Jumat, 23 Februari 2018

Sinopsis Bride of the Water God Episode 8 - 1

Sinopsis Bride of the Water God Episode 8 - 1

Image source: http://d263ao8qih4miy.cloudfront.net/wp-content/uploads/2017/07/habaek1-00546.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Bride of the Water God Episode 8 - 1

Seorang anak kecil tampak keluar dari sebuah gua sambil memakan dedaunan kemarau kemudian membawa masuk setumpuk dedaunan kemarau.
2600 tahun yg kemudian di Negeri Air.

Habaek tanya ke Imam Besar, bagaimana ilahi terlahir. Dengan antusias dia membuka sebuah dokumen yg menceritakan mengenai kelahiran insan. Jika laki-laki & wanita saling mencintai, mereka akan melakukan segala sesuatu bersama-sama kemudian terbentuklah insan baru didalam perut si wanita yg kemudian keluar dari dalamnya. Dan itu namanya 'Melahirkan Bayi'.

Terus kalau ilahi bagaimana terbentuknya, mereka kan tidak punya bayi? Imam Besar tak nyaman dengan pertanyaan itu & berusaha menghindar, tapi Habaek terus saja nyerocos. Imam Besar akhirnya mau bicara & memberitahu kalau Dewa langsung saja ada dengan sendirinya & bukannya dilahirkan.
Mereka bisa saja dilahirkan sebagai insan atau raja semesta alam yg menciptakan kita atau bisa saja mereka artinya hibah dari alam. Habaek gundah dengan ucapan ambigunya. Imam Besar menjelaskan kalau inilah disparitas antara insan dengan ilahi.

"Dewa pada dasarnya memang cukup ambigu. Dan terserah insan buat mencari tahu maksud kita."

Manusia selalu bertanya mengapa & selalu mencari alasan yg logis. Mereka membuat segala situasi di lebih kurang mereka sebagai wajar. Tapi ilahi hanyalah ilahi, keberadaan ilahi melampaui segala alasan logis.

Mereka kemudian masuk ke pintu air yg kemudian membawa mereka ke wilayah Bi Ryeom & Moo Ra berada. Imam Besar melanjutkan bahwa mereka tidak bisa sebagai orang tua bagi siapapun.
Akan namun... ada beberapa ilahi yg melahirkan anak dengan meminjam tubuh insan. Dan anak mereka sebagai makhluk 1/2 insan & 1/2 ilahi. Dan anak itu hidup kekal.
"Makhluk semacam itu bisa membuat aib bagi Alam Dewa. Makhluk misalnya sungguh ada?" Tanya Moo Ra.

Imam Besar membenarkan keberadaan makhluk semacam itu, walaupun dia tak pernah melihatnya. Habaek penasaran, apa makhluk itu bisa dianggap sebagai ilahi.

Menurut Imam Besar, makhluk misalnya itu tidak bisa dianggap ilahi sebab rupa ilahi tidak akan pernah berubah sepanjang hidup mereka. Tapi makhluk itu jua tidak bisa dianggap insan sebab makhluk itu punya kekuatan spesifik. Tapi kekuatan mereka jua tidak terlalu berguna misalnya kekuatan ilahi.
Kekuatan ilahi membantu mereka buat mengatur & menjaga semua makhluk. Sementara kekuatan makhluk 1/2 ilahi 1/2 insan itu bisa membinasakan makhluk hidup. Element kekuatan mereka artinya barah. Karena itulah tidak nyaman buat menjadikan makhluk misalnya itu buat sebagai pasangan mereka.

"Apa mereka lebih bertenaga daripada Habaek?" Tanya Bi Ryeom antusias.
Moo Ra tak percaya, itu tidak mungkin. Tapi Imam Besar mengklaim kalau dia jua tak tahu. Moo Ra ngamuk-ngamuk tak terima, sudah niscaya Habaek yg paling bertenaga.

Habaek terdiam cemas. Imam Besar meyakinkan kalau itu tidak mungkin terjadi, lagipula Habaek tercipta buat sebagai raja.

Moo Ra tak percaya dengan cerita Imam Besar tadi. Lagipula di mayapada insan, ada banyak cerita rancu misalnya cerita mengenai beruang yg makan bawang buat sebagai insan.
Bi Ryeom masih terkagum-kagum memikirkan makhluk yg jauh lebih bertenaga daripada Habaek itu. Moo Ra kesal, Imam Besar kan tidak pernah mengatakan begitu. Bi Ryeom mengoreksi, Imam Besar bilang kalau dia tidak tahu, itu sih sama saja dengan mengakui kebenarannya.

Memikirkan makhluk itu bisa mengontrol barah, Bi Ryeom berpikir mau menangkapnya & menjadikannya pandai besi. Moo Ra malah menyarankannya buat kabur saja andai saja dia bertemu makhluk itu, sebab sudah niscaya makhluk itu jauh lebih bertenaga daripada Bi Ryeom.

"Dan Habaek, sebaiknya kau mengabaikan mereka andai saja kau bertemu mereka. Kekuatan buat membinasakan? Itu sih bukan ilahi."

Habaek masih sangat cemas & tanya ke Imam Besar, apakah makhluk itu jahat. Imam besar mengatakan bawha mereka bisa baik andai saja mereka menggunakan kekuatan mereka demi kebaikan. Tapi andai saja sebaliknya, maka mereka jahat.
"Kenapa? Apa anda takut?"

"Mana mungkin aku takut pada makhluk semacam itu." Sangkal Habaek. "Lagipula kami hidup kekal."

Tapi Imam Besar menegaskan bahwa hidup kekal itu berbeda dari keabadian. Dewa bukan lagi ilahi andai saja mereka dilupakan sang insan. Dia tidak akan benar-benar hidup bahwa sekalipun dia hidup. Ada banyak ilahi yg gagal hidup kekal.

Habaek makin gugup mendengarnya, "Dewa kehilangan status mereka sebagai ilahi hanya akrena dilupakan sang insan? Apa makhluk itu punya kekuatan misalnya ini?"

Jangan khawatir. Bukan berarti makhluk itu punya kekuatan tak terbatas. Makhluk misalnya itu tidak diterima di mayapada ilahi maupun mayapada insan, jadi mereka mungkin hidup dengan menyembunyikan identitas mereka. (Ah, anak kecil di gua tadi)

"Tapi anda niscaya bisa mengenali mereka dengan hanya satu tatapan, Tuan Habaek. Karena anda artinya ilahi yg akan sebagai raja."

Habaek menangkap Hoo Ye & berbisik dengan senyum licik, "Ketangkap kau."
Hoo Ye sontak mendelik kaget (Dia makhluk 1/2 insan 1/2 ilahi?). Hoo Ye cepat-cepat menguasai dirinya & mengklaim kalau dia tak mengerti apa maksud Habaek. Dia berusaha menghindar, tapi Habaek terus mengkonfrontasinya.

Ibunya Hoo Ye hidup & tewas misalnya insan, ad interim ayahnya hidup kekal. Dia konfiden kalau darah di batu itu artinya darahnya Hoo Ye, iya kan? Hoo Ye makin gugup mendengarnya.

Cemas kalau Habaek sudah tahu kalau dia sudah menjual tanahnya, So Ah berusaha menyela & menyeret Habaek pergi. Tapi Habaek jadi semakin marah & mengira kalau So Ah mengetahui jati diri makhluk ini yg sebenarnya. So Ah kentara tak mengerti maksudnya.
Moo Ra ada saat itu & buru-buru meminta maaf atas sikap Habaek. Hoo Ye pun bergegas pergi dari sana. Habaek menyuruh Moo Ra buat tinggal bersama Bi Ryeom buat ad interim waktu, ada sesuatu yg wajib dia pastikan.

Hoo Ye kembali ke kantornya & menatap papan namanya & foto-fotonya dengan cemas. Memikirkan ucapan Habaek tadi, ucapan So Ah mengenai beberapa makhluk yg punya kekuatan super & jua ucapan Bi Ryeom yg mengklaim kalau dia & Moo Ra punya pekerjaan yg sama, Hoo Ye mulai mengerti segalanya. Dia langsung gemetar, berusaha menahan emosinya.

Dalam perjalanan pergi, So Ah cemas mengira Habaek sudah tahu kalau dia sudah menjual tanahnya. Tapi apa maksud Habaek mengenai jati diri Hoo Ye.

Soo Ri & trio ilahi mendiskusikan kasus ini bersama. Moo Ra tak percaya mendengarnya, mana mungkin CEO Shin itu 1/2 ilahi. Dia lebih bertenaga daripada Tuan Habaek? Tanya Soo Ri. Dan Moo Ra langsung menempeleng kepalanya.
Moo Ra langsung marah sebab Habaek malah terang-terangan memberitahu Hoo Ye mengenai apa yg diketahuinya, dia kan sudah bilang buat mengabaikannya saja andai saja dia bertemu makhluk semacam itu.

Mana sekarang Habaek kehilangan kekuatannya lagi. Bagaimana kalau CEO Shin itu beneran 1/2 ilahi & punya niat jahat. Habaek mengklaim kalau hanya itu cara satu-satunya buat menyampaikan jati diri laki-laki itu.

"Aku konfiden kalau dia ada hubungan dengan hilangnya Joo Dong."

Saat mengantarkan Habaek, Bi Ryeom yg sedari tadi cuma diam, berpendapat kalau ini cuma asumsinya Habaek saja sebab habaek bahkan tidak punya bukti. Habaek sinis mendengarnya, mungkin sebab kelamaan hidup di sini hingga Bi Ryeom sudah misalnya insan saja & butuh bukti buat itu.
Bi Ryeom mengklaim kalau dia wajib mengadopsi metodenya insan biar dia bisa menyamai kemampuan Habaek & Moo Ra. Sebaiknya mereka memastikannya dulu. Kebetulan sekali makhluk misalnya itu dekat dengan So Ah.

Dia menawarkan diri buat menilik bagaimana So Ah & Hee Ye bisa dekat & apa hubungan mereka. Tapi Habaek melarangnya, jangan menyeret So Ah kedalam urusan mereka.

Bi Ryeom tidak mengerti kenapa, hamba ilahi kan milik mereka. Jadi dia tidak bisa membiarkan Hoo Ye merogoh milik mereka. Mereka tidak boleh membiarkan So Ah galat mengira Hoo Ye sebagai ilahi & melakukan sesuatu untuknya misalnya mencuci kaos kakinya Hoo Ye.

"Tidak mungkin. Nona Hamba lumayan jemawa. Dia tidak akan mau mencuci kaos kaki." Kata Soo Ri.
"Jangan lupa kalau hamba yg jemawa itu hanyalah insan yg kurang pandai."

"Kurasa kau tidak punya hak mengatakan misalnya itu. Apa kau pikir kau punya hak buat mencemaskan hal semacam itu sebab Negeri Langit yg membuat Nak Bin lupa mengenai kebodohan insan?"

Habaek mengingatkan bahwa Negeri Air & Alam Dewa memang memaafkan rajanya Bi Ryeom, tapi itu bukan berarti kalau mereka memaafkan perbuatannya. Bi Ryeom hanya bisa diam menahan kesal mendengar itu.

Tapi begitu menurunkan Habaek, Bi Ryeom balas mengkonfrontasi Habaek. Bukankah Habaek yg telah melibatkan insan kedalam semua kasus ini.
Anggap saja kalau So Ah tidak akan memihak Hoo Ye sebab dia benar-benar hamba yg setia. Tapi bagaimana dengan Hoo Ye. Sebagaimana mereka mewaspadai saat-saat dia bersama So Ah, Hoo Ye jua niscaya penasaran dengan saat-saat yg So Ah habiskan bersama Habaek.

"Mungkin jua dia meyakini kalau dia berhak mempunyai seorang hamba jua. Entahlah. Seperti yg kau bilang, aku kelamaan hidup di mayapada insan, instingku jadi tumpul. Jadi kau & insting tajammu saja yg mengurusnya sendiri."

Dia langsung pergi, meninggalkan Habaek yg cemas. Soo Ri jua semakin menambah kecemasannya saat dia memikirkan kemungkinan kalau si 1/2 ilahi itu punya rencana jahat pada So Ah.

So Ah menatap kontrak penjualan tanahnya dengan cemas. Apalagi saat teringat ucapan Habaek bahwa dia akan dituduh sebagai Raja yg tidak sanggup melindungi sebidang tanah. Tapi sedetik kemudian, dia tetapkan buat masa kurang pandai, dia kan menjual tanah miliknya sendiri.
"Aku akan mendongkkan kepalaku & menghadap langit. Aku tidak malu sama sekali!"

Tapi tepat saat itu jua, petir di langit tiba-tiba menggelegar mengagetkannya. Itu sebenarnya ulah Bi Ryeom yg menjentik-jentikkan jarinya dengan kesal. Tapi kemudian Moo Ra menelepon & membentaknya buat berhenti, berisik!
Bi Ryeom mengklaim kalau ini artinya peringatannya buat si 1/2 ilahi itu. Bi Ryeom kesal memikirkan ucapan Habaek tadi. "Si kep*rat itu. Dia selalu mengungkitnya setiap kali aku hampir melupakannya. Makhluk 1/2 ilahi? Sepertinya waktu bermain sudah selesai."

Hoo Ye pun melihat petir yg menggemuruh di langit itu & tampak memikirkan sesuatu.

Habaek pergi menemui So Ah di kliniknya, tapi hanya ada Sang Yoo jadi Habaek tetapkan duduk & menunggu di sana. Sang Yoo heran kenapa Habaek musti datang kemari segala, katakan saja apapun yg perlu dikatakannya di rumah.
Tapi, apa mereka pernah bertemu sebelumnya? Pokoknya Habaek tidak boleh di sini, So Ah sudah punya pacar. Dia konfiden kalau So Ah menampung Habaek di rumahnya cuma sebab So Ah itu baik hati. Pacarnya So Ah itu orang yg hebat. Habaek tetap diam & berusaha menahan kesal mendengar ocehan Sang Yoo.

So Ah akhirnya kembali saat itu & langsung kaget melihat Habaek & cepat-cepat menyembunyikan kontrak penjualan tanahnya.
Mereka kemudian duduk di meja kerjanya So Ah. Sang Yoo memberikan minuman buat mereka. Tapi saat Habaek hendak merogoh cangkirnya, So Ah malah menukarnya dengan cangkirnya sendiri. Ada cacat di bibirnya. Habaek sontak panik memegangi bibirnya.

Tapi maksudnya So Ah artinya cacat di bibir cangkirnya. Orang bilang, cacat di peralatan makan itu bisa sial. "Kalau aku sih tidak kasus, aku tidak mungkin lebih sial daripada sekarang ini. Kenapa kau datang kemari?"

"Aku ingin pergi bersamamu." Ujar Habaek. So Ah hampir tersedak saking kagetnya.

Mereka akhirnya berjalan pergi bersama malam harinya. Habaek menggerutu di tengah jalan, maksudnya pergi bareng tuh naik mobilnya Moo Ra bersama. So Ah mengatakan kalau dia meminjamkan mobilnya pada Sang Yoo, sebab itulah keinginan Sang Yoo.
Mengalihkan topik, Habaek penasaran apakah So Ah benar punya sesuatu yg namanya 'Pacar'? Dia nyerocos mengatakan kalau dia sudah mencari tahu mengenai arti 'Pacar' & 'Kencan'. Jadi, apakah So Ah & CEO hotel itu punya hubungan afeksi.

So Ah gugup menyangkalnya, mana mungkin. Menyinggung permintaan maaf Habaek yg waktu itu, So Ah jua meminta maaf sekarang. Dia tidak mengatakan alasannya & hanya berjanji akan mengajak Habaek ke wilayah-wilayah bagus & memberinya makan kuliner lezat, dia jua berjanji akan membelikan baju-baju bagus buat Habaek.

"Anggap saja ini perta perpisahan lebih awal."

Habaek gundah, apa sebenarnya yg sedang dilakukan So Ah. So Ah mengatakan kalau dia hanya sedang berusaha membuat perasaannya lebih baik.

Beberapa saat kemudian, Habaek jejeritan gaje naik roller coaster & jejeritan makin heboh saat masuk ke rumah hantu. Jadinya malah hantunya yg kaget sama Habaek hingga So Ah wajib bergegas menutup mulutnya.
Dia terus ketagihan naik roller coaster hingga So Ah wajib menyeretnya keluar dari sana. Habaek protes, tidak baik seorang hamba menghalang-halangi tuannya.

"Tidak baik bagi seorang raja buat membahayakan hidupnya demi sesuatu semacam itu," balas So Ah.
Habaek terpana menatapnya, "Imutnya."

"Kau bilang apa?"

"Kau imut. Sungguh."

So Ah sontak tersipu malu mendengarnya, rasanya aneh dipanggil 'imut' di usianya yg sekarang. Habaek santai mengingatkan So Ah kalau dia berusia 2800 tahun.

Habaek tanya kenapa So Ah ingin pergi ke wilayah banana boat berada. Karena So Ah merasa bisa menenangkan jiwa & raganya di sana. Saat insan menemui jalan buntu, rasanya mereka hanya ingin melepaskan segalanya.
"Karena sesuatu yg dianggap uang itu? Karena kau tidak punya itu?"

Itu galat satunya, tapi jua sebab ayahnya. Habaek terdiam, teringat permintaan So Ah waktu itu buat mempertemukannya dengan ayahnya. So Ah mengatakan kalau dia mengulang kembali hidupnya, dia jua benci dengan Korea.

"Tapi kau sekarang jauh lebih baik daripada saat aku pertama kali datang kemari. Kau punya tunggangan beroda empat baru, punya ponsel baru."

"Apa gunanya semua itu andai saja pada akhirnya kau akan pergi." Ujar So Ah keceplosan. Dia buru-buru mengalihkan topik menanyakan maksud Habaek mengenai Hoo Ye.

"Aku bilang padanya buat tidak merayu wanitaku," alasan Habaek yg kentara membuat So Ah mendelik kaget mendengarnya.
Habaek beralasan kalau dia menangkap basah Hoo Ye yg ingin merayu So Ah, jadi dia memperingatkan Hoo Ye bahwa dia butuh izin darinya andai saja dia ingin merayu So Ah.

Tanpa mereka sadar, Hoo Ye sebenarnya ada di sana, sedang memperhatikan mereka. Dia mulai mengerti maksud So Ah saat So Ah bercerita bahwa belakangan ini dia mulai bergantung pada seseorang & banyak berharap dari orang itu.
Lebih parahnya lagi, So Ah mulai terbuka pada orang itu. Padahal tidak seharusnya dia terbuka & bergantung pada orang itu. Karena orang itu pada akhirnya akan pergi... tapi orang itu bukan insan.

Keesokan harinya, Habaek baru bangun & melihat So Ah sudah berangkat kerja. Teringat ucapan So Ah dulu mengenai disparitas diantara mereka, dia langsung menelepon So Ah & mengajaknya pergi bareng lagi.

Ja Ya mengambarkan foto model anggun pada Ketua Shin & mengklaim kalau dia jua bisa jadi terkenal setelah melakukan photoshot semacam ini. Tapi saat Ketua Shin meng-zoom out gambar itu, dia malah mendapati itu foto 1/2 bug*l.
Ketua Shin sontak marah & mengancam Ja Ya buat tidak melakukan hal misalnya itu atau dia tidak akan memberikan warisan sedikitpun untuknya. Berhenti saja & bekerjalah di shopping mall-nya Hoo Ye.

Ja Ya heran, bukankah Hoo Ye yg ingin membeli tanahnya Ketua Shin. Berpikir sejenak, tiba-tiba saja dia sepakat. Lagipula dia kan wajib mewarisi bisnis Ketua Shin nanti, jadi dia akan mulai latihan mulai dari sekarang. Ketua Shin kentara senang. Tapi tampaknya Ja Ya punya rencana tertentu.

Bersambung ke part 2

Bride of the Water God

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 9:54 AM - Add Comment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar