Si Si serta Xiao Ling suka melihat benih-benih cinta yang tampaknya akan bersemi antara Cao Guang serta Er Xi. Hanya Wei Wei seorang yang malah merasa cemas, malah ingin memisahkan Er Xi dari Cao Guang.
"Kau sudah gila apa? Apa kau nir mampu merasakan suasana romantis antara Er Xi serta Cao Guang?" protes Xiao Ling "Kau ini pernah jatuh cinta nir sih?"
Wei Wei langsung melirik Xiao Nai dengan canggung. Xiao Nai maupun langsung berdehem canggung kemudian membawa Wei Wei pergi dengan alasan akan mengajarinya
.
"Senior Xiao Nai, bagaimana kau timbul waktu buat datang melihat kami merogoh foto kelulusan? Bukannya kau sedang interview?""Junior, kau banyak memahami tentang aktivitas seniormu. Kau bahkan memahami aku sedang wawancara" balas Xiao Nai sembari membukakan pintu mobil buat Wei Wei."Aku cuma menonton 5, 6, 7, 8 menitan""Total 26 menit. Jadi apa kau menonton bagian utamanya?""Kapan aku putusan bulat buat jadi tunanganmu?" protes Wei Wei"Menurutmu kapan?"
Tepat ketika itu maupun, beberapa mahasiswi junior menyapa Xiao Nai, menyatakan diri mereka fans game New Chinese Ghost Story serta minta menunjukan tangannya Xiao Nai. Xiao Nai menolak mereka dengan sopan serta rendah hati, tapi tak ayal membuat Wei Wei jadi cemburu.
Saking cemburunya, dia yang tadinya protes kasus tunangan, malah menunjukkan "Ayo pergi, tunangan. Bawa barang-barangku ke rumahnya Xiao Ling""Wei Wei, kapan aku putusan bulat jadi tunanganmu? (wkwkwk!) Kita sudah saling mengenal dengan sangat baik, kurasa nir apa-apa apabila aku membantumu pindahan" Wei Wei langsung speechless.
Xiao Nai kemudian membantu Wei Wei memasukkan kedua kopernya ke bagasi mobil. Wei Wei akan permanen tinggal dengan sahabat-temannya pasca lulus, hanya saja kini dia akan tinggal dalam rumah Xiao Ling. Xiao Nai penasaran, apa Da Zhong nir keberatan mereka tinggal dalam rumahnya Xiao Ling. Wei Wei resah, kenapa maupun Da Zhong keberatan. Hmm... walaupun Da Zhong nir keberatan, tapi Xiao Nai yang keberatan serta akhirnya, bukannya membawa Wei Wei ke rumahnya Xiao Ling, Xiao Nai malah memutuskan membawa Wei Wei ke apartemennya. Dia bahkan nir peduli walaupun semua perlengkapan tidurnya Wei Wei sudah dipindahkan ke rumahnya Xiao Ling, Wei Wei mampu memakai perlengkapan tidurnya."Tapi kau cuma punya satu bantal""Itu nisbi""Punggungmu mampu sakit kalau kau tidur dalam sofa terus"Mendengar itu, Xiao Nai langsung mendekati Wei Wei serta "Siapa bilang aku akan tidur dalam sofa?"... kemudian mencium Wei Wei mesra.
Saat Xiao Nai menarik diri, Wei Wei langsung mengingatkannya akan janji Xiao Nai sendiri. Xiao Nai meyakinkannya kalau dia masih jangan lupa serta nir akan melakukannya.Flashback,
Suatu hari ketika Wei Wei menginap dalam rumah Xiao Nai, dia sedang tiduran ketika tiba-tiba saja Xiao Nai yang tadinya dalam sofa pindah ke sampingnya serta bertanya "Wei Wei, kapan kau akan membiarkanku lulus?"Wei Wei resah. Xiao Nai menjelaskan "Kau sudah dua tahun membuatku belajar dalam Jurusan Pengendalian Sukarela""Jurusan Pengendalian Sukarela?""Pengendalian diri"Flashback end,
Mereka saling berpelukan selama beberapa ketika, sebelum akhirnya Xiao Nai mengusulkan supaya mereka ke kampung halamannya Wei Wei dua hari sehabis acara wisuda dengan mobil. Wei Wei nir mengerti kenapa harus dengan mobil, kampung halamannya kan jauh. Lagipula tak timbul lagi barang-barangnya yang harus dipulangkan."Kau tumbuh dalam sana. Jadi masih timbul barang-barangmu yang harus dipindahkan kemari. Naik mobil lebih nyaman""Jadi... maksudmu, kau akan menyetir kesana, bukan buat memindahkan barang-barang dari sini ke sana, melainkan memindahkan barang-barang dalam sana kemari?""Benar. Wei Wei, aku nir berniat mengembalikanmu ke orang tuamu"
Ibunya Wei Wei sibuk mempersiapkan kedatangan Wei Wei serta calon menantunya. Tapi Ayahnya Wei Wei malah kalem nonton TV. Dia bahkan menolak keluar menyambut mereka.
Aw, ternyata Ayah cemburu serta nir rela dengan keputusan Wei Wei buat langsung menikah sehabis lulus serta karenanya Ayah nir mau menunjukkan restu semudah itu. Dia bahkan sudah membuat rencana buat mengetes calon menantu mereka itu. Kalau calon menantu mereka itu gagal dalam satu hal saja maka mereka dilarang menikah.
Berbeda dengan Ayah, Ibu malah langsung suka dengan calon menantu mereka itu bahkan sekalipun baru melihat fotonya doang. Makanya Ibu nir putusan bulat serta nir mau membantu melaksanakan rencana Ayah itu. Saking sukanya, Ibu hingga memperingatkan Ayah buat nir mengacau, apabila nir maka Ayah harus menghabiskan residu hidup Ayah seorang diri.
Karena Ayah nir mau keluar menyambut mereka, Ibu yang akhirnya keluar sendiri buat menyambut kedatangan calon menantunya itu. begitu Ibu pergi, Ayah langsung menggerutu "Apa gunanya melihat foto calon menantu? Memangnya wajah tampan mampu menghidupi keluarga? Wanita memang berpikiran pendek. Aku tak percaya dia mampu lebih tampan dari aku"
Xiao Nai serta Wei Wei akhirnya tiba tak lama kemudian serta langsung disambut hangat sang Ibu yang tampak terperinci langsung suka dengan Xiao Nai. Sementara dalam rumah, Ayah sibuk sendiri memeriksa daftar segala macam hal buat mengetes Xiao Nai. Tapi ketika mendengar suara orang datang, dia langsung menyembunyikan daftarnya serta pura-pura cuek nonton TV.Bahkan ketika Wei Wei memperkenalkan mereka, Ayah menyambutnya dengan tampang jutek. Xiao Nai membawa banyak hadiah mahal pun, ditanggapi dengan sinis sang Ayah. Padahal walaupun jutek, Ayah diam-diam perhatian serta menilai tinggi badannya Xiao Nai mampu diterima.
Mereka kemudian makan malam dengan. Wei Wei sangat perhatian dalam Xiao Nai hingga membuat ayah cemburu. Melihat kecemburuan Ayah, Wei Wei langsung berusaha merayu Ayah dengan memberinya perhatian yang sama sembari memberitahu Xiao Nai tentang makanan ayahnya yang sangat enak.
Sambil makan, Ayah tak buang waktu buat menginterogasi Xiao Nai yang dia panggil Xiao Xiao (Xiao kecil) tentang pekerjaannya. Saat Xiao Nai membenarkan dia bekerja dalam industri game, Ayah langsung mempermasalahkannya serta menilai kalau pekerjaan Xiao Nai itu nir sanggup mendapatkan jujur.Wei Wei langsung membelanya serta mengingatkan Ayah kalau dia maupun bekerja dalam bidang yang sama. Ayah protes balik, kalau Wei Wei bekerja dalam bidang ini maka pasangannya seharusnya bekerja dalam bidang yang lebih stabil.
Xiao Nai dengan sabar memberitahu kedua orang tua Wei Wei bahwa perusahaannya bukan cuma berbagi game, mereka maupun terlibat dalam pengembangan aplikasi lainnya. Tapi Ayah terus menerus mencari cela, menilai pekerjaannya Xiao Nai itu nggak terperinci serta nggak fokus, lompat dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya.
"Sayang, kau maupun tak jarang ganti pekerjaan. Kenapa kau nir mengkritik dirimu sendiri nir fokus maupun?" protes Ibu "Ke-kenapa aku nir fokus? Bagaimana mampu aku disamakan dengannya?"Ujung-ujungnya mereka malah bertengkar dalam depan calon menantu mereka. Saat akhirnya mereka sadar, sontak mereka langsung terdiam membuat malu."Hubungan Paman serta Bibi sangat baik" ujar Xiao Nai
Lagi-lagi, dengan terpaksa Xiao Nai harus tidur dalam sofa. Ibu sungguh merasa tak enak dalam Xiao Nai atas sikap Ayahnya Wei Wei yang sangat aneh hari ini. Seharusnya Xiao Nai tidur dengan Ayah, tapi Ayah malah ngotot memerintahkan Xiao Nai tidur dalam sofa. Tapi Xiao Nai sangat mengerti serta tak mempermasalahkannya.
Tengah malam, Ayah mengendap-endap keluar kamar sembari membawa kitab jurnalnya buat mengecek Xiao Nai dalam sofa. Mengecek apakah Xiao Nai ngorok dalam tidurnya, bahkan hingga mengendus bau keteknya Xiao Nai. wkwkwk! Untungnya Xiao Nai lulus dalam kedua hal itu, nir ngorok serta badannya nir bau.
Keesokan harinya, Ayah mengetes stamina Xiao Nai dengan memaksanya lari pagi dengan membawa beban sekarung beras serta sekotak minuman. Lagi-lagi Xiao Nai lulus dalam bidang itu. Saat Wei Wei melihatnya, terperinci dia langsung memprotes Ayahnya. Tapi Ayah dengan wajah tanpa dosa menjamin bahwa tadi bibinya Wei Wei datang membawakan beras."Lalu apa tadi timbul orang yang datang membawakan sekotak minuman maupun?" tanya Wei Wei tak percaya"Betul!" kata Ayah
Wei Wei menyusul Xiao Nai ke dapur, heran dengan sikap Xiao Nai yang mau-mau saja menuruti ayahnya. Xiao Nai mendesah letih serta tiba-tiba mengusulkan supaya sebaiknya mereka punya anak cowok saja nanti. Bagaimana mampu Xiao Nai berpikiran ke sana padahal dia belum mampu memenangkan hati ayahnya?Xiao Nai mengaku bahwa ketika Ayahnya Wei Wei menyuruhnya berlari 5 km, dia berpikir bahwa apabila nantinya mereka punya anak perempuan, takutnya dia akan membuat aneka macam macam kesulitan yang jauh lebih parah daripada yang dilakukan Ayahnya Wei Wei yang kini buat mengintimidasi siapapun yang mau menikahi putri mereka. Dia bahkan sudah memikirkan bagaimana mengintimidasi mereka, tapi takutnya nanti putri mereka malah nir akan mampu menikah."Karena itulah sebaiknya kita punya anak laki-laki saja, aku bahkan mampu mengajarinya bagaimana memenangkan hati anak gadis orang""Anak gadis orang itu aku, kan?""Oops, istriku sudah memahami""Aku belum jadi milikmu, aku mau menemui ayahku!"
Wei Wei mendapati ayahnya sedang memeriksa kitab jurnalnya dalam balkon. Ayah masih belum mampu mempercayai Xiao Nai, menurutnya Wei Wei serta Ibu nir timbul yang berpikir jernih, Wei Wei karena sedang dimabuk cinta serta Ibu karena terlalu terpikat sang Xiao Nai."Baiklah. Tapi Ayah, apa ayah nir merasa kalau persyaratan ayah ini sedikit aneh?"Ayah nir mengerti apanya yang aneh. Saat orang-orang merekrut anak didik saja, mereka akan mencari yang paling pintar. Sementara dia hendak merogoh menantu, terperinci dia harus punya standar yang lebih tinggi dong."Tapi coba pikir, apabila orang tua Xiao Nai menilaiku dengan cara yang sama, Ayah pasti nir akan suka, kan?""Tentu saja... tentu saja itu dilarang terjadi!" seru Ayah refleks.
Tapi Ayah menjelaskan bahwa dia bukannya bermaksud ikut campur, hanya saja pernikahan ialah kasus penting dalam hidup seorang wanita. Karena itulah dia ingin Wei Wei berpikir ulang serta nir membuat keputusan gegabah tentang masa depannya.Ayah mengakui kalau Xiao Xiao itu pintar dalam segala hal, bahkan lebih tepat daripada dia dulu. Tapi justru itu, Xiao Nai terlalu tepat hingga membuat ayah malah jadi cemas. Wei Wei menyangkalnya, Xiao Nai nir tepat kok. Buktinya dia nir mampu masak. Eh, Ayah malah suka serta memutuskan buat membuahkan itu sebagai kekurangan Xiao Nai yang paling fatal. Tidak mampu masak itu ialah kekurangan yang paling nir mampu diterima, kalau Xiao Nai nir mampu masak maka Wei Wei bakalan repot belanja serta masak setiap hari untuknya nanti. Wei Wei langsung panik serta berusaha membujuk Ayah. Tapi Ayah nir mau dengar.
Wei Wei cepat-cepat mencari Xiao Nai serta memberitahunya kalau dia malah membuat keadaan makin runyam jadi Xiao Nai harus menanganginya sendiri. Xiao Nai geli mendengarnya serta langsung menemui Ayahnya Wei Wei ketika itu maupun.Beberapa ketika kemudian, Wei Wei gelisah melirik ke balkon terus, takut Ayahnya akan semakin mempersulit Xiao Nai. Tapi beberapa ketika kemudian, ayah serta Xiao Nai kembali sembari ketawa-ketiwi akrab. Sepertinya timbul kesepakatan rahasia diantara mereka. Ayah kini malah berubah pikiran serta ngebet menyuruh Wei Wei buat menikah secepat mungkin.Jelas saja Wei Wei cuma mampu bengong. Wei Wei cepat-cepat mendorong Xiao Nai keluar buat menginterogasinya. Apa yang sudah Xiao Nai lakukan dalam Ayahnya hingga mampu membuat Ayahnya berubah secepat itu serta menyuruhnya menikah secepat mungkin.
Xiao Nai menunjukkan kalau dia hanya membahas masa kecil Wei Wei serta dari situ dia menyadari kalau Ayahnya Wei Wei sangat menyukai anak kecil. Lalu dia kebetulan membahas kasus kebijakan baru pemerintah yang mengizinkan 2 anak per keluarga serta dia menunjukkan apabila anak-anak mereka nanti mirip Wei Wei maka mereka pasti akan sangat cute."Lalu apa hubungannya dengan menikah kini?""Ayahmu tampaknya berpikir bahwa cepat-cepat punya cucu itu bukan pandangan baru yang nir baik" (gitu doang? mudah amat :P)
Dari dalam, mereka mampu mendengar suara Ayah yang sungguh terdengar antusias ingin cepat-cepat menikahkan putrinya serta punya cucu secepat mungkin. Xiao Nai menang! dia langsung menelepon ibunya buat mengabarkan keberhasilannya, jadi kini orang tua Xiao Nai mampu datang kemari buat mengantar mahar pertunangan.
Orang tua Xiao Nai akan datang besok padahal Wei Wei merasa belum siap. Dia mengaku bahwa dulu sebenarnya orang tuanya menginginkannya buat kuliah dalam universitas lain. Tapi dia memutuskan buat mendaftar ke Universitas Qing karena dia ingin menjelajah ke luar kota. Aika apabila dulu dia kuliah dalam universitas lain, maka mereka pasti nir akan pernah bertemu.
Mendengar itu, Xiao Nai tiba-tiba memikirkan teori dunia paralel. Dunia dimana Wei Wei kuliah dalam universitas lain serta Xiao Nai nir akan pernah menikah. Dia mungkin akan sangat mengkasihani Xiao Nai yang itu. Wei Wei tersenyum geli mendengarnya, mungkin Xiao Nai yang itu akan bertemu orang lain. "Dia pasti akan sangat pemilih""Kurasa Bei Wei Wei maupun akan sangat pemilih. Lagipula, perjalanan hidup masih panjang, dalam akhirnya mereka pasti akan bertemu... Mungkin ketika mereka sudah beruur 60 tahun serta menjadi pria serta wanita tua, mereka akan bertemu suatu hari serta menghabiskan masa tua dengan"
Xiao Nai tiba-tiba mengusulkan buat meningkatkan kecepatan tanggal pernikahan mereka. Wei Wei heran, kenapa?
"Untuk menggantikan waktu pria serta wanita tua itu. Untuk menggantikan waktu yang berharga"
Keesokan harinya, kedua orang tua Xiao Nai datang serta mereka semua makan malam dalam suasana yang ceria serta akrab. Xiao Nai serta Wei Wei permanen romantis mirip umumnya.
Beberapa waktu kemudian, ketiga sahabat Wei Wei melihat-lihat rumah baru Wei Wei serta Xiao Nai. Saking kagumnya dalam rumah baru mereka ini, ketiga sahabat Wei Wei hingga meminta Wei Wei buat menyuruh Da Shen mendesign rumah mereka apabila mereka menikah nanti. Wei Wei langsung protes, dia mendesign rumah ini dengan Xiao Nai tapi mereka malah memuji Xiao Nai saja.Mereka penasaran ingin melihat gaun pengantin Wei Wei. Tapi Wei Wei malah menyuruh mereka melihatnya sendiri dalam kamar karena dia nir mampu memindahkannya. Mereka jadi semakin penasaran serta langsung buru-buru mencari gaun pengantin Wei Wei dalam kamarnya.
Gaun pengantin Wei Wei ternyata masih timbul dalam dalam kotaknya serta modelnya ialah gaun pengantin tradisional Cina yang tampak sangat mewah, berwarna merah dengan sentuhan motif emas lengkap dengan mahkota phoenix. Berapa uang yang mereka keluarkan buat semua ini? Wei Wei sendiri maupun nir memahami, mereka tanya saja dalam Xiao Nai. Mungkin ratusan atau ribuan yuan. Mereka semakin melongo mendengarnya."Da Shen bilang kalau harganya nir akan jatuh, jadi ini nir dipercaya buang-buang uang""Bahkan sekalipun harganya nir akan jatuh, tapi ini kan nir akan bertelur. Apa ini nisbi berharga?""Tidak kasus selama Wei Wei mampu bertelur""Aku nir bertelur, aku melahirkan insan, memahami!"
Mereka sungguh kagum melihat baju pengantin tradisional Wei Wei yang sangat cantik itu. Mereka kemudian meminta Wei Wei buat mencoba memakainya, tapi Wei Wei nir mampu, dia bahkan nir memahami bagaimana cara memakainya. Memangnya mereka sendiri memahami caranya apa? Semuanya langsung geleng-geleng.
Mereka nir menyangka Wei Wei akan menikah secepat ini. Tapi Wei Wei tiba-tiba meralat, dia sebenarnya sudah menikah. Hah? Dia kemudian mengisyaratkan sahabat-temannya dalam kitab nikah warna merah yang timbul dalam atas nakas. Teman-sahabat Wei Wei sontak menggodanya, Er Xi bahkan bertanya-tanya kenapa Wei Wei menikah secepat ini? Apa dia sudah hamil duluan?
Wei Wei langsung merampas kitab nikah itu dari tangan mereka serta menjamin kalau dia hanya takut Er Xi akan melarikan diri ke luar negeri dengan seorang diplomat, kalau begitu maka dia nir akan mampu hadiah pernikahan.
Er Xi langsung heboh "Jangan sebut si Cao Guang itu! Aku pasti sudah gila karena melamar kerja dalam kementrian luar negeri""Aku nir bilang Cao Guang, aku cuma bilang seorang diplomat"
Setelah bercanda tawa seharian, ketiga sahabat Wei Wei akhirnya pamit pulang. Tepat ketika Wei Wei mengantarkan mereka ke pintu, Xiao Nai pulang. Er Xi dengan canggung meminta izin Xiao Nai buat membiarkan Wei Wei tinggal dengan mereka hari ini.
Wei Wei dengan pedenya menjamin kalau dia nir perlu izin siapapun buat menginap dalam manapun, tapi Xiao Nai melarang dengan tegas. Wei Wei langsung terdiam. Xiao Nai kemudian memperlihatkan diri buat mengantarkan mereka semua pulang.
Wei Wei mandi selama Xiao Nai mengantarkan sahabat-temannya pulang. Tepat ketika dia baru keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai kimono, Xiao Nai kembali. Xiao Nai sendiri kalem tapi Wei Wei jadi canggung serta gugup.
Wei Wei memberitahunya bahwa dia nir memahami bagaimana cara memakai baju pengantinnya. Xiao Nai menjamin kalau dia mampu kemudian mulai mengeluarkan baju pengantin itu, melepaskan kimono Wei Wei kemudian membantu memakaikan baju pengantin itu perlahan-lahan serta penuh kesabaran.
Setelah selesai, dia membawa Wei Wei bercermin. Dia begitu terpesona melihat Wei Wei hingga dia langsung menarik Wei Wei kedalam pelukannya serta menciumnya.
Xiao Nai kemudian membawa Wei Wei ke warnet kawasan pertama kali dia melihat Wei Wei. Dia memberitahu Wei Wei bahwa dia sudah membeli kawasan ini serta kantor Zhi Yi akan dipindahkan kemari. Dia memberitahu Wei Wei beberapa area yang akan dia renovasi kemudian memberitahu Wei Wei sesuatu yang dia sembunyikan selama ini.
"Pertama kalinya aku melihatmu, kau duduk dalam kursi itu" ujar Xiao Nai sembari mengarah kawasan yang dulu pernah Wei Wei tempati.Wei Wei tak percaya mendengarnya "Kau sebenarnya jatuh cinta padaku semenjak pandangan pertama, bukan? Sekarang aku menyadari kalau kau ialah serigala"Bukannya protes, Xiao Nai malah menarik Wei Wei kedalam pelukannya serta sedikit mengoreksi "Aku maupun seekor serigala yang kelaparan""Bukannya merasa membuat malu, kau malah merasa bangga?""Sebagai serigala non-omnivorous dengan selera spesifik, kalau nir lapar maka akan lebih memalukan" ujar Xiao Nai sembari berusaha memangsa Wei Wei lagi, tapi Wei Wei buru-buru menghindar dengan alasan mau melihat area lain.
Sementara Wei Wei berkeliling, Xiao Nai melihat kursi kenangan itu lagi. Mengingat ketika-ketika dia pertama kali melihat Wei Wei serta langsung terpesona sang permainan jari Wei Wei dalam memainkan gamenya. Wei Wei melihat-lihat sebuah area kemudian mengusulkan supaya kawasan itu dijadikan ruangannya Xiao Nai. Tapi Xiao Nai nir menjawab.
Wei Wei cepat-cepat kembali serta mendapati Xiao Nai sedang melamun menatap kursi "Kau sedang apa?""Aku memikirkan pertanyaanmu barusan""Barusan? Memangnya aku tanya apa?""Aku berpikir, apabila aku memahami bahwa aku akan mencintaimu sebesar ini, aku pasti akan jatuh cinta padamu dalam pandangan pertama"
-THE END-
Love 020
By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 7:13 PM - 30 Comments
Tidak ada komentar:
Posting Komentar