Michiko berusaha mencari pekerjaan lain. Tapi dengan umurnya yg kini, kebanyakan perusahaan menolaknya. Apalagi mereka juga mengharuskan pelamar kerja untuk mempunyai skill, mirip skill Bahasa Inggris atau semacamnya, ad interim Michiko tidak punya skill apapun. Bahkan kepada daerah kerjanya yg dulu, Michiko seringkali sekali dimarahi sang atasannya yg sangat amat kejam dan tidak segan-segan mengatainya bodoh setiap kali Michiko keliru melakukan perintahnya.
Dan kebodohan itu masih belum sembuh-sembuh juga hingga kini. Bahkan sekalipun dia sadar betul kalau uangnya makin lama makin menipis dan tidak punya pemasukan, akan tetapi dia malah terus menerus memperbanyak hutang kartu kreditnya hanya untuk membeli berbagai hadiah dan kuliner mahal untuk pacarnya yg ganteng dan usianya lebih muda darinya.
Semua itu dia lakukan hanya karena saking terpesonanya melihat senyum rupawan si pacar. Padahal si pacar mudanya itu sepertinya cuma memanfaatkan keroyalan Michiko saja. Dia bahkan terperinci-terperinci menyampaikan kalau dia sama sekali tidak punya pikiran untuk menikah. Dan kepada matanya, Michiko itu mirip puppy yg senang menempel padanya. Kurang ajar ga tuh anak?! Tapi Michiko masih saja menyukainya.
Suatu hari ketika dia membelikan steak untuk pacarnya, Michiko langsung melotot kepingin. Tapi ketika Si pacar tanya apa dia mau makan juga, Michio langsung menyangkalnya pura-pura tidak lapar. Jadilah Michiko hanya bisa memegangi perutnya sembari merana menatap Si pacar dan seluruh orang kepada restoran makan daging. Ckckck! dia nyiksa dirinya sendiri cuma buat ngasih makan enak orang lain. Oon beneran deh nih cewek. wkwkwk!
Di tengah jalan, tiba-tiba dia mendengar suara kucing mengeong. Michiko langsung mencari kucing itu. Kucing itu tidak ada, akan tetapi ada sesuatu lain yg sangat menarik perhatiannya... sekaleng kuliner kucing... yg terbuat menurut daging ayam. (Huek! Jijay! Jangan bilang mau makan itu?!).
Michiko yg sangat ngidam ingin makan daging, langsung menjulurkan tangannya untuk meraih kuliner itu. Pikirannya berusaha menghalanginya dan mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak merogoh kuliner itu dan merendahkan martabatnya menjadi manusia. Tapi tangannya terus terjulur makin dekat ke kaleng kuliner kucing itu... makin dekat... makin dekat...
"Shibata?" sapa seseorang tiba-tiba. Kaget, Michiko langsung menyambar kaleng kuliner itu. Dan ketika dia berbalik dia mendapati mantan atasannya lah yg memanggilnya... atasannya yg dulu sangat kejam.
"Shunin (atasan)"
Pria itu artinya Ayumu Kurosawa (Dean Fujioka). Michiko shock dan ketakutan melihatnya, apalagi ketika Ayumu malah berjalan mendekatinya. Dia mau cepat-cepat kabur akan tetapi malah kesandung dan hampir saja terjatuh, untunglah Ayumu sigap menangkapnya.
"Apa yg sebenarnya kau lakukan?"
"Berusaha menjauh menurut musuhku akan tetapi kini aku tertangkap"
"Hah?"
"Maaf!"
Ayumu melihat kaleng kuliner kucing yg dibawanya dan bertanya-tanya apakah Michiko memelihara kucing? Tapi Michiko malah mengeluh bahwa dirinya jauh lebih buruk daripada puppy... lalu tiba-tiba saja dia menangis histeris kepada sana, kepada hadapan orang banyak.
"Daging! Aku ingin makan daging. Aku selalu bersabar. Daging... aku ingin makan daging! AKU INGIN MAKAN DAGING!!! Daging! (hiks!) Aku ingin makan daging! (hiks-hiks!) DAGIIIIIIIING!!!"
Dia tidak malu, Ayumu yg malu dilihatin orang-orang yg lewat dengan tatapan aneh. Tidak tahan lagi, dia langsung menggandeng tangan Michiko lalu menyeret Michiko ke sebuah cafe bernama Cafe Himawari. Cafe itu ternyata cafe milik Ayumu yg diwarisi menurut neneknya.
Ayumu mencengangkan Michiko ketika dia memberitahuakn keahliannya mengolah dan membuatkannya omurice "Kau sangat mahir (mengolah)"
Ayumu memberitahunya bahwa dia punya tunjangan profesi mengolah makanya dia cukup mahir mengolah, selain itu dia juga sudah berhenti menurut pekerjaan kantorannya. Dia menetapkan untuk berhenti karena merasa tidak cocok menjadi pekerja kantoran. Michiko heran mendengarnya. Sebagai orang yg dulu pernah jadi bawahannya Ayumu, dia terperinci memahami kalau Ayumu artinya pegawai paling top kepada kantor walaupun dia kejam setengah mangkat kepada para bawahannya.
"Aku kesal karena aku memaksa diriku untuk berusaha menjadi pekerja kantoran biasa"
Di atas omurice, Ayumu menambahkan dua istilah 'Tidak Berguna' yg dia bentuk menurut saos sambal. Dua istilah itu terperinci sindiran pedas dan terang-terangan yg dia tujukan kepada Michiko "Makanlah!" perintahnya. Michiko mencoba sesuap. Bagaimana cita rasanya? tanya Ayumu.
"Lezat. Seperti kebohongan, kuliner yg Shunin buat sangat enak. Menjijikan!"
"Hah?"
"Rasanya sangat enak hingga terasa menjijikkan"
"Ini artinya resep khas nenekku. Nasi omelet untuk membuatmu merasa lebih baik"
Michiko berterima kasih atas omurice-nya... sebelum akhirnya dia ingat, berapa harga omurice ini? Cemas kalau harganya mahal, Michiko langsung nyerocos panjang lebar, memohon supaya Ayumu tidak menyuruhnya membayar mahal karena dia benar-benar tidak punya uang.
"Kau pikir aku ini apa?"
"Iblis?"
Ayumu mengaku kalau dulu dia memang kejam dan seringkali emosian, akan tetapi mungkin dia mirip itu karena dia mengerjakan sesuatu yg tidak disukainya akan tetapi dia tidak mau terus jadi orang mirip itu "Itu memang salahku, maafkan aku"
Dia lalu memberitahu Michiko bahwa cafe ini sedang dalam persiapan pembukaan kembali lalu tiba-tiba menyatakan kalau dia akan mempekerjakan Michiko menjadi pekerja paruh waktu kepada sini hingga Michiko bisa mendapatkan pekerjaan baru. Memang gajinya tidak seberapa akan tetapi lumayan lah daripada nganggur.
Tapi bukannya bahagia, Michiko malah cemas. Masih takut mengingat betapa kejamnya Ayumu dulu. Dia mengingatkan dirinya sendiri kalau Ayumu artinya musuhnya. Tapi ketika Ayumu menyampaikan kalau dia juga akan memberi Michiko makan... plus daging, Michiko langsung putusan bulat tanpa ragu. hehe!
Selain Michiko, Ayumu juga mempekerjakan beberapa orang lain... orang-orang yg punya kekuatan fisik yg cukup mumpuni untuk mengerjakan renovasi daerah ini sebelum buka. Orang-orang itu sementara waktu lagi akan datang, Michiko bahagia mendengar akan punya rekan kerja. Dia sudah sangat antusias merapikan penampilannya untuk menyambut rekan kerjanya yg mungkin ganteng...
Tapi dia malah shock ketika melihat rekan-rekan kerjanya datang. Bagaimana tidak? Yang datang malah sekumpulan partikelir bertampang garang. Tapi lucunya, mereka malah menunduk hormat kepada Ayumu seolah dia bos mereka. Dan yg lebih mencengangkan, Ayumu mengklaim kalau para partikelir itu artinya teman-temannya.
Salah seseorang menurut para partikelir mendekati Michiko lalu memperkenalkan namanya artinya Terui. Ayumu meyakinkan Michiko bahwa Terui sebenarnya orang yg baik walaupun penampilannya mirip itu.
Tak lama kemudian, seseorang wanita pemilik toko bunga, datang mengantarkan pesanan bunga ke cafe Himawari (untuk menghias depan cafe). Lagi-lagi, Ayumu menghasilkan Michiko tercengang karena Ayumu ternyata memahami banyak tentang bunga-bungahan.
Saat Michiko kembali ke Cafe Himawari keesokan harinya, dia mendapati 3 partikelir sudah menunggu disana. Semua orang langsung bekerja membersihkan cafe ad interim Ayumu cuma mondar-mandir meneriakkan perintah sana-sini. Dia benar-benar bos yg sangat perfeksionis, terdapat debu nempel sedikit saja langsung dia protes keras.
Tak lama kemudian, Michiko dipaksa untuk menyebarkan risalah promosi dengan dengan kostum aneh lengkap dengan topi bunga surya (Himawari artinya bunga surya). Awalnya Michiko menolak apalagi topi itu aneh banget. Tapi ketika dia diberitahu kalau topi itu didesain sang Terui (yg sedang menatapnya dengan cemberut), dia langsung ketakutan dan akhirnya terpaksa memasang topi itu kembali kepada kepalanya.
Saat Ayumu keluar, Michiko langsung bertanya penasaran apa sebenarnya interaksi ketiga partikelir dengan Ayumu? Terui menyampaikan kalau Ayumu artinya penyelamat hidup mereka. Terui lalu memberitahuakn foto masa SMA Ayumu yg ternyata partikelir juga. Michiko tertawa melihatnya. Tapi yg tidak disangkanya, ketiga partikelir ternyata benar-benar mengidolakan Ayumu.
Terui bercerita bagaimana dulu ketika mereka masih SMA, mereka pernah berkelahi tepat kepada depan cafe ini. Waktu itu mereka hanpir saja kalah. Tapi ketika mereka pikir kalau mereka akan mangkat... tiba-tiba Ayumu muncul menurut dalam cafe ini, menyelamatkan mereka dan menghajar musuh-musuh mereka hingga KO.
"Kurosawa-san, menghajar mereka seluruh seseorang diri. Sejak ketika itu, kami selalu datang ke cafe ini. Himawari artinya daerah ketenangan kami, ini artinya daerah yg sangat berharga bagi kami"
Dengan kostum anehnya, Michiko langsung jadi pusat perhatian seluruh orang. Di tengah jalan, dia berpapasan dengan Ayumu yg baru selesai berbelanja. Michiko mengaku kalau teman-temannya baru saja memberitahuakn foto partikelir Ayumu sesama SMA. Dia iri kepada Ayumu yg punya banyak hal dalam hidupnya. Dia pekerja kantoran yg sangat top, punya tunjangan profesi mengolah, mengerti bunga-bungahan, pintar berkelahi dan punya teman-teman partikelir yg baik hati dan sangat mengaguminya.
Dia mengerti betapa berharganya cafe itu baginya dan teman-temannya dan karenanya dia langsung semangat untuk menyebarkan risalah itu... apalagi ketika Ayumu menyampaikan kalau makan malam hari ini daging.
Sayangnya, tidak ada seorangpun yg tertarik merogoh selebarannya. Dengan desahan lesu, dia berbalik dan akan tetapi malah menabrak seseorang hingga terjatuh dan selebarannya berhamburan. Tiba-tiba seseorang pria muncul membantunya mengumpulkan seluruh selebarannya.
Pria itu membaca selebarannya dan tampaknya dia cukup tertarik dengan cafe itu dan berjanji kalau dia akan datang kapan-kapan. Michiko langsung terkagum-kagum melihat pria asing yg ganteng dan baik hati itu, sayangnya dia yakin sekali kalau pria ganteng itu tidak akan ditakdirkan untuknya.
Saat sedang makan siang bersama (makanannya kayaknya enak banget deh *pengen*), seseorang wanita tiba-tiba datang ke cafe.
Michiko mengira dia pelanggan, akan tetapi wanita itu langsung menghampiri Ayumu dan melabraknya akan tetapi Ayumu cuek. Wanita itu marah-marah menuntut apa yg sebenarnya Ayumu lakukan kepada daerah ini. Dan ketika Ayumu masih tidak mau menjawabnya, wanita itu langsung merebut piring-piring yg Ayumu pegang dan membantingnya. Tapi Ayumu permanen saja tidak mempedulikannya.
Kaget, diam-diam Michiko berbisik kepada para partikelir menanyakan siapa wanita itu. Mereka menyampaikan kalau wanita itu artinya mantannya Ayumu, Akira Ikushima (Maho Nonami), mereka bahkan pernah tinggal bersama dulu.
Akira memerintahkan Ayumu untuk pindah kembali ke tempat tinggal mereka dan menjelaskan segalanya dengan benar. Tapi Ayumu menolak dan mengingatkan Akira kalau dia sudah pernah menjelaskan akan tetapi dia sendiri yg tidak mau mendengarkan. Ayumu lah yg tidak mau mendengarkannya, bantah Akira. Ayumu tidak mau mengindahkan larangannya malah menetapkan mengundurkan diri menurut perusahaan dan membuka toko semacam ini.
"Jangan bilang 'toko semacam ini'!"
"Toko semacam ini! Dengan para partikelir menjadi pegawai dan..." dia menatap Michiko dengan pandangan jijik lalu menyampaikan "dan orang pembawa naas"
Michiko tersinggung, akan tetapi dia tidak membantah karena menyadari omongan wanita itu tentangnya memang benar. Saat Akira terus saja nyerocos mencaci cafe ini, Ayumu langsung membentaknya dan memperingatkannya untuk diam atau dia benar-benar akan ngamuk.
"Kalau kau masih ingin membuka cafe ini. Aku akan putus denganmu" ancam Akira.
Dia lalu pergi akan tetapi Ayumu tidak mempedulikannya. Michiko heran melihat perilaku Ayumu, bukankah seharusnya kepada ketika mirip ini dia mengejar Akira. Ayumu bingung, memangnya harus begitu yah? Tentu saja, istilah Kira "Itu yg biasanya dilakukan didalam drama-drama dan manga"
Ayumu langsung mendengus mendengarnya. Michiko berusaha mengingatkan Ayumu bahwa dia sudah tidak muda lagi kini, apabila dia tidak mau merendah maka akan sulit baginya untuk menikah. Kesal dengan kritikan Michiko, Ayumu langsung menyodok-nyodok kepala Michiko dan mengingatkan Michiko tentang segala kekurangan Michiko yg tidak punya pekerjaan, uang dan pacar.
"Aku tidak pernah bilang kalau aku tidak punya pacar"
Ayumu tidak percaya, kalau Michiko memang punya pacar maka tidak mungkin dia akan memakan kuliner kucing.
Dalam perjalanan pergi, Michiko melihat Akira sedang minum-minum sendirian. Michiko menyapanya lalu cepat-cepat pergi. Tapi Akira tiba-tiba memanggilnya dan mengajaknya minum bersama. Awalnya Michoko menolak karena dia tidak punya uang. Tapi ketika Akira menyampaikan kalau dia yg traktir, Michiko langsung berbalik antusias.
Beberapa ketika kemudian, mereka makan malam bersama kepada sebuah restoran. Akira sudah mabuk dan menangis-nangis histeris meratapi istilah-istilah kasarnya kepada Ayumu. Michiko yg kurang berpengalaman dalam cinta, hanya mendengarkan curhatannya sembari sibuk makan.
Akira bercerita bahwa hubungannya dengan Ayumu yg sudah terjalin selama 7 tahun dan dia kira kalau interaksi mereka akan berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Tapi nyatanya, tidak pernah sekalipun mereka membicarakan pernikahan dan Ayumu malah meninggalkannya untuk membuka sebuah cafe.
Michiko berusaha menghiburnya dan menyampaikan kalau Akira seharusnya bersyukur mereka tidak menikah. Kalau mereka menikah maka Ayumu pasti akan jadi suami yg sangat merepotkan. Akira tidak putusan bulat, baginya Ayumu itu pria yg sangat lembut, dia orang paling lembut yg pernah Akira temui. Michiko heran, memangnya Ayumu lembut dalam aspek apa?
"Kalau kau pacaran lama dengan seseorang pria, maka sisi buruknya pasti akan muncul dan menuntut kekasihnya untuk memperlakukannya mirip seseorang ibu. Tapi Kurosawa-kun selalu memperlakukannya menjadi wanita (kekasih)"
"Aku tidak pernah pacaran lama, jadi aku tidak..."
"Shiba-chan, apa kau tidak punya pacar?" Akira menyampaikan bahwa ketika seseorang wanita mulai memasuki umur 30 tahunan maka mereka harus punya pacar demi kesehatan hormon mereka supaya tidak layu.
"Jangankan layu, mekar saja belum" gumam Michiko.
Akira langsung heran mendengarnya, apa maksudnya? Apa Michiko tidak punya pengalaman melakukan itu? Akira tidak percaya, tidak mungkin, iya kan?... Iya, istilah Michiko berbarengan.
"EEEEHHH! KAU MASIH PERAWAN? YANG BENER?!"
Sontak saja seluruh mata kepada restoran langsung berpaling menatap mereka. Malu, Michiko cepat-cepat menutup ekspresi Akira dan berbisik memberitahunya kalau dia sengaja menyimpannya karena dia menunggu momen yg tepat.
"Maaf!" tangis Akira lebay "Membicarakan perkara ini padamu tanpa dipikir dulu. Aku ini memang kejam. Kasihan sekali kau. Kasihaaaan!"
Bersambung ke part 2
Please Love the Useless Me
By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 1:49 AM - 9 Comments
Tidak ada komentar:
Posting Komentar