Mal Sook mendengar gerutuannya dan jadi heran. Dia pribadi menginterogasi kemana Ji Na semalam, apa dia dengan laki-laki. Ji Na pribadi tersedak, berarti benar dia dengan laki-laki semalam. Lalu sejauh mana sudah korelasi mereka. Ji Na berusaha menyangkal dan meyakinkan Mal Sook kalau mereka tidak melakukan apapun seperti yang Mal Sook pikirkan.
"Tidak melakukan apapun? Jika kau dengan laki-laki tapi tidak terjadi apapun, berarti ada yang tidak beres dengan dirimu. Kau niscaya sangat amat tidak menarik hingga seorang laki-laki tidak melakukan apapun" kata Mal Sook
"Pria itu, bukan laki-laki semacam itu"
Mal Sook tidak puas dengan jawaban Ji Na dan terus berceloteh membahas betapa tidak masuk akalnya perkara ini "Setidaknya, kalian berdua harusnya berciuman"
Ji Na lagi-lagi pribadi tersedak, berarti benar mereka semalam berciuman. Kalau mereka berciuman, itu berarti mereka sepasang kekasih. Ji Na menyangkalnya dan pura-pura meremehkan arti sebuah ciuman "Apa masalahnya dengan sebuah ciuman. Jaman kini anak-anak mini berkeliaran sambil saling berciuman"
Ji Na cepat-cepat mengalihkan topik membahas tentang pacarnya Mal Sook yang pengangguran dan mengolok-olok Mal Sook lantaran mencintai laki-laki semacam itu "Memangnya cinta bisa membuat perutmu kenyang"
"Cewek matre sepertimu, tidak akan pernah mengerti cinta"
"Lebih baik jadi matre daripada jadi orang kolot sepertimu"
"Kalau begitu kutanya kau. Apa arti laki-laki itu bagimu?" tanya Mal Sook. Ji Na gundah bagaimana harus menjawabnya dan akhirnya hanya berkata kalau laki-laki itu cuma seorang laki-laki yang malang.
Hari itu juga, Ji Na kedatangan tamu yang tak disangka-sangka, ibunya. Ji Na shock menurut mana ibunya tahu alamatnya pada Seoul. Hmm... niscaya Mal Sook pelakunya.
Mereka berdua pribadi keluar dan tampak terang korelasi Ji Na dan ibunya sangat canggung. Malah Mal Sook yang sikapnya jauh lebih sopan dan menyambut kedatangan ibu dengan senang hati.
Saat suaminya menelepon, Ibu sedikit berbohong dan memberitahunya bahwa Ji Na sangat senang menyambut kedatangannya bahkan menanyakan kenapa ayah tidak ikut tiba.
Bukannya mengundang ibunya masuk rumah, Ji Na malah mengajak Ibu buat makan pada luar. Ibu ingin tahu perusahaan besar tempat Ji Na bekerja. Tapi Ji Na enggan memberitahu dan berkata kalau dia masih pegawai magang. Dia berjanji akan memberitahu ibu apabila nanti dia sudah resmi jadi pegawai tetap.
"Baiklah, kau niscaya bekerja dengan baik. Ibu percaya padamu"
Ji Na berusaha meredakan kecanggungan diantara mereka dengan mengajak ibu bersulang soju. Ibu bertanya-tanya apakah Ji Na sudah punya pacar kini. Ji Na menyangkalnya dan beralasan kalau dia sangat sibuk hingga tidak punya waktu pacaran.
Ibu heran memang apa salahnya kalau dia pacaran, wajar kalau wanita muda seperti Ji Na pacaran. Ji Na bertanya-tanya laki-laki seperti apa yang ibu inginkan menjadi pacarnya.
"Hmm... laki-laki cakap dan kaya"
"Iya kan?"
"Bercanda, laki-laki yang baik hati saja. Yang paling krusial dalam hidup bukanlah otak, tapi hati"
Tae Woon sedang sangat amat senang hingga-hingga dia tidur sangat amat nyenyak dan tidak mau bangun. Man Soo hingga harus menepukinya hingga Tae Woon akhirnya mau bangun. Dan begitu melihat jam, Tae Woon pribadi shock menyadari dia ketiduran hingga siang.
Man Soo heran melihat perilaku Tae Woon yang tidak biasa ini dan pribadi curiga, Tae Woon niscaya sedang jatuh cinta. Saking yakinnya, dia pribadi berceloteh panjang lebar tentang cinta dan imbas biologisnya pada tubuh.
Setelah makan siang, Ji Na mengantarkan ibunya yang hendak pulang. Sebelum berpisah, Ibu memberikan seamplop uang buat Ji Na dan bersikeras memaksa Ji Na menerimanya saat Ji Na menolak. Ibu memberitahunya bahwa uang itu artinya uang saku menurut ayahnya.
Ayah tidak berani ikut lantaran takut membuat Ji Na marah. Tapi sesungguhnya, ayah sangat merindukan Ji Na. Bahkan setiap hari ayah selalu memandangi foto Ji Na. Ji Na akhirnya menerima uang itu dan menangis haru setelah ibu pergi.
Tae Woon berusaha menghubungi Ji Na tapi tidak diangkat. Man Soo masih sangat yakin kalau Tae Woon dan Ji Na melakukan sesuatu semalam tapi Tae Woon melakukan kesalahan besar setelahnya makanya kini Ji Na mengabaikan teleponnya Tae Woon. (Padahal Ji Na tidak menjawab teleponnya lantaran saat itu dia tengah menangis haru menatap uang pemberian ayahnya).
Dan lantaran itulah, Man Soo menyarankan agar Tae Woon memperbaiki kesalahannya dengan melakukan sesuatu yang istimewa buat Ji Na. Misalnya dengan balon dan konfeti. Man Soo meyakinkan Tae Woon buat melakukan nasehatnya yang dia jamin niscaya akan sukses.
Hee Chul baru saja selesai berolahraga saat orang suruhan Senator Jung tiba dan menyerahkan laporan medisnya Ketua IM yang ternyata didiagnosis menderita Lou Gehrig (kelumpuhan syaraf), bahkan kini Ketua IM sudah mulai indikasi gejala kesulitan berkecimpung.
Ji Na masih kesal pada Mal Sook. Tapi Mal Sook berusaha meredakan kemarahannya dengan menawarinya snack, soju dan meminta maaf setulus hati. Tapi dia melakukan itu lantaran ibunya Ji Na sangat mencemaskan putrinya "Tapi, rasanya menyenangkan kan bertemu ibumu lagi?"
"Menyenangkan? Aku malah marah"
Karena melihat kedatangan ibunya malah membuat Ji Na berpikir buat bisa sukses. Mal Sook menasehati Ji Na buat tidak terlalu perhitungan. Sebagai anak, jauh lebih baik buat bersikap baik pada orang tua. Menjadi sukses mungkin tidak gampang. Tapi berbakti pada orang tua itu tidak sulit.
Bagaimana pun Ji Na masih jauh lebih baik daripada dirinya yang kedua orang tuanya bercerai lalu masing-masing menikah lagi dan kini dia bahkan sulit buat bertemu mereka berdua. Dulu dia sama seperti Ji Na, benci pada kedua orang tuanya. Tapi kini dia menyadari kalau dia tidak pernah berbakti pada mereka.
"Kau niscaya terlahir jadi orang baik. Itu terlalu sulit bagiku" kata Ji Na
"Kau pikir jadi orang baik itu gampang? Kau harus berusaha"
Tapi Ji Na tidak mau jadi orang baik. Kedua orang tuanya artinya orang baik dan apa hasilnya? Hidup mereka cuma begitu-begitu saja. Ji Na bertekad buat orang sukses yang bisa membuat orang lain iri padanya. Berbeda dengan Ji Na, Mal Sook hanya ingin hidup damai dan puas dengan menjadi dirinya sendiri.
Tae Woon mulai memakai MP3 pemberian Ji Na dan berpikir kalau dia harus memberikan pemberian balasan. Setelah berpikir sejenak, akhirnya dia memutuskan buat merekam sebuah lagu jadul (pakai kaset jadul) menjadi pemberian balasan buat Ji Na.
Dia lalu membuat gabungan kudapan manis dan menghias rumahnya dengan balon-balon dan segala macam peralatan lainnya sinkron saran Man Soo. Keesokan paginya, Tae Woon sudah sangat antusias menanti-nanti kedatangan Ji Na.
Tapi Ji Na pribadi masuk tempat kerja hari ini, sinkron perintah Hee Chul yang kemarin melarangnya mengambil bunga menurut Tae Woon. Ji Na bertemu keliru satu sunbaenya pada depan lift. Sunbae heran lantaran melihat Ji Na tidak membawa bunga seperti umumnya.
Hee Chul tiba tepat saat itu juga dan menyuruh Si sunbae buat memberikan tugas Ji Na yang satu itu pada orang lain saja. Tapi sedetik kemudian, dia berubah pikiran dan memerintahkan agar usahakan mereka tidak usah lagi mengambil bunga tiap pagi.
Setelah Si sunbae pergi, Hee Chul memberitahu Ji Na bahwa dia ada urusan siang ini, jadi dia tidak akan bisa ikut meeting dan berharap agar Ji Na bisa melakukan presentasinya dengan baik walaupun dia tidak ada. Tapi dia meminta Ji Na buat mengosongkan waktu nanti malam agar mereka punya waktu dengan. Dan Ji Na pribadi mengiyakannya sambil tersenyum malu-malu.
Ketua IM menolak saran dokter buat dirawat pada rumah sakit dan lebih memilih beristirahat pada villanya. Sekretarisnya tiba tak lama kemudian dan Ketua IM pribadi menuntut Si sekretaris buat menyerahkan resumenya Ji Na. Tapi anehnya, Si sekretaris relatif ragu. Ketua IM terus menuntut bahkan pribadi merebut tabletnya Si sekretaris.
Meeting dimulai dengan presentasi menurut Ji Na dengan topik 'daur ulang kenangan', kemudian dilanjutkan dengan presentasi menurut Hye Mi dengan topik 'komunikasi'. Tim Ji Na mengedepankan pembuatan banyak sekali peralatan menurut bahan-bahan alami. Sementara Tim Hye Mi mengedepankan pembuatan tempat yang bisa dikunjungi oleh semua kalangan dengan menyediakan banyak sekali fasilitas buat semua kalangan.
Kali ini, Tim Hye Mi lah pemenangnya, para direktur menyukai wangsit komunikasinya Hye Mi. Semua rekan timnya pribadi memuji-muji Hye Mi dan Hye Mi pun tidak lupa buat berterima kasih pada rekan-rekan timnya. Rekan-rekan timnya ingin merayakan kesuksesan mereka.
Tapi sayangnya, Hye Mi terpaksa harus mengecewakan mereka lantaran dia sudah ada janji hari ini. Dia tidak bilang bahwa janji yang dimaksudnya artinya janji dengan Hee Chul yang dulu pernah berjanji akan mentraktirnya kalau Hye Mi sukses pada presentasi selanjutnya.
Ji Na meminta maaf pada rekan-rekan timnya atas kekalahan mereka. Manager Choi ingin mereka minum-minum malam ini, tapi Ji Na tidak bisa lantaran sudah ada janji. Waduh! Ji Na juga ada janji sama Hee Chul. Rekan-rekannya curiga, jangan-jangan Ji Na punya pacar, jangan-jangan pacarnya Ji Na artinya Tuan Malang. Ji Na pribadi menyangkalnya. Tapi semakin dia ngotot, kedua rekan timnya malah semakin yakin dengan dugaan mereka.
Sekretarisnya Ketua IM berhasil mendapatkan resume digitalnya Ji Na plus rekaman pembuatan iklan dadakan dengan menggunakan Tae Woon menjadi modelnya saat Ji Na interview kerja dulu. Anehnya, Si sekretaris terus gelisah. Apalagi saat Ketua Im hendak membawa riwayat keluarganya Ji Na. Dan kecemasannya cukup beralasan, lantaran begitu Ketua melihat profil kedua orang tua Ji Na, Ketua pribadi shock.
Flashback,
Dulu, pernah ada sebuah proyek besar yang ditangani IM. Tapi ada perkara dengan proyek itu dan adiknya kepala ingin mereka menghentikan proyek ini agar mereka tidak merugikan klien mereka. Tapi Ketua IM menolak dan ngotot buat meneruskan proyek stigma itu lantaran dia tidak mau merugikan perusahaan mereka sendiri.
Kembali ke masa kini,
Entah apa yang terjadi setelah itu, tapi kenangan itu membuat Ketua IM tegang dan pribadi beranjak bangkit buat menemui ayahnya Ji Na. Sekretaris mencegahnya dan mengingatkannya kalau ayahnya Ji Na tidak akan mau menemuinya, jadi percuma dia pergi. Lagipula selama ini Ketua sudah melakukan banyak sekali macam cara buat meminta maaf pada ayahnya Ji Na tapi tetap saja ayahnya Ji Na tidak mau menerima maafnya.
"Dulu, aku meminta maaf hanya demi kebaikanku sendiri. Tapi kali ini aku harus pergi buat mengurai takdir kami yang berbelit"
Hee Chul, Senator Jung dan beberapa pemegang saham, makan malam dengan sambil bersuka cita merayakan penyakit Lou Gehrig yang menggerogoti tubuh Ketua IM. Memang, Tae Woon itu tidak berguna. Tapi Ketua IM masih memiliki Direktur Ma yang tidak bisa diremehkan. Mereka jadi bertanya-tanya, apa planning Hee Chul buat menghadapi Tae Woon.
"Jika anda mempercayai saya dan membiarkan saya mengerjakannya sendiri maka saya akan mengurusnya" ujar Hee Chul bijak.
Hye Mi melihat Hee Chul kembali ke tempat kerja dan pribadi menyusulnya. Hye Mi memberitahunya kalau timnya menang kali ini. Hee Chul tampak tidak antusias sama sekali, dia bahkan baru memberi ucapan selamat setelah Hye Mi memintanya buat mengucapkan selamat.
Didalam laporan proyeknya, Hee Chul menemukan sebuah tiket opera. Hye Mi mengingatkan Hee Chul akan janjinya bahwa mereka akan kencan apabila dia menang. Hee Chul hendak memberitahu Hye Mi bahwa dia ada janji lain malam ini. Tapi belum sempat mengatakan apapun, sekretarisnya Hee Chul masuk dan Hye Mi pun pribadi pergi.
Hye Mi lalu pergi ke atap dimana dia mendapati Ji Na sedang mengomeli dirinya sendiri lantaran kalah. Hye Mi mengingatkannya bahwa mereka masih punya satu proyek terakhir dan proyek terakhir itulah yang akan menentukan pemenang yang sesungguhnya.
Kedua wanita membahas bagaimana sejak awal takdir membuat korelasi mereka jadi rumit. Seandainya saja mereka tidak harus bersaing memperebutkan hal-hal yang sama, maka mereka berdua niscaya bisa jadi rekan kerja yang baik.
"Siapapun yang berhasil pada akhirnya nanti, usahakan kita minum soju dengan setelah magang usai" usul Hye Mi
Hye Mi sudah dengar kalau malam ini Ji Na ada janji. Dia jadi bertanya-tanya dengan siapa? Apa dengan Tuan Malang? Ji Na tidak lezat memberitahu yang sebenarnya dan akhirnya berbohong dengan mengiyakan pertanyaan Ji Na.
Malam harinya, Hye Mi dengan antusias menunggu Hee Chul pada lobi teater. Sayangnya, bahkan hingga semua penonton sudah masuk, Hee Chul tidak muncul-muncul. Sms menurut Hee Chul tiba tak lama kemudian. Tapi dalam smsnya, Hee Chul meminta maaf lantaran tidak bisa tiba dengan alasan ada meeting.
Saat itu, Hee Chul sudah pergi dengan Ji Na. Hee Chul bertanya-tanya apa yang umumnya dilakukan orang saat kencan pertama. Ji Na berkata makan malam dan nonton film, tapi jawaban itu sendiri malah mengingatkannya akan kencannya dengan Tae Woon dulu.
Hye Mi berusaha menelepon Hee Chul tapi Hee Chul tidak mengangkat teleponnya. Tiba-tiba dia teringat kalau Ji Na juga ada janji malam ini dan pribadi curiga jangan-jangan janji Ji Na, bukan dengan Tuan Malang. Dengan kecurigaan itu, Hye Mi pun pribadi pergi.
Hee Chul berkata kalau dia ingin membawa Ji Na ke suatu tempat yang menurut dulu ingin dikunjunginya dengan orang yang disukainya. Di tengah jalan, tiba-tiba dia menggenggam tangan Ji Na lalu menghentikan mobilnya dan menarik Ji Na mendekat padanya.
Tae Woon masih setia menunggu kedatangan Ji Na sepanjang hari bahkan hingga malam tiba. Penantiannya akhirnya berakhir saat dia mendengar pintu terbuka dan seseorang masuk. Tanpa melihat siapa yang tiba, Tae Woon pribadi melompat keluar menurut persembunyiannya dan melempar konfeti ke arah Hye Mi sambil meneriakkan nama Ji Na berulang kali.
Hee Chul menarik Ji Na mendekat lalu menciumnya mesra. Sementara Tae Woon tercengang menyadari bahwa orang yang disorakinya bukan Ji Na.
My Unfortunate Boyfriend
By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 4:41 PM - 3 Comments
Tidak ada komentar:
Posting Komentar