi iri kau tinggal pada rumah ini? Aku juga ingin tinggal pada sini. Aku ingin melihat ruangan yang biasanya beliau pakai menulis."

Tiba-tiba saja pintu pagar terbuka beserta sendirinya & anjing itu pribadi melangkah masuk. Anjing itu lalu menoleh ke Seol seolah mengundang Jeon Seol masuk. Mengira anjing itu menginginkannya masuk, Seol pun pribadi masuk sembari membawa kotak barangnya.

Se Joo hendak memasang USB-nya saat tiba-tiba terdengar ketukan pintu & suara Jeon Seol. Dia akhirnya urung & menutup kembali USB-nya yang berbentuk tulang mini itu.
Seol pribadi tersenyum lebar melihat wajah Se Joo nongol dari pintu. Tapi Se Joo menatapnya curiga, bagaimana beliau sanggup masuk? Seol bingung sendiri mendengar pertanyan itu, kan Se Joo sendiri yang membuka pintu. Se Joo heran, beliau yang buka pintu?

"Kau siapa sebenarnya? Penguntit?"

"Maaf, aku seharusnya memperkenalkan diriku lebih dulu."

Dia hendak mengeluarkan sesuatu dari sakunya, akan namun Se Joo pribadi menghentikannya. Mungkin curiga kalau Seol akan mengeluarkan sesuatu yang berbahaya, Se Joo berusaha menakuti Seol beserta mengklaim dirinya menguasai ilmu bela diri jadi sebaiknya Jeon Seol berpikir ulang jikalau beliau mau mengeluarkan apapun yang ingin dikleuarkannya dari sakunya itu.
"Kau akan dimintai pertanggung jawaban penuh atas segala tindakanmu nanti. Aku nir akan pandang bulu walaupun kau seorang wanita."

"Aku baru saja memikirkan semuanya beserta baik," ujar Seol lalu mengeluarkan kartu nama "Aku artinya seseorang yang mengumpulkan seluruh kebajikan buat melakukan segala hal..."

"Kau artinya yang terpilih, Malaikat Bel Besar?" Se Joo keheranan membaca kartu nama itu.

Ah, Se Joo keliru merogoh kartu nama, itu kartu nama Ibu temannya yang seorang peramal. Dia mengeluarkan kartu namanya sendiri, agensi jasa 'Lakukan Apa Saja'. Se Joo mendapat kartu itu walaupun beliau tetap memandang Seol beserta sinis.

Dengan memakai alasan paket yang dikirimnya, Jeon Seol berusaha masuk kedalam. Se Joo sontak menghalanginya & bersikeras menyuruh Jeon Seol meninggalkannya pada depan pintu saja. Tapi Seol sendiri bersikeras berusaha memaksa masuk sampai menciptakan Se Joo jadi kesal & berteriak membentaknya.
Menyesali teriakannya, Se Joo beralasan kalau beliau hanya nir pernah memasukkan sembarang paket kedalam rumah sebelum diperiksa terlebih dulu. Kenapa?

"Di global ini poly sekali orang yang dibutakan oleh rasa cemburu & berakhir menyia-nyiakan hayati mereka. Orang-orang itu termasuk para penguntit & orang-orang yang menderita gangguan jiwa yang menuduhku mencuri naskah mereka," ujarnya sembari menatap Jeon Seol sinis.

"Aku bukan penguntit, aku artinya penggemarmu..."

Tapi Se Joo sama sekali nir percaya & terus menyindir Seol beserta menyebutkan aneka macam kiriman ancaman yang pernah diterimanya selama ini. Karena itulah beliau nir akan membawa masuk sembarang barang atau orang atau apapun.

Tepat saat mereka tatap-tatapan, si anjing tiba-tiba menyelinap masuk melewati Se Joo & beliau baru sadar terdapat sesuatu yang melewatinya masuk sesaat kemudian. Apa yang barusan lewat? Anjingnya Se Joo. Se Joo malah bingung, anjingnya? Dia alergi bulu anjing jadi beliau nir memelihara anjing satu pun.
Panik, beliau pribadi membuka pintu & menyuruh Jeon Seol buat merogoh anjing itu, kini! Cepat masuk & cari anjingnya. Seol kentara bahagia sanggup masuk ke dalam rumahnya Se Joo. Se Joo stres melihat jejak kaki anjing itu pada sepanjang rumahnya.

"Tidak! Bukan itu!" bentak Jeon Seol tiba-tiba dari ruang kerjanya Se Joo.
Saat Se Joo masuk, beliau malah mendapati USB tulangnya sudah terdapat pada depan anjing itu. Se Joo kontan panik. Jeon Seol bertanya apakah itu USB?

Se Joo kesal, itu bukan sembarang USB, itu yang akan terjadi kerja kerasnya, bahan yang selama ini dikumpulkannya tanpa tidur & makan sampai tulang punggungnya patah & kena wasir. Dia menulis & menulis sampai matanya memerah.

"Kalau anjing itu sampai memakannya, kau juga akan meninggal."

"Tapi beliau bukan anjingku."

"Tapi beliau ikut ke sini karenamu!"

"Pintunya terbuka!"

GUK! Sela anjing itu. Kesal, Se Joo mengancam anjing itu. Jeon Seol pribadi mengomelinya, anjing itu sanggup gelisah kalau diprovokasi. Dia berusaha membujuk anjing itu beserta lebih lembut, akan namun anjing itu malah menelan USB tulang itu. Se Joo & Seol shock.

Setelah memakan flashdisk tulang-nya, anjing itu pribadi kabur. Se Joo panik melihat yang akan terjadi kerjanya diambil si anjing, beliau menyuruh Seol mengejar anjing itu. Seol masih celingukan memperhatikan rumah Se Joo, buat apa beliau melakukannya? Dia kan baru masuk ke rumahnya.
Kau bilang kau akan mengumpulkan semua kebajikan & melakukan apa saja! Akan kubayar kau 2 kali lipat. Empat kali lipat. Delapan kali! bentak Se Joo. Seol pun pribadi melesat keluar.

Sambil lari-lari, Seol menyuruh Se Joo buat menunggu dirumah saja, beliau malah menciptakan anjing semakin marah. Se Joo nir mau, beliau risi kalau sampai Seol mencuri idenya. Seol meyakinkan jikalau beliau pernah menjadi seorang dokter hewan.
Nah itu, Se Joo makin curiga jangan-jangan beliau sudah melatih anjingnya buat mencuri flashdisk-nya. Seol protes, sungguh imaginasinya sangat liar.

Anjing berhenti lari waktu menemui jalan buntu. Se Joo sudah siap mengumpati anjing itu namun Seol buru-buru membekap mulutnya. Mereka wajib membujuknya beserta manis. Ia pun mengajarkan Se Joo supaya berjongkok, menunjukan wajah ramah sembari memanggil anjing itu.. Anak baik.. sini~
Se Joo beserta kaku mengikuti saran Seol. Perlahan Anjing mulai tergoda beserta tingkah 2 orang itu. Ia melangkahkan kakinya menghampiri mereka berdua. Se Joo membuka lengannya lebar-lebar, menantikan pelukan si anjing.

Namun anjing itu malah berlari ke arah Seol beserta dramatisnya. Se Joo menatap adegan lovey-dovey si anjing & Seol beserta cemburu, pelukannya diabaikan.

Anjing pun wajib dibawa ke ruang operasi & Se Joo menunggunya sembari harap-harap cemas. Namun nir usang berselang, Seol sudah keluar menunjukan flashdisk-nya. Anjing sudah buang air akbar lebih dulu sebelum mereka melakukan x-ray. Se Joo melongo kaget, buang air akbar?
Dia mengeluarkannya tanpa duduk perkara sama sekali. Flashdisknya sepertinya masih berfungsi beserta baik. Datanya terkunci, jadi aku nir sanggup melihat isinya. Jangan cemas. Aku sudah membersihkannya.

Se Joo nir mau mendapat flashdisk-nya, Aku punya permintaan lain.

Seol tiba ke rumah Se Joo buat mengirimkan file & memformat komputernya setelah mengirimkan file-nya. Se Joo memperlihatkan kopi sembari menunggu proses formatnya. Seol terus memandangi wajah Se Joo. Se Joo sampai heran, apa terdapat yang ingin dia katakan?
Apa beliau nir mengingatnya? Mereka berdua pernah bertemu sebelumnya. Se Joo cuma terkekeh geli menanggapi pertanyaan Seol, pertanyaannya sungguh basi. Seperti lagu yang diulang-ulang. Lantas, kapan mereka pernah bertemu?

Seol ingin memperlihatkan jawaban. Namun Se Joo memotong ucapannya, 100 tahun yang lalu? 100 tahun yang lalu? Orang yang terobsesi padaku biasanya mengatakan, jangan coba cari jawaban logis dari semua ini. Yang sanggup kukatakan, semua ini artinya takdir. Mungkin terdapat hubungannya beserta kehidupan kita sebelumnya. Apa yang mau kau katakan? Apa mirip beserta yang kubilang barusan?

Seol menyangkalnya, beliau cuma penggemar nomor satunya. Se Joo membandingkan beserta film Myseri, tokoh wanitanya juga mengatakan jikalau dia penggemar nomor satunya. Terdengar notifikasi pem-formatan sudah terselesaikan, Se Joo mempersilahkan Seol buat membuang flasdisknya kemanapun & laptop barunya buat hibah Seol.

Se Joo menyeret Seol buat meninggalkan rumahnya. Seol masih cari-cari alasan buat tetap disana sebentar lagi. Apa perlu beliau membantunya membuka paketan? Se Joo menolaknya beserta ramah, sudah terdapat yang akan memeriksa kirimannya. Memangnya siapa yang mengirimkan paket itu?
Seol akan menjelaskannya pada dalam. Se Joo menghalanginya masuk, jelaskan saja disana. Seol memberitahukan jikalau pengirimnya artinya pemilik cafe pada Chicago. Se Joo jangan lupa beserta pemilik cafe yang punya mesin ketik chicago, beliau pun pribadi membopong paketnya masuk & mengunci pintu rumahnya.

Teman-sahabat Seol kembali menggosipkannya, kenapa Seol menyukai Se Joo. Bang Jin mengatakan kalau Seol itu sudah kutu kitab sejak mini. Seol bilang kalau kitab sanggup membantunya melalui masa sulit. Dia punya poly duduk perkara dalam hidupnya. Tapi penulis kan terdapat poly, kenapa wajib Se Joo?

Seol tiba-tiba timbul, Jangan coba buat melogiskan semuanya. Yang sanggup kukatakan, semua ini artinya takdir. Mungkin terdapat hubungannya beserta sesuatu pada kehidupan kita yang sebelumnya. Ujarnya mengikuti ucapan Se Joo.
Senorita! seru Dae Han si koki.

Seol mengatainya lebay, jangan bicara memakai bahasa itali disana. Dae Han nir menggubris ucapannya & menunjukan tanda tangan Se Joo beserta semangat. Sayangnya, Seol menanggapi beserta santai, tanda tangan Han Se Joo? Tiga sahabat Seol pribadi melongo beserta sikap dinginnya.

Seol menunjukan laptop yang dia dapatkan dari Se Joo. Dia mendapatkannya dari Se Joo setelah melakukan beberapa hal untuknya saat mengirimkan paket. Bang Jin memeluk laptop milik Seol, beliau sanggup merasakan energi dari penulis best seller. Apakah ini sanggup membantunya memenangkan lomba menulis?

Lihat? Ini namanya maniak sukses. Ujar Seol bangga.

Bersambung ke part 3

Chicago Typewriter

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 11:46 PM - 1 Comment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar