Michiko shock berat dengan ciuman dadakan itu... tapi setelah beliau sadar dari shocknya, beliau tertentu bertanya-tanya, siapa itu Haruko? Sayangnya pertanyaannya nir terjawab sebab Ayumu sudah terlanjur tidur lagi.
Michiko insomnia sepanjang malam gara-gara ciuman semalam. Dia berusaha mengingatkan dirinya sendiri kalau beliau artinya wanita dewasa jadi nir seharusnya beliau terlalu terpengaruh sang satu ciuman itu.
Dengan tekad bahwa beliau nir akan terpengaruh sang ciuman semalam, beliau akhirnya turun. Tapi waktu Ayumu menyapanya, beliau malah terlonjak kaget kayak lihat hantu.
Saat mereka sarapan dengan, Ayumu meminta maaf atas tragedi semalam. Michiko mengira kalau Ayumu membicarakan kasus ciuman mereka semalam & cepat-cepat meyakinkan Ayumu buat mengira 'itu' menjadi sapaan ala barat saja. Tapi ternyata, Ayumu sama sekali nir jangan lupa apapun. Dia bahkan nir jangan lupa bagaimana beliau sanggup pergi.
"Kau benar-benar nir jangan lupa apapun?"
"Apa aku melakukan sesuatu?"
Michiko tertentu membisu saking tercengangnya, tapi kemudian memutuskan buat nir memberikan apapun. Tapi... "Siapa itu Haruko?" tanyanya bertanya-tanya.
Saking kagetnya Ayumu hingga menyemburkan supnya. Michiko mengaku kalau beliau mengetahui nama itu sebab Ayumu menyebut nama Haruko waktu beliau mabuk semalam. Ayumu menyangkalnya & bersikeras kalau Michiko mungkin salah dengar. Mungkin kemarin beliau mengucapkan kata lain yang mirip kata Haruko... mungkin: 'tamago' (telur) atau 'falcon' (rata burung elang yang kalau diucapkan cara Jepang akan terdengar 'farukon').
"Kalau begitu beliau falcon perempuan" kata Michiko tak percaya.
Dia kemudian bertanya-tanya apakah kemarin Ayumu baik-baik saja? Soalnya Terui bilang kalau Ayumu tertidur sebab mabuk berarti beliau lagi bad mood. Dengan nada rada-rada emosi, Ayumu menyangkalnya & bersikeras kalau beliau baik-baik saja kemudian cepat-cepat mengalihkan topik, mengingatkan Michiko kalau hari ini beliau muncul wawancara kerja. Untung Ayumu mengingatkannya soalnya Michiko benar-benar lupa (mungkin gara-gara ciuman semalam).
"Tidak apa-apa sih kalau kau mau terus jadi pelayanku"
"Setelah aku punya pekerjaan & mengembalikan semua hutangku, aku akan segera keluar dari sini"
"Baguslah"
Tiba-tiba kucing liar yang mereka pelihara berjalan mendekatinya. Michiko pun tertentu berseru memanggilnya "HARUKOOOOO~~~!"
Hahaha! Ayumu tertentu bereaksi secara refleks & Michiko dengan santainya berkata "Aku belum memutuskan namanya. 'Falcon' kedengarannya nama yang nir mengecewakan, kan?"
Beberapa waktu kemudian, Michiko pergi ke poly sekali perusahaan buat interview. Perusahaan-perusahaan yang ditujunya tidak selaras-beda seolah beliau nir punya tujuan yang kentara mau kerja di perusahaan bidang apa.
Lebih parahnya lagi, jawabannya nir muncul yang memuaskan. Saat ditanya wacana apa keunggulan dirinya, Michiko malah bilang kalau keunggulannya artinya sifat periangnya. Saat beliau interview di perusahaan mainan anak & diminta memainkan kendama, beliau malah nir sanggup memainkannya sama sekali padahal dalam resumenya beliau bilang kalau beliau pintar main kendama... waktu beliau masih mini dulu. Lalu waktu beliau wawancara di perusahaan konstruksi beliau bilang kalau beliau suka melihat pembangunan konstruksi semenjak beliau mini... sebab dulu beliau sering corat-coret di tembok yang baru dibangun & dimarahi para tukang.
Pada waktu yang bersamaan di cafe, Ayumu menemukan bekas resumennya Michiko yang beliau buang di daerah sampah & tertentu geleng-geleng begitu membaca isinya.
Tiba-tiba beliau disms Haruko yang meminta maaf sebab nir sanggup tiba mengantarkan bunga Christmas Rose itu hari ini sebab sibuk. Gara-gara sms itu, Ayumu tertentu sedih hingga-hingga beliau nir sanggup konsen dengan pekerjaannya. Bahkan waktu Kakek yang sudah jadi langganan permanen cafe ini memanggilnya, beliau nir dengar sama sekali... beliau baru sadar waktu Kakek memanggilnya dengan cara yang sama seperti cara Michiko memanggilnya 'Shunin'.
Saat Michiko belanja di mini market malam harinya, beliau bertemu Terui yang bekerja di mini market itu. Saat Michiko mengeluh kalau semua wawancara kerjanya tadi tampaknya akan gagal lagi, Terui berusaha menghiburnya & memberitahunya kalau beliau pula pernah mengalami apa yang Michiko alami kini, nir punya pekerjaan, nir punya tempat tinggal & nir punya uang. Tapi Ayumu kemudian mengajaknya tinggal di cafe, memberinya daerah tinggal buat sementara & memberinya makan lezat setiap hari hingga beliau berhasil mendapatkan pekerjaan. Karena itulah, Terui benar-benar berhutang budi pada Ayumu.
Saat beliau kembali ke cafe, Ayumu menyambut kepulangannya. Tak lama kemudian beliau dapat telepon mengecewakan sebab satu dari perusahaan menolaknya. Saat beliau memberitahukan kasus ini pada Ayumu, Ayumu tertentu mengomelinya sebab Michiko sudah melakukan kesalahan semenjak di menulis resume.
"Masak kau bilang keunggulanmu artinya sifat periangmu. Itu sih sama saja dengan nir menulis apapun"
"Apa boleh buat, aku nir punya keunggulan lain selain itu... buat sementara, kau membaca resume ku?!"
Ayumu mengabaikan protesnya kemudian memberikan nasehat jitu buat Michiko. Yang seharusnya Michiko tulis dalam resumenya, seharusnya bukan sifat periang... tapi kemauan keras. Michiko benar-benar orang yang punya kemauan keras sebab dulu di perusahaan lama mereka, Michiko lah satu-satunya orang yang nir pernah mengundurkan diri walaupun beliau sering kali dibentak-bentak. Daripada melamar kerja ke sembarang perusahaan, Ayumu menyarankan agar Michiko melamar kerja ke satu perusahaan yang paling beliau sukai saja.
"Kalau kau lulus, aku akan mentraktirmu makan daging sapi kualitas premium"
Mata Michiko tertentu berbinar-binar mendengarnya "Aku akan berusaha yang terbaik buat sanggup lulus bagaimanapun caranya!"
"Hanya demi daging?" tanya Ayumu heran
"Hanya demi daging. Kalau kau mengatakannya dari dulu, aku niscaya berusaha melakukan yang terbaik semenjak awal"
Michiko mencoba memikirkan perusahaan apa yang paling beliau sukai? Perusahaan daging? Tapi beliau cepat-cepat menampik pikiran itu sebab kalau beliau kerja di perusahaan kuliner yang paling beliau sukai, takutnya beliau malah akan membenci daging nantinya. Saat beliau merogoh jaketnya pakai tongkat mainannya, tiba-tiba beliau tahu perusahaan mana yang diinginkannya. Perusahaan yang menghasilkan tongkat mainan itu... yang kebetulan lokasinya agak dekat dari Cafe Himawari.
Dengan tekad & semangat baru, Michiko pun tertentu mendatangi perusahaan itu keesokan harinya. Awalnya beliau tertentu ditolak sebab mereka sedang nir membuka lowongan & nir sedang membutuhkan pegawai waktu ini, tapi Michiko nir menyerah begitu saja.
Dia terus berusaha memohon agar beliau dipekerjakan di perusahaan ini, beliau bahkan rela ditempatkan di departemen apa saja. Bahkan beliau tertentu menunjukkan poly sekali barang miliknya yang adalah produksi perusahaan ini. Dia terus nyerocos panjang lebar meyakinkan Pak manager kalau beliau benar-benar menyukai poly sekali barang produksi perusahaan ini & sebab beliau menyukai perusahaan ini maka beliau akan berusaha melakukan yang terbaik demi perusahaan ini.
Awalnya beliau hampir saja ditolak tapi tiba-tiba Pak direktur kepala departemen pemasaran, menyela mereka. Dia barusan mendengarkan semangat juang Michiko & benar-benar kagum hingga ia tertentu menunjukkan Michiko buat bekerja di bagian daerah kerja. Dan begitulah, Michiko pun akhirnya dapat pekerjaan baru.
Malam harinya, semua orang berkumpul di cafe buat merayakan pekerjaan barunya Michiko. Ayumu benar-benar memenuhi janjinya dengan menyebarkan steak daging sapi premium khusus buat Michiko. Dengan sangat antusias, Michiko menceritakan pengalamannya dalam mendapatkan pekerjaan ini. Bagaimana beliau begitu dikagumi sebab kemauan kerasnya hingga akhirnya beliau tertentu ditawari pekerjaan padahal perusahaan itu sedang nir membuka lowongan. Semua orang kagum mendengar ceritanya & Ayumu menatapnya dengan bangga.
"Michiko-san, tak disangka ternyata kau punya semangat tinggi yah"
"Semangat tinggi itulah yang sangat diharapkan sang perusahaan. Itu yang dikatakan direktur padaku"
Menyadari semua ini berkat nasehat Ayumu, Michiko hendak berterima kasih padanya. Tapi belum sempat mengutarakannya, Ayumu cepat-cepat menghentikannya & mengomelinya buat makan saja sebelum steaknya dingin. Michiko memakan dagingnya & tertentu memekik kegirangan saking enaknya tuh daging. Dia hendak berterima kasih lagi. Tapi lagi-lagi, Ayumu menghentikannya sebelum beliau sempat mengutarakan apapun & tertentu mengacak-rambang rambut Michiko.
Tapi seketika itu pula, jantung Michiko tertentu berdebar sangat kencang. Dia heran kenapa beliau merasa seperti ini... Apa mungkin beliau menyukai Ayumu?... Tidak! Tidak! mungkin beliau cuma salah paham pada perasaannya sendiri. Dia cepat-cepat mengalihkan pikirannya dengan memakan dagingnya lagi sambil bersikeras memberitahu dirinya sendiri kalau perasaannya itu hanya sebab terlalu bahagia sanggup memakan daging sapi premium.
Tiba-tiba wanita pemilik toko bunga tiba lagi membawakan bunga Christmas Rose. Dan waktu Ayumu menyebut namanya, barulah Michiko akhirnya tahu dialah wanita bernama Haruko yang dipanggil Ayumu waktu beliau mabuk malam itu, dialah wanita yang dipikirkan Ayumu hingga Ayumu mengira Michiko artinya wanita itu & menciumnya.
Keesokan harinya, Michiko berusaha menanyai Ayumu wacana wanita bernama Haruko itu. Ayumu berkata kalau Haruko hanyalah seseorang florist yang beliau mintai donasi buat menghias cafe ini. Tapi tentu saja Michiko nir percaya, masa interaksi mereka cuma itu saja? Ayumu bersikeras kalau memang cuma itu saja interaksi mereka.
Mantan rekan kerja mereka dulu, tiba ke cafe buat mengantarkan undangan pernikahannya buat Michiko. Dia heran melihat Michiko kini tinggal dengan Ayumu yang dulu sangat dibencinya. Michiko sulit memberikan alasannya apalagi cerita dibalik semua ini agak panjang buat diceritakan.
"Apa kau menghabiskan semua uangmu hingga kau jadi punya poly hutang?" tanya wanita itu
Michiko kaget "Dari mana kau sanggup tahu?"
"Aku selalu cemas kalau kau akan jadi seperti ini" desah wanita itu.
"Semua orang kecuali dirimu sendiri sudah tahu" ujar Ayumu
Wanita itu meyakinkan Michiko bahwa dibalik kasus niscaya muncul hikmahnya. Buktinya, gara-gara perusahaan mereka tutup, pacarnya tertentu melamarnya. Begitupun Ayumu, gara-gara perusahaan mereka tutup, kini beliau jadi sanggup menjalankan bisnis cafe ini. Michiko pun pula seperti itu, kini beliau punya pekerjaan baru... & mungkin saja beliau akan bertemu orang lain yang jauh lebih baik nantinya.
Dia kemudian memberikan 2 butir tiket nonton film yang didapatnya dari suaminya buat Michiko & memberitahu Michiko bahwa suaminya mengundang poly laki-laki single ke pesta pernikahan mereka nanti. Karena itulah beliau berharap Michiko akan sanggup menemukan seseorang yang baik disana agar beliau sanggup memakai tiket nonton film itu buat kencan dengan laki-laki itu.
Akhirnya, tibalah waktu Michiko mulai bekerja di daerah kerja barunya. Dia memperhatikan para pegawai lain di sekitarnya & menyadari kalau semua pegawai masih belia-belia & dialah yang paling tua. Salah seseorang rekannya memberinya sebuah dokumen.
Michiko pun mulai mengerjakan pekerjaan pertamanya... tanpa menyadari kehadiran Si laki-laki tampan yang ternyata bekerja di daerah kerja itu pula.
Pria itu artinya Daichi Mogami (Shohei Miura). Dia melihat Michiko tapi waktu beliau hendak menyapanya, tiba-tiba beliau dapat telepon krusial. Akhirnya beliau nir jadi menyapa Michiko & tertentu masuk kantornya.
Michiko mengerjakan laporannya dengan agak cepat hingga menciptakan rekan kerjanya terkagum-kagum & tertentu memberinya pekerjaan lain. Saking senangnya dapat kebanggaan, Michiko mau-mau saja mengejarkannya.
Tapi lama-kelamaan, niat orisinal Si rekan kerja itu mulai kelihatan. Sedari tadi beliau hanya mainan hape & sengaja menumpahkan semua pekerjaannya pada Michiko, tapi Michiko sama sekali nir menyadari niat orisinal wanita itu saking senangnya dipuji-puji, bangga pada dirinya sendiri sebab akhirnya beliau merasa berkhasiat.
Wanita itu bahkan pretensi menangis dengan alasan mau kencan, padahal kentara-kentara beliau sengaja menarik simpati Michiko agar Michiko bersedia merogoh alih semua laporannya. Jadilah Michiko akhirnya wajib lembur mengerjakan bertumpuk-tumpuk dokumen sendirian.
Pak direktur hendak pergi waktu beliau melihat Michiko, beliau benar-benar pada Michiko kemudian mengeluh panjang lebar wacana performa kerja para pegawai wanita di daerah kerja ini yang sama sekali nir becus, nir pernah mau kerja lembur seperti Michiko bahkan nir mengerjakan pekerjaan mereka dengan benar. Pak direktur bersyukur dengan keputusan tepatnya mempekerjakan Michiko...
Tapi sebelum pergi, Pak direktur tiba-tiba berkata "Oh ya, kerja lembur disini nir dibayar" (Hah?! pantesan aja pak ga muncul yang mau kerja lembur)
Michiko kaget mendengar kerja lemburnya nir akan dibayar. Tapi walaupun begitu, permanen saja beliau permanen mengerjakan semua laporannya hingga tengah malam. Dia begitu berkonsentrasi dengan pekerjaannya hingga-hingga beliau nir menoleh waktu Daichi pamit pergi padanya.
Hari-hari berikutnya, beliau permanen mengerjakan semua pekerjaannya dengan penuh semangat. Tapi setiap hari pula, semua orang selalu pergi tepat waktu & meninggalkannya kerja lembur sendirian.
Bersambung ke part 2
Please Love the Useless Me
By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 8:56 PM - 3 Comments
Tidak ada komentar:
Posting Komentar