Senin, 12 Februari 2018

My Unfortunate Boyfriend Episode 15

My Unfortunate Boyfriend Episode 15

Image source: http://hdfree.se/images/upload/my-unfortunate-boyfriend-0276-s3.jpg

Ayahnya Ji Na mau menemui Tae Woon tanpa mengetahui siapa Tae Woon ataupun hubungannya dengan Ketua IM. Dia hanya senang karena akhirnya ada seseorang yg tertarik dengan teknologi ciptaannya dulu. Karena itulah ia bertanya-tanya kenapa Tae Woon tiba-tiba tertarik dengan produk ciptaannya dulu.

Tae Woon memulainya dengan memberitahu Ayah perihal proyek pembanguan taman kota & perannya dalam proses produksi termasuk pemasarannya. Ayah mendapat semua penjelasannya dengan senang hati. Tapi begitu Tae Woon memberitahunya kalau ia berasal dari IM, ayah langsung beranjak pergi dengan penuh amarah.

Tapi sempurna waktu itu maupun, Ji Na tiba di cafe. Ayah & anak itu sama-sama kaget bertemu satu sama lain. Dan Ayah jauh lebih kaget lagi waktu menyadari Tae Woon mengenal Ji Na.

Sementara itu, Hee Chul sedang makan siang dengan Senator Jung dimana Senator Jung lagi-lagi menyinggung rasa cinta Hye Mi yg sangat akbar kepada Hee Chul. Dan karena itulah, Senator Jung berharap agar Hee Chul bisa selalu menjaga Hye Mi terlepas dari apapun akibat akhir kompetisi mereka nanti. Senator Jung berjanji akan selalu berada di sisi Hee Chul walaupun ia kalah nantinya.
Sepertinya Senator Jung mulai sadar diri sejak mendengar ucapan bijak Hye Mi kemarin. Dia mengaku kalau selama ini ia selalu mengira Hee Chul menjadi kartu As-nya akan tetapi ia tidak pernah mempercayai Hee Chul sepenuhnya. Hye Mi lah akhirnya membuatnya sadar bahwa ia punya banyak orang-orang hebat disisinya akan tetapi tidak ada satupun yg berada di pihaknya. Dia menyadari kalau dirinya sendiri pun bisa saja dimanfaatkan sang orang lain menjadi kartu As.

"Karena itulah, jangan kau berpikir buat memanfaatkan Hye Mi menjadi seseorang buat mencapai tujuanmu sendiri. Tapi menjadi seseorang yg menemanimu di sisimu"

Tapi ia bicara misalnya ini bukan berarti Hee Chul gak perlu menang. Justru Hee Chul harus menang, dengan begitu kan mereka gak perlu membicarakan hal misalnya ini. Hee Chul menyetujuinya & berjanji kalau ia akan menang agar ia bisa menjaga Hye Mi & IM.

Ji Na membantu Tae Woon buat memberi penjelasan kepada ayahnya perihal siapa Tae Woon & ketidaktahuan Tae Woon akan kasus diantara ayah & koordinator. Ayah akhirnya melunak sehabis mendengar penjelasan Ji Na. Sekarang ayah menyesal & merasa bersalah, bahkan menyalahkan dirinya sendiri menjadi penyebab kematian kedua orang tua Tae Woon.
"Tidak. Itu hanyalah sebuah kecelakaan. Itu bukan salah siapapun. Dan aku minta maaf. Dengan dengan ketidaktahuanku menjadi alasan, aku hidup dengan merengek-rengek misalnya anak mungil. Mulai kini, atas nama ayah & paman aku, aku akan berusaha yg terbaik buat mendapatkan maaf dari anda. Bukan cuma dengan istilah-istilah ataupun perbuatan. Tapi aku akan sungguh-sungguh meminta maaf demi mendapatkan pengampunan anda"

Ayah merasa bersalah melihatnya. Dia meyakinkan Tae Woon kalau ia tidak bersalah karena yg salah ialah orang lain. Ji Na pun jadi merasa bersalah karena selama ini tidak pernah bersikap baik kepada ayah.

Ketua IM sepertinya sedang menulis surat waktu Ayah datang mengunjunginya dengan Tae Woon & Ji Na. Ketua kaget melihat kedatangannya, apalagi sikap Ayah yg kali ini jauh lebih ramah padanya, membantunya bangkit & menanyakan keadaannya.
Ketua IM sangat terharu atas maaf yg akhirnya Ayah berikan padanya hingga ia langsung mengucap terima kasih berkali-kali kepada Ayah. Ayah pun meminta maaf atas sikap kasarnya kepada Ketua selama ini.

Merasa kalau koordinator & ayah sepertinya akan ngobrol cukup lama, Tae Woon & Ji Na menetapkan buat jalan-jalan sebentar. Ji Na bertanya-tanya dengan masa mungil mereka dulu, apa Tae Woon sungguh berpikir kalau ia itu cowok. Tae Woon langsung canggung & galau harus bagaimana menjelaskannya.
"Tidak apa-apa, amanah saja"

"Jujur? Jujur?" tanya Tae Woon dengan senyum relatif licik.

Hmm, berhubung Ji Na memberi izin buat membicarakan yg sejujurnya. Tae Woon pun langsung membicarakan yg sejujur-jujurnya bahwa waktu ia pertama kali bertemu Ji Na, ia merasa kalau wajahnya Ji Na sangat gelap & tidak ada rupawan-cantiknya sama sekali.

Emosi, Ji Na langsung mengayunkan sepatu high heels-nya akan tetapi untunglah ia berhasil menunda diri & tidak jadi menghantam Tae Woon. Tapi ia memaksa Tae Woon buat menarik kembali istilah-ucapnya perihal dirinya yg tidak rupawan itu.

"Maaf"
"Aku menyuruhmu buat menarik kembali istilah-katamu, bukannya minta maaf"

Tae Woon malah galau "Bagaimana bisa aku menarik kembali apa yg sudah kuucapkan?"

"Bilang saja kalau aku rupawan! Dasar!"

Bukannya menuruti harapan Ji Na, Tae Woon malah menanggapinya dengan membantu memakaikan kembali sepatu high heels-nya Ji Na "Saat kau memakai high heels misalnya ini, apa tidak sakit? Saat bersamaku, seharusnya kau memakai sepatu yg nyaman saja"

Ji Na mencoba lagi membujuk Tae Woon agar Tae Woon membicarakan kalau dulu ia rupawan. Tapi Tae Woon permanen bersikeras kalau dulu Ji Na tidak rupawan "Baik kau rupawan ataupun tidak. Bagiku, kau tetaplah kau"

Senator Jung sepertinya sungguh sudah mau berubah. Sekarang ia bahkan membebaskan anak buahnya & memintanya buat bekerja kepada Hee Chul saja. Dia merasa bersalah karena selama ini memproduksi si anak buah bekerja kepada 2 orang bos.
"Kau niscaya sangat kesulitan harus kesana-kemari"

"Terima kasih"

"Melihatmu meminta maaf, niscaya sangat sulit sekali bagimu memiliki 2 orang bos"

"Tidak"

"Bagaimana menurutmu global ini? Apa bisa mengemban amanah?"

Si anak buah galau dengan pertanyaannya. Senator Jung tidak memaksanya menjawab & mengizinkannya pergi. Memikirkan istilah-istilah bijak Hye Mi, Sentor Jung bangga karena Hye Mi kini sungguh sudah dewasa.

Ji Na & Tae Woon hendak menyeberang akan tetapi Tae Woon melarangnya menyeberang kini karena lampu lalu lintas sudah berkedip-kedip. Ji Na heran memangnya kenapa, kan tidak ada kendaraan beroda empat yg lewat. Tapi Tae Woon permanen bersikeras menaati hukum lalu lintas.
Jadilah Ji Na menurutinya & mereka berdiri berdampingan di sana menunggu lampu lalu lintas berubah. Tapi Tae Woon sebenarnya puny niat lain maupun, menggenggam tangan Ji Na. Lalu kemudian menyeberang jalan pelan-pelan sambil bergandengan tangan.

Taksi sudah menunggu di seberang jalan & Tae Woon pun mengucap selamat malam kepada Ji Na. Dia meyakinkan Ji Na buat tidak usah mencemaskan ayahnya karena ia yg akan mengurusnya "Aku berharap bisa mengantarkanmu pergi. Tapi aku tidak bisa hari ini"

Tae Woon langsung kembali ke tempat tinggal sakit sehabis itu. Tapi ia tidak masuk kamar & menetapkan buat bekerja di luar.

Ayah baru keluar dari kamar rawat koordinator keesokan paginya & Tae Woon langsung mengajaknya keluar buat sarapan dengan. Ayah sebenarnya berniat langsung pergi saja sehabis sarapan. Tapi Tae Woon membicarakan kalau ia membutuhkan bantuan Ayah.
Karena ayah lah orang yg memegang kunci proyek ini. Dia ingin dengan teknologi ciptaan ayah dalam proyek ini. Ayah terharu mendengarnya, sudah lama ia tidak membantu seseorang & akhirnya bersedia dengan senang hati buat membantu Tae Woon.

Ji Na hendak menyeberang jalan waktu lampu lalu lintas berkedip-kedip. Dia ingin langsung menyeberang saja akan tetapi tiba-tiba ia teringat dengan Tae Woon & akhirnya menetapkan buat mundur & menunggu. Bahkan kini ia tidak lagi memakai high heels misalnya biasanya & lebih memilih buat mendengarkan nasehat Tae Woon dengan memakai sepatu yg jauh lebih nyaman.

Sampai di kawasan kerja, Ji Na mendapat kabar kejutan. Dua orang sunbae-nya yg mulai pacaran sejak mereka main game di tempat tinggal Tae Woon, kini sudah mau menantikan kelahiran anak mereka & mereka akan segera menikah. Ji Na turut bahagia buat mereka.

Setelah sarapan, Tae Woon membawa ayah ke tempat tinggal agar mereka bisa bekerja lebih nyaman & ayah tampak sangat antusias waktu memberitahu Tae Woon perihal produk ciptaannya yg memiliki kegunaan bukan cuma buat menerangi kegelapan akan tetapi maupun bisa berfungsi menjadi pengganti sinar matahari yg bisa membantu petani bercocok tanam di animo dingin. Ide bagus, Tae Woon langsung punya ilham buat mengakibatkan pertumbuhan menjadi istilah kunci utama proyek ini.

Mereka terus bekerja bahkan hingga malam tiba. Tae Woon menelepon Ji Na & memberitahu Ji Na kalau Ji Na mirip ayahnya, sama-sama orang yg penuh semangat & energi. Ji Na relatif tercengang mendengarnya karena selama ini ia tidak pernah mengira kalau ayahnya seseorang yg penuh semangat & energik.
"Mungkin karena kau tidak pernah melihat sisi dirinya yg misalnya itu"

"Mungkin begitu. Aku selalu memperlakukan ayahku bagai orang yg gagal & meremehkannya"

"Kurasa kini belum terlalu terlambat. Akan kucoba mencari cara maupun"

Tapi karena besok ayahnya harus pergi, Ji Na berniat buat bicara dengan ayah besok sebelum ia berangkat ke kawasan kerja. Ah, Ji Na baru ingat kalau besok ialah hari pertama Tae Woon masuk kawasan kerja & memperkenalkan dirinya secara resmi kepada rekan satu tim mereka. Apa Tae Woon gugup? Tae Woon mengaku amanah kalau ia memang gugup.

"Ada 2 macam kegugupan. Takut & antusias. Kurasa kau gugup karena kau terlalu antusias" ujar Ji Na berusaha menyemangati Tae Woon.

Ketua mengintruksikan sekretaris buat mengurus suatu file. Tae Woon datang tidak lama kemudian & Ketua memperhatikan dasi yg Tae Woon pakai ialah dasinya. Tae Woon membenarkannya & beralasan kalau ia meminjam dasi koordinator karena ia tidak punya dasi. Ketua lalu menyuruh Tae Woon mendekat agar ia bisa membenahi dasinya Tae Woon.
"Paman, sehabis kompetisi terselesaikan, ayo kita pergi memancing"

"Oke, aku suka itu"

"Kita maupun bisa makan ramen disana"

Di kawasan kerja, para sunbae sedang menggosipkan kandidat CEO baru yg akan datang hari ini & masuk ke tim mereka & kabarnya ia ialah keponakannya koordinator. Walaupun hukum membicarakan siapa yg menang akan menjadi CEO baru, akan tetapi manager Choi pesimis kalau kandidat yg ada dalam tim mereka nanti akan bisa jadi CEO mengingat para direktur homogen-homogen berpihak kepada Hee Chul & pastinya sulit sekali buat mengalahkan Hee Chul. Ji Na hanya terdiam gugup mendengarkan para sunbaenya berdiskusi.

Mereka lalu kembali ke kawasan kerja & bertemu Tae Woon di depan. Para sunbae tidak ada satupun yg berpikir kalau Tae Woon datang menjadi kandidat CEO baru, mereka hanya mengira kalau Tae Woon datang buat ikut meeting membicarakan proyek kerja sama mereka.
Tapi mereka heran kenapa Tae Woon memakai setelan jas resmi? Saat itulah Tae Woon akhirnya memperkenalkan dirinya menjadi anggota baru tim mereka "Kandidat Yoon Tae Woon"

Para sunbae langsung shock & tidak percaya. Saking tidak percayanya, mereka terus menatapnya sambil terbengong-bengong & tidak ada satupun berkecimpung buat memulai rapat. Tae Woon lah yg kemudian menyadarkan mereka dari lamunan mereka & rapat pun akhirnya dimulai.

Begitu Tim Tae Woon terselesaikan rapat, kedua sunbae Ji Na langsung menyeretnya pergi buat menginterogasinya. Ji Na selama ini niscaya memahami kan perihal Tae Woon & hubungannya dengan koordinator. Ji Na langsung mengiyakannya dengan canggung, akan tetapi ia mengaku kalau ia mengetahui kasus itu baru-baru ini. Dia langsung menyangkal waktu kedua sunbaenya menuduhnya membodohi mereka & beralasan kalau ia hanya tidak pernah punya kesempatan buat memberitahu mereka.
Kedua sunbae heran kalau Tae Woon ialah keponakannya koordinator, kenapa ia tidak langsung saja meminta Tae Woon buat menjadikannya pegawai permanen. Salah satu berpikir kalau ia punya pacar orang kaya, kenapa maupun ia ingin bekerja.

"Kurasa itu tidak sahih" ujar Ji Na

Mereka jadi ingat kalau Ji Na ialah lulusan Universitas Han Gook jadi mungkin ia ingin berkarir. Ji Na langsung terdiam canggung mendengarnya akan tetapi ia tidak berani memberitahu mereka perihal kebenarannya, kalau ia bukan lulusan Universitas Han Gook.

Tim lawan pun sudah memulai rapatnya. Setelah rapat terselesaikan, Hee Chul mengajak Hye Mi ke sungai Han dengan alasan kerja. Tapi nyatanya, Hee Chul mengajak Hye Mi ke kawasan yg romantis. Hye Mi mengusulkan agar mereka pergi ke suatu kawasan sehabis kompetisi terselesaikan nanti. Hee Chul menyetujuinya, kalau mereka kalah mereka akan pergi ke suatu kawasan.
"Kalau kalah? Bagaimana kalau menang?"

"Maka kita harus bekerja keras. Kita tidak akan punya waktu buat bersenang-senang. Bercanda. Kau mau pergi kemana?"

"Kampung halamanmu" Hye Mi bertanya-tanya karena selama ini Hee Chul tidak pernah membicarakan perihal masa kecilnya "Kau akan membawaku kesana kan?"

"Baiklah, nanti"

"Nanti kapan?"

"Setelah semua kasus rumit di kepalaku menghilang & hanya tinggal kau seseorang. Sekarang belum saatnya & kita maupun harus memenangkan kompetisi dulu"

Hye Mi tidak mengerti kenapa Hee Chul begitu ingin menang. Hee Chul membicarakan karena ada sesuatu yg ingin dimilikinya. Lalu apakah Hee Chul pikir, ia akan bisa memiliki hal itu andai saja ia menang nanti? tanya Hye Mi. Entahlah, jawab Hee Chul. Saat ini satu-satunya hal yg ia pikirkan hanyalah ia harus menang.
Sayangnya acara kencan mereka harus terhenti dengan cepat karena Hee Chul tiba-tiba bisa kabar tidak yummy perihal apa yg dilakukan koordinator. Hee Chul lalu mengantarkan Hye Mi pergi. Teringat ucapan Hee Chul tersebut, Hye Mi mengira kalau yg diinginkan Hee Chul mungkin Ji Na & karenanya ia langsung menelepon Ji Na & mengajaknya bertemu di bar.

Dia mengeluarkan copy resume Ji Na yg tidak terkontaminasi darah laba-laba & memberitahuakn dengan kentara nama universitasnya. Dia tidak peduli andai saja Tae Woon menang. Tapi andai saja Hee Chul yg menang, maka sebaiknya Ji Na meninggalkan perusahaan. Dia mengklaim kalau ia tidak mengancam, hanya minta bantuan Ji Na saja.
"Kalau ia kalah maka ia akan datang padaku. Aika ia menang maka ia akan pergi mencarimu"

Hee Chul sendiri pergi menemui koordinator di tempat tinggal sakit. Bukan buat menjenguknya akan tetapi mengkonfrontasinya karena ia sudah memahami kalau koordinator baru saja membeli beberapa saham yg ia yakini niscaya akan koordinator pakai buat membantu Tae Woon. Tapi ia bersumpah tidak akan membiarkan planning koordinator berjalan mulus & ia akan memproduksi Tae Woon mengundurkan diri. Dan Hee Chul langsung berkecimpung cepat dengan menyuruh anak buahnya buat melakukan sesuatu.

Ketua sebenarnya tampak sangat senang waktu melihat Hee Chul datang mengunjunginya, akan tetapi ia kecewa waktu Hee Chul melabraknya & menuduhnya misalnya itu.

Hari ini ialah hari presentasi kedua kandidat. Para dewan direksi sudah mulai berkumpul di ruang rapat sementara kedua kandidat sedang bersiap & mengusut materi di ruangan masing-masing. Tae Woon membawa anting-anting Ji Na lalu memakainya menjadi kancing lengan bajunya.

Beberapa menit menjelang rapat dimulai, kedua kandidat sama-sama mendapat sebuah file yg sama-sama memproduksi mereka tercengang.

My Unfortunate Boyfriend

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 1:58 PM - lima Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar