Rabu, 28 Februari 2018

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 6 - 1

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 6 - 1

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7SLbV8R2u9hTFJ06pcAROQHSG-EIPLcarYGY6BirHhRAeUW1RoAr9EwsNa90ng4uZdqfqEF-vxl3atpfUqHtHRGwkf5VeX4v2KRR3Wnst36Dl8h67AdKHe3yDtCSO0yGSk_RYYs27rNHJ/s1600/mkc50.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 6 - 1

Jin Oh memberitahu Se Joo bahwa dia hantu sungguhan. Hantu yg terkurung didalam mesin ketik kuno itu selama 80 tahun. Se Joo sontak melongo, teringat bagaimana dikala pertama kali melihat mesin ketik itu dia mendengar suara yg memanggil namanya dari dalam mesin ketik itu.
Se Joo kini mulai mengerti segala keanehan mengenai Jin Oh serta semua tutur-tutur yg pernah diucapkannya. Sekarangpun kita diperlihatkan bagaimana Jin Oh melepaskan diri dari ikatan dalam kursi memakai menghilangkan dirinya serta setiap kali Se Joo tampak seolah sedang bicara dalam udara kosong. Shock memakai kenyataan itu, Se Joo kontan gemetaran lalu kelenger.

Saat Se Joo membuka matanya tak lama kemudian, yg pertama dilihatnya adalah Jin Oh. Kontan dia menjerit ketakutan serta buru-buru melarikan diri. Tapi baru membuka pintu, Jin Oh sudah menghadangnya dalam depan.
Dia bahkan tertentu komat-kamit mengucap doa sambil mau minum bir. Tapi Jin Oh merogoh kaleng bir itu memakai kekuatannya serta ngotot memaksa Se Joo buat ngobrol. Se Joo sontak menjerit histeris serta berusaha mengurung dirinya dalam ruang kerja.

Tapi apalah dayanya dikala Jin Oh bisa menembus tembok memakai mudahnya. Dia sungguh ingin mereka bicara tapi Se Joo terlalu ketakutan serta terus saja jejeritan histeris. Jin Oh hingga stres sendiri dibuatnya.

Beberapa dikala kemudian, Se Joo akhirnya mulai tenang serta mau duduk dalam hadapan Jin Oh yg mengaku kalau dia sendiri resah kenapa Se Joo bisa melihat penampakannya. Saat pertama kali Se Joo melihatnya, dia kira waktu itu cuma lantaran kebetulan saja.
Tapi kemudian Se Joo ternyata bisa melihatnya lagi. Saat kedua kalinya itulah Jin Oh menyadari kalau Se Joo memang bisa melihatnya. Masih takut padanya, Se Joo mendadak bicara memakai bahasa formal hingga Jin Oh aneh sendiri mendengarnya. Bicara biasa saja padanya.

"Apa aku akan jadi kerasukan karenamu?" tanya Se Joo takut-takut "Apa aku akan menjadi penghubung bagimu?"

Jin Oh merasa nir akan begitu, mungkin muncul alasannya walaupun dia dikala ini nir tahu apa. Se Joo tiba-tiba bicara pakai bahasa formal lagi, jadi maksudnya Jin Oh hanya bisa terlihat olehnya seseorang? Jin Oh membenarkan. Ah... dia baru ingat, muncul satu orang lagi yg bisa melihatnya.

Bang Jin sedang membacakan naskah terbarunya memakai penuh penghayatan dalam Seol yg membantu mengetik. Tapi Seol lama-lama protes memakai ceritanya yg nggak jelas ini, katanya mengenai reinkarnasi tapi masa mereka reinkarnasinya jadi kuda. Bang Jin nir akan memenangkan perlombaan menulis naskah kalau begini.
Bang Jin nir terima, pokoknya endingnya akan misalnya itu. Seol nir akan mengerti metafora taraf tingginya. Seol tertentu berdecih, metafora apaan.

Bang Jin keluar ke halaman buat berdoa supaya dia diberi kemampuan menulis yg hebat, dia bahkan meminta didatangkan roh yg jago menulis. Bang Wool yg mendengar doanya, tertentu menabok punggungnya. Dia bisa kesurupan kalau melakukan ini.
Sebaiknya Bang Jin berhenti bermimpi buat jadi penulis naskah drama. Saat Bang Jin masih saja ngotot, Bang Wool tertentu ambil sapu buat menghajarnya. Bang Jin tiba-tiba melihat sesuatu lalu menyapa memakai sopan. Tapi dikala Bang Wool mengikuti arah pandangannya, dia malah nir melihat siapapun dalam sana.

Bang Wool kesal mengira Bang Jin sedang mempermainkannya. Tapi ternyata Bang Jin sungguh melihat hantu seseorang pelajar. Hmm... tapi entah dia sadar atau nir kalau cewek itu hantu, darah dalam bibir hantu itu saja dia kira kecap. LOL.
Mengira cewek hantu itu tiba buat meramal, Bang Jin pun masuk meninggalkan Bang Wool yg cuma bisa melongo kebingungan.

Jin Oh menerka kalau Bang Jin bisa melihatnya mungkin lantaran Ibunya seseorang dukun, ad interim Se Joo entah apa alasannya bisa melihatnya. Sebaiknya mereka segera mencari tahu apa alasannya. Se Joo menyela memakai kesal, lebih baik Jin Oh cari saja cara buat bisa mencapai alam baka serta segera enyah dari rumahnya.
Dia beranjak bangkit dikala Jin Oh memintanya buat membantunnya mencari cara supaya dia bisa terlihat oleh mata manusia. Kenapa jua Se Joo harus melakukannya. Jangan-jangan... "Kau sedang mencoba merasuki seseorang? Apa kau akan merasukiku?"

Jin Oh menyangkal, dia belum bisa merasuki raga manusia. Tapi dia bisa merasuki binatang. Se Joo makin kesal, Jin Oh pergi saja ke alam baka sana. Kenapa jua dia ingin terlihat oleh manusia? Mau jadi artis?

"Aku ingin membicarakan perasaanku dalam Jeon Seol," aku Jin Oh menghasilkan malu-menghasilkan malu.

"Apa katamu?"

"Aku mau mengutarakan perasaanku padanya. Sudah kubilang, kan. Aku jatuh cinta dalam pandangan pertama padanya."

Seol sedang membaca sebuah kitab serta menarasikan sebuah kalimat, "Aku tahu kini. Kau harus mentoleransi apa yg nir bisa kau toleransi serta semua hal melelahkan yg nir sanggup kau hadapi memakai malam-malam yg kau habiskan memakai penuh air mata."
Sambil menonton kembali video konferensi persnya Se Joo, Seol meneruskan narasinya. "Dan aku berani mengatakan kalau aku tahu apa yg kau impikan serta apa yg sudah berhasil kau capai."

Dia lalu pergi ke restorannya Dae Han dimana Dae Han membuatkannya sekotak bento yg dia beri nama 'O Sole Mio' (Oh, Matahariku). "Seol-ah kau adalah matahariku."
Tapi Seol malah bertanya apakah andai tutur seseorang menerima bento ini, dia akan senang. Dae Han sontak patah hati, dia mau menunjukkan kotak nasi ini dalam orang lain? Pada siapa?

"Untuk laki-laki yg memohon dalam orang lain demi aku (Se Joo)," jawab Seol.

Jin Oh cemas memikirkan Seol yg dikerubungi banyak laki-laki lantaran Seol itu sangat mempesona, jadi dia harus memperlihatkan diri dalam Seol secepat mungkin. Jadi, apa Jin Oh sudah pernah mencoba memperlihatkan diri dalam Seol sebelumnya?
"Aku nir begitu berani," aku Jin Oh. Mungkin dia akan sakit hati kalau Seol gagal melihatnya.

"Jadi maksudmu, dia mungkin saja bisa melihatmu... kalau dia muncul dalam waktu yg tepat?"

"Itulah yg kuharapkan."

Tapi kenapa Se Joo tertarik sekali mengenai perkara itu. Apa Se Joo jua menyukai Seol? Se Joo tertentu menyangkal. Dia sudah gila apa? Ada dua hal yg nir akan pernah Se Joo butuhkan dalam hidupnya: Ghost writer serta wanita. Tapi kini muncul yg perlu dia tuang, sesosok hantu yg nir mempunyai kegunaan.

"Keluar dari rumahku sebelum aku memanggil polisi... sebelum aku memanggil pengusir hantu." Ancam Se Joo.

Tepat dikala itu jua, bel tempat tinggal berbunyi. Jin Oh kontan ketakutan, apa itu pengusir hantu? Se Joo mendesah, mungkin itu tukang pijat. Tapi dikala mereka mengecek interkom, ternyata yg tiba Seol. Jin Oh jelas senang serta menyuruh Se Joo buat membiarkan Seol masuk.
Se Joo nir mau. Dia baru saja ngomong kalau dia yg akan keluar, tapi pintu gerbang tiba-tiba membuka memakai sendirinya serta Jin Oh tertentu ngumpet menghadap tembok. Mengira Se Joo membukakan pintu untuknya, Seol pun masuk.

Se Joo nir mendengarkannya saking kesalnya dalam Jin Oh, jadi selama ini Jin Oh yg membukakan pintu buat Seol setiap kali Seol tiba. Jin Oh beralasan lantaran Se Joo selalu bersikap menyebalkan dalam Seol, jadi dia kasihan padanya.
Se Joo sontak membentak kesal "Siapa yg menyuruhmu membuka pintu?!!!"... Tepat dikala Seol masuk yg jelas saja salah paham mengira Se Joo marah padanya.

Saat Se Joo berpaling kembali ke Jin Oh, dia malah sudah nir muncul. Se Joo tertentu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mencari keberadaan Jin Oh serta mendapatinya sedang melambaikan tangannya dalam muka Seol.
"Apa yg kau lakukan!!!" bentak Se Joo.

Seol hingga kaget dibuatnya, kenapa Se Joo teriak-teriak terus sih? Dia sendiri kan yg membukakan pintu. Jin Oh duka, sepertinya Seol memang nir bisa melihatnya. Patah hati, dia pun pergi meninggalkan mereka berduaan.

Se Joo akhirnya bisa bicara normal dalam Seol serta bertanya-tanya apa yg menghasilkan Seol berkunjung ke tempat tinggal seseorang laki-laki selarut ini. Tapi Seol berkata kalau Se Joo bukan laki-laki baginya. Se Joo tertentu melotot, terus dia apa? Seol mau bilang kalau gender itu nir penting, tapi Se Joo malah semakin kesal mendengarnya.
Ah, sudahlah. Memangnya Seol bawa apa kemari. Seol menunjukkan bento yg dibawanya... serta seketika itu jua Jin Oh balik buat menyuruh Se Joo mempersilahkan Seol masuk serta menawarinya teh.

"Enyah kau!" desis Se Joo sepelan mungkin. Tapi Seol mendengarnya. Se Joo buru-buru beralasan kalau dia sedang bicara dalam dirinya sendiri serta mengundang Seol masuk.

Jin Oh duduk dalam samping Seol dikala Seol membuka bento-nya. Se Joo absolut belum makan gara-gara konferensi pers-nya itu. Se Joo kontan tersentuh melihatnya, apa Seol tiba buat menghiburnya. Seol mengiyakannya, sekaligus buat mengucapkan terima kasih lantaran Se Joo membungkuk dalam semua orang demi dirinya. Berkat Se Joo, dia kini nir lagi mendapatkan teror.
Se Joo tertentu menunduk mencoba menyembunyikan senyumannya, itu bukan apa-apa kok. Seol jua meminta maaf lantaran dia nir tahu kalau Se Joo muncul konferensi sesudah bertemu dengannya tadi. Dia jua berterima kasih sekali lagi atas ucapan Se Joo bahwa dia nir akan melupakannya menjadi penggemar pertamanya.

Dia lalu mengeluarkan kitab yg dibacanya tadi serta meminta Se Joo mendengarkan apa yg akan dibacakannya ini. Jin Oh menatap Seol memakai penuh cinta serta mendesah, "Dia sungguh mempunyai hati yg mengagumkan."

"Tutup mulutmu!" bentak Se Joo.

Wkwkwk. Seol kontan membeku sakit hati. Dia tertentu menyodorkan bukunya, kalau Se Joo nir mau mendengarnya, dia baca sendiri saja nanti. Se Joo tertentu galau, bukan begitu maksudnya, dia hanya relatif capek. Seol tertentu cemas mendengarnya. Jin Oh tanya apa Se Joo mau membiarkan Seol pergi begitu? Kenapa?
"Urus saja urusanmu sendiri! Enyah kau! Keluar dari sini! Kenapa kau terus ikut campur?!!! Kenapa kau peduli?!" Jerit Se Joo.

Seol sontak sakit hati mendengarnya. Dia tertentu bangkit serta meminta maaf lantaran sudah peduli memakai Se Joo. Tepat dikala dia berbalik pergi tepat, Se Joo serta Jin Oh mengulurkan tangan buat mencegahnya serta Jin Oh tak sengaja merobek tasnya.
Seol sontak menatap Se Joo memakai kesal. Se Joo berusaha menjelaskan kalau itu bukan ulahnya, tapi tentu saja Seol nir percaya serta tertentu berbalik pergi memakai penuh emosi. Se Joo buru-buru mengejarnya.

Saat dia menarik Seol, dia malah terkejut melihat Seol menangis. Seol mengerti kalau Se Joo absolut merasa tertekan oleh semua kejadian hari ini. Dia hanya mencoba buat membantu, dia berusaha memahami Se Joo setiap kali dia bersikap emosional. Tapi bagaimana, Seol jua manusia.
Hanya lantaran muncul seseorang yg menyukainya, bukan berarti Se Joo punya hak buat menginjak-injak harga dirinya. Dia mencintai Se Joo menjadi seseorang penulis berbakat, tapi nir menjadi seseorang manusia. Dia meminta maaf sekali lagi, menyatakan kalau dia nir akan mempedulikan Se Joo lagi lalu pergi memakai berlinang air mata.

Se Joo tertentu masuk kembali serta menuntut Jin Oh menampakkan diri, tapi Jin Oh nir tampak dimana-mana. Kesal, Se Joo tertentu mengangkat mesin ketik itu serta menggoyang-goyangkannya, mengira Jin Oh muncul dalam dalamnya... tanpa menyadari mata lukisan Eugene O'Neill yg tiba-tiba berkiprah.

Jin Oh masih belum keluar jua, Se Joo pun akhirnya menempatkannya dalam atas meja sambil terus mengancam... dikala tiba-tiba saja dia menyadari muncul yg aneh memakai lukisan Eugene O'Neill. Saat dia berpaling, lukisan itu tampak normal... serta berkiprah lagi dikala dia nir sedang melihatnya.
Masih curiga, Se Joo pura-pura cuek lalu menoleh mendadak serta kali berikut ini sungguh melihat lukisan itu sedang menatapnya sambil senyum. Shock, Se Joo pun kelenger.

Se Joo tersentak bangun keesokan harinya dalam atas kasur serta tertentu lega melihat kamarnya tak muncul siapa-siapa. Tapi dikala dia keluar, dia melihat semua staf-nya sudah muncul disana sedang melakukan tugas mereka masing-masing.
Sekretaris Kang mewakili yg lain meminta maaf dalam Se Joo lantaran tak pernah menyadari berapa berat penderitaan Se Joo. Dia absolut sangat stres hingga melakukan hal sedramatis itu dalam hadapan para wartawan. Karena itulah, mereka tetapkan buat nir meninggalkan Se Joo.

"Kalau anda punya perkara, mohon berbagilah memakai kami. Jangan mencoba menghadapinya seseorang diri. Kami akan mendukungmu." Ujar Sekretaris Kang.

Tepat dikala itu jua, CEO Gal masuk serta tertentu menghambur ke pelukan Se Joo serta memuji konferensi pers yg Se Joo buat kemarin. Berkat aksinya itu, kini medua serta publik sungguh sedang berpihak dalam mereka.
Dengan antusias CEo Gal menyatakan bahwa kini saatnya melakukan pembicaraan mendalam mengenai masa depan. Tapi sesaat kemudian, dia hampir saja tersedak dikala Se Joo malah bilang ingin menghentikan proyek Chicago Typewriter. Dia berjanji akan bertanggung jawab sepenuhnya.

CEO Gal jelas tak mengerti kenapa. Se Joo meyakinkan kalau dia serius memakai segala hal yg dia ucapkan dalam konferensi pers. Frustasi, CEO Gal menerka kalau Se Joo absolut cuma sedang stres serta butuh liburan. Tapi Se Joo terus bersikeras nir bisa melanjutkan novelnya.
"Karena bukan aku yg menulisnya," aku Se Joo.

"Kalau bukan kau, terus siapa?"

Se Joo mengaku ghost writer lah yg menulisnya. Tapi ghost writer itu... hantu beneran. CEo Gal menatapnya memakai aneh. Oh, oke. Dia mengerti. Dia ke kamar mandi dulu, yah. Padahal dia keluar buat menelepon dokter. LOL.

Se Joo mempelototi lukisannya Eugene O'Neill sambil memerintahkan Jin Oh keluar, dia tahu Jin Oh muncul dalam sana. KELUAR! Masih belum reaksi jua, Se Joo pun tertentu melepas luksian itu dari tembok serta menggoyang-goyangkannya sambil jejeritan misalnya orang gila.
CEO Gal melihat itu dari sela pintu serta tertentu mewek dalam dokter, "Se Joo... dia sudah gila."

Se Joo akhirnya pergi menemui Dokter Yang yg menerka kalau mungkin mengalami tekanan hebat gara-gara novelnya. Dokter Yang bertanya apakah Se Joo masih mengalami perasaan takut diabaikan. Orang-orang yg pernah dibuang sebelumnya, umumnya cenderung pergi duluan sebelum mereka ditinggal.
Dokter Yang menerka, apa mungkin Se Joo mengakui punya ghost writer lantaran dia merasa takut diabaikan pembacanya. Se Joo menyangkal, tutur siapa dia menghindar lantaran takut. Dokter Yang terus bertanya, apa dia masih mengalami mimpi nir baik? Kali ini Se Joo tertentu terdiam seketika, teringat masa lalunya.

Flashback,

15 tahun yg lalu, Se Joo remaja terbangun oleh suara Tuan Baek yg membangunkannya. Dia pucat pasi serta hidup sendirian dalam rumahnya. Tuan Baek memperkenalkan dirinya menjadi sahabat mendiang ayahnya Se Joo serta mengajak Se Joo ikut dengannya.

Saat Se Joo tiba ke tempat tinggal mereka, Tae Min menyambutnya memakai ramah. Nyonya Hong jua tampak ramah awalnya, tapi jelas-jelas dia tak senang dalam Se Joo. Sikapnya berubah memakai cepat dikala dia memberitahu Se Joo bahwa mereka bisa hidup memakai baik selama Se Joo taat dalam peraturan.
"Selama kau hidup dalam sini, hidupnya memakai tenang misalnya hantu. Pastikan nir muncul orang yg mendengarmu, bahkan suara nafasmu sekalipun. Kalau kau menghasilkan menghasilkan malu keluarga kami, jangan hingga muncul yg tahu."

Flashback end.

Nafas Se Joo berat kala teringat kenangan itu. Tapi dikala dia berpaling, dia melihat Jin Oh sudah muncul dalam sana. Dokter bertanya-tanya apakah dia masih bisa melihat hantu. (Hah? Jadi sebelumnya dia memang bisa lihat hantu?).
Se Joo menatap Jin Oh lekat-lekat dikala dia berbohong dalam Dokter Yang "Tidak, aku nir bisa melihat hantu."

Bersambung ke part 2

Chicago Typewriter

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 12:00 PM - Add Comment

Selasa, 27 Februari 2018

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - dua

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - dua

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQzqvL6wQU-1uS9DBRhT1QEyKHvxkonMDUUK1Y38Y4736ZftbaOoq7YfKSagUHoHAxLZvFe_Mdsi4U8ZLmh72KNtvL7tnOJrcD-5tDFUkeiXX975275vHJv0mWk99atPEUAE2U8nsa8xwx/s1600/ct43.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - 2

Kembali ke rumah, Se Joo mendapat beberapa surat. Yang paling menarik perhatiannya artinya sebuah amplop biru yang anehnya nir terdapat nama pengirimnya. Saat beliau membukanya, beliau mendapati isinya artinya posternya yang berlubang bekas beberapa peluru. Sepertinya dikirim oleh si pria misterius. Se Joo mendesah kesal akan namun pribadi mengacuhkannya.

Jeon Seol tiba pada depan rumah Se Joo & pribadi terkagum-kagum melihat rumah mewah bak istana ini. Sungguh tak percaya saat ini beliau sedang berada pada depan rumah Se Joo. Dia jadi gugup sendiri karenanya. Dia hendak memencet bel, akan namun akhirnya tetapkan buat dandan dulu izin elok buat Se Joo.

Se Joo baru saja keluar dari kamar mandi lalu membuka fortune cookie-nya. Didalamnya beliau menemukan sebuah kertas bertuliskan, "Dewi inspirasi itu seperti hantu. Kadang, mereka timbul tanpa diundang - (Stephen King)."
Meremehkan kutipan itu, Se Joo pribadi mmebuang kertas itu ke tong sampah. Tapi tiba-tiba beliau merasa terdapat sesuatu atau seseorang pada luar jendelanya. Dia hendak mengeceknya saat bel rumahnya tiba-tiba berbunyi.

Seol berlatih mengucapkan sapaannya dalam aneka macam nada-nada manis. Tapi saat Se Joo menyapanya lewat interkom, Jeon Seol kontan kaget & refleks berteriak lantang "Ada kiriman untukmu!"
Wkwkwk. Gagal deh rencananya. Malu, beliau pribadi menundukkan kepalanya & menciptakan Se Joo keheranan melihatnya. Dia malas keluar & meminta Jeon Seol buat meninggalkannya pada depan pintu saja.

Tapi Seol menolak melakukannya, bersikeras mau memastikan barang itu sampai pribadi ke tangan Se Joo karena itulah permintaan kliennya. Se Joo sendiri tetap bersikeras beserta keputusannya & pribadi mematikan interkom-nya.

Frustasi karena gagal bertemu sang idola, Seol terduduk indolen pada depan pagar sembari menggerutui nasibnya. Sepertinya pada kehidupannya sebelumnya beliau artinya pengkhianat bangsa. Saat beliau meringkuk meratapi dirinya, seekor anjing timbul entah dari mana & berlari menghampirinya.
Seol sampai kaget sendiri melihat terdapat anjing tiba-tiba terdapat pada depan matanya. Dia pribadi membelai sayang anjing itu, mengira beliau anjingnya Se Joo. "Aku jadi iri kau tinggal pada rumah ini? Aku juga ingin tinggal pada sini. Aku ingin melihat ruangan yang biasanya beliau pakai menulis."

Tiba-tiba saja pintu pagar terbuka beserta sendirinya & anjing itu pribadi melangkah masuk. Anjing itu lalu menoleh ke Seol seolah mengundang Jeon Seol masuk. Mengira anjing itu menginginkannya masuk, Seol pun pribadi masuk sembari membawa kotak barangnya.

Se Joo hendak memasang USB-nya saat tiba-tiba terdengar ketukan pintu & suara Jeon Seol. Dia akhirnya urung & menutup kembali USB-nya yang berbentuk tulang mini itu.
Seol pribadi tersenyum lebar melihat wajah Se Joo nongol dari pintu. Tapi Se Joo menatapnya curiga, bagaimana beliau sanggup masuk? Seol bingung sendiri mendengar pertanyan itu, kan Se Joo sendiri yang membuka pintu. Se Joo heran, beliau yang buka pintu?

"Kau siapa sebenarnya? Penguntit?"

"Maaf, aku seharusnya memperkenalkan diriku lebih dulu."

Dia hendak mengeluarkan sesuatu dari sakunya, akan namun Se Joo pribadi menghentikannya. Mungkin curiga kalau Seol akan mengeluarkan sesuatu yang berbahaya, Se Joo berusaha menakuti Seol beserta mengklaim dirinya menguasai ilmu bela diri jadi sebaiknya Jeon Seol berpikir ulang jikalau beliau mau mengeluarkan apapun yang ingin dikleuarkannya dari sakunya itu.
"Kau akan dimintai pertanggung jawaban penuh atas segala tindakanmu nanti. Aku nir akan pandang bulu walaupun kau seorang wanita."

"Aku baru saja memikirkan semuanya beserta baik," ujar Seol lalu mengeluarkan kartu nama "Aku artinya seseorang yang mengumpulkan seluruh kebajikan buat melakukan segala hal..."

"Kau artinya yang terpilih, Malaikat Bel Besar?" Se Joo keheranan membaca kartu nama itu.

Ah, Se Joo keliru merogoh kartu nama, itu kartu nama Ibu temannya yang seorang peramal. Dia mengeluarkan kartu namanya sendiri, agensi jasa 'Lakukan Apa Saja'. Se Joo mendapat kartu itu walaupun beliau tetap memandang Seol beserta sinis.

Dengan memakai alasan paket yang dikirimnya, Jeon Seol berusaha masuk kedalam. Se Joo sontak menghalanginya & bersikeras menyuruh Jeon Seol meninggalkannya pada depan pintu saja. Tapi Seol sendiri bersikeras berusaha memaksa masuk sampai menciptakan Se Joo jadi kesal & berteriak membentaknya.
Menyesali teriakannya, Se Joo beralasan kalau beliau hanya nir pernah memasukkan sembarang paket kedalam rumah sebelum diperiksa terlebih dulu. Kenapa?

"Di global ini poly sekali orang yang dibutakan oleh rasa cemburu & berakhir menyia-nyiakan hayati mereka. Orang-orang itu termasuk para penguntit & orang-orang yang menderita gangguan jiwa yang menuduhku mencuri naskah mereka," ujarnya sembari menatap Jeon Seol sinis.

"Aku bukan penguntit, aku artinya penggemarmu..."

Tapi Se Joo sama sekali nir percaya & terus menyindir Seol beserta menyebutkan aneka macam kiriman ancaman yang pernah diterimanya selama ini. Karena itulah beliau nir akan membawa masuk sembarang barang atau orang atau apapun.

Tepat saat mereka tatap-tatapan, si anjing tiba-tiba menyelinap masuk melewati Se Joo & beliau baru sadar terdapat sesuatu yang melewatinya masuk sesaat kemudian. Apa yang barusan lewat? Anjingnya Se Joo. Se Joo malah bingung, anjingnya? Dia alergi bulu anjing jadi beliau nir memelihara anjing satu pun.
Panik, beliau pribadi membuka pintu & menyuruh Jeon Seol buat merogoh anjing itu, kini! Cepat masuk & cari anjingnya. Seol kentara bahagia sanggup masuk ke dalam rumahnya Se Joo. Se Joo stres melihat jejak kaki anjing itu pada sepanjang rumahnya.

"Tidak! Bukan itu!" bentak Jeon Seol tiba-tiba dari ruang kerjanya Se Joo.
Saat Se Joo masuk, beliau malah mendapati USB tulangnya sudah terdapat pada depan anjing itu. Se Joo kontan panik. Jeon Seol bertanya apakah itu USB?

Se Joo kesal, itu bukan sembarang USB, itu yang akan terjadi kerja kerasnya, bahan yang selama ini dikumpulkannya tanpa tidur & makan sampai tulang punggungnya patah & kena wasir. Dia menulis & menulis sampai matanya memerah.

"Kalau anjing itu sampai memakannya, kau juga akan meninggal."

"Tapi beliau bukan anjingku."

"Tapi beliau ikut ke sini karenamu!"

"Pintunya terbuka!"

GUK! Sela anjing itu. Kesal, Se Joo mengancam anjing itu. Jeon Seol pribadi mengomelinya, anjing itu sanggup gelisah kalau diprovokasi. Dia berusaha membujuk anjing itu beserta lebih lembut, akan namun anjing itu malah menelan USB tulang itu. Se Joo & Seol shock.

Setelah memakan flashdisk tulang-nya, anjing itu pribadi kabur. Se Joo panik melihat yang akan terjadi kerjanya diambil si anjing, beliau menyuruh Seol mengejar anjing itu. Seol masih celingukan memperhatikan rumah Se Joo, buat apa beliau melakukannya? Dia kan baru masuk ke rumahnya.
Kau bilang kau akan mengumpulkan semua kebajikan & melakukan apa saja! Akan kubayar kau 2 kali lipat. Empat kali lipat. Delapan kali! bentak Se Joo. Seol pun pribadi melesat keluar.

Sambil lari-lari, Seol menyuruh Se Joo buat menunggu dirumah saja, beliau malah menciptakan anjing semakin marah. Se Joo nir mau, beliau risi kalau sampai Seol mencuri idenya. Seol meyakinkan jikalau beliau pernah menjadi seorang dokter hewan.
Nah itu, Se Joo makin curiga jangan-jangan beliau sudah melatih anjingnya buat mencuri flashdisk-nya. Seol protes, sungguh imaginasinya sangat liar.

Anjing berhenti lari waktu menemui jalan buntu. Se Joo sudah siap mengumpati anjing itu namun Seol buru-buru membekap mulutnya. Mereka wajib membujuknya beserta manis. Ia pun mengajarkan Se Joo supaya berjongkok, menunjukan wajah ramah sembari memanggil anjing itu.. Anak baik.. sini~
Se Joo beserta kaku mengikuti saran Seol. Perlahan Anjing mulai tergoda beserta tingkah 2 orang itu. Ia melangkahkan kakinya menghampiri mereka berdua. Se Joo membuka lengannya lebar-lebar, menantikan pelukan si anjing.

Namun anjing itu malah berlari ke arah Seol beserta dramatisnya. Se Joo menatap adegan lovey-dovey si anjing & Seol beserta cemburu, pelukannya diabaikan.

Anjing pun wajib dibawa ke ruang operasi & Se Joo menunggunya sembari harap-harap cemas. Namun nir usang berselang, Seol sudah keluar menunjukan flashdisk-nya. Anjing sudah buang air akbar lebih dulu sebelum mereka melakukan x-ray. Se Joo melongo kaget, buang air akbar?
Dia mengeluarkannya tanpa duduk perkara sama sekali. Flashdisknya sepertinya masih berfungsi beserta baik. Datanya terkunci, jadi aku nir sanggup melihat isinya. Jangan cemas. Aku sudah membersihkannya.

Se Joo nir mau mendapat flashdisk-nya, Aku punya permintaan lain.

Seol tiba ke rumah Se Joo buat mengirimkan file & memformat komputernya setelah mengirimkan file-nya. Se Joo memperlihatkan kopi sembari menunggu proses formatnya. Seol terus memandangi wajah Se Joo. Se Joo sampai heran, apa terdapat yang ingin dia katakan?
Apa beliau nir mengingatnya? Mereka berdua pernah bertemu sebelumnya. Se Joo cuma terkekeh geli menanggapi pertanyaan Seol, pertanyaannya sungguh basi. Seperti lagu yang diulang-ulang. Lantas, kapan mereka pernah bertemu?

Seol ingin memperlihatkan jawaban. Namun Se Joo memotong ucapannya, 100 tahun yang lalu? 100 tahun yang lalu? Orang yang terobsesi padaku biasanya mengatakan, jangan coba cari jawaban logis dari semua ini. Yang sanggup kukatakan, semua ini artinya takdir. Mungkin terdapat hubungannya beserta kehidupan kita sebelumnya. Apa yang mau kau katakan? Apa mirip beserta yang kubilang barusan?

Seol menyangkalnya, beliau cuma penggemar nomor satunya. Se Joo membandingkan beserta film Myseri, tokoh wanitanya juga mengatakan jikalau dia penggemar nomor satunya. Terdengar notifikasi pem-formatan sudah terselesaikan, Se Joo mempersilahkan Seol buat membuang flasdisknya kemanapun & laptop barunya buat hibah Seol.

Se Joo menyeret Seol buat meninggalkan rumahnya. Seol masih cari-cari alasan buat tetap disana sebentar lagi. Apa perlu beliau membantunya membuka paketan? Se Joo menolaknya beserta ramah, sudah terdapat yang akan memeriksa kirimannya. Memangnya siapa yang mengirimkan paket itu?
Seol akan menjelaskannya pada dalam. Se Joo menghalanginya masuk, jelaskan saja disana. Seol memberitahukan jikalau pengirimnya artinya pemilik cafe pada Chicago. Se Joo jangan lupa beserta pemilik cafe yang punya mesin ketik chicago, beliau pun pribadi membopong paketnya masuk & mengunci pintu rumahnya.

Teman-sahabat Seol kembali menggosipkannya, kenapa Seol menyukai Se Joo. Bang Jin mengatakan kalau Seol itu sudah kutu kitab sejak mini. Seol bilang kalau kitab sanggup membantunya melalui masa sulit. Dia punya poly duduk perkara dalam hidupnya. Tapi penulis kan terdapat poly, kenapa wajib Se Joo?

Seol tiba-tiba timbul, Jangan coba buat melogiskan semuanya. Yang sanggup kukatakan, semua ini artinya takdir. Mungkin terdapat hubungannya beserta sesuatu pada kehidupan kita yang sebelumnya. Ujarnya mengikuti ucapan Se Joo.
Senorita! seru Dae Han si koki.

Seol mengatainya lebay, jangan bicara memakai bahasa itali disana. Dae Han nir menggubris ucapannya & menunjukan tanda tangan Se Joo beserta semangat. Sayangnya, Seol menanggapi beserta santai, tanda tangan Han Se Joo? Tiga sahabat Seol pribadi melongo beserta sikap dinginnya.

Seol menunjukan laptop yang dia dapatkan dari Se Joo. Dia mendapatkannya dari Se Joo setelah melakukan beberapa hal untuknya saat mengirimkan paket. Bang Jin memeluk laptop milik Seol, beliau sanggup merasakan energi dari penulis best seller. Apakah ini sanggup membantunya memenangkan lomba menulis?

Lihat? Ini namanya maniak sukses. Ujar Seol bangga.

Bersambung ke part 3

Chicago Typewriter

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 11:46 PM - 1 Comment

Senin, 26 Februari 2018

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - 1

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - 1

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAWnOpZpvScdimmWvw2gfjCDWuCKIrpEoCLPvCMEaexs-3abQXf_dRaf4rKFGG-JH5EAkIIm3Kt1qbU179eSBdNGTxdb6Or_lpUJu3vCOiNWfiY4lJp6xQBUW2-n0k-RHNPgmeGN6j7t3Y/s1600/ct1+%252855%2529.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Chicago Typewriter Episode 1 - 1

Suatu malam di bawah jembatan penyeberangan tempat nongkrongnya kaum tunawisma, beberapa gangster keluar dari dalam sebuah mobil glamor & langsung mencari seseorang. Di salah satu sudut, seseorang gangster memperhatikan wajah seseorang Tunawisma yang tampak sedang sibuk menulis.

Bukan orang yang dicarinya, tapi si Gangster sepertinya pernah melihat wajah si Tunawisma. Dia mencoba merogoh kacamata si Tunawisma, tapi si Tunawisma tiba-tiba langsung menyerangnya hanya untuk mencegah pria itu menyentuh wajahnya.

Si Gangster jadi emosi & langsung menarik kerah baju si Tunawisma & menghasilkan bukunya terjatuh. Si Gangster ingin mengambilnya, tapi si Tunawisma langsung mendorongnya. "Aku hidup dari ini," kata si Tunawisma.
Kesal, si Gangster hendak menyerang tapi si Tunawisma langsung cekatan menyerangnya duluan, "Aku juga butuh tanganku untuk hidup."

Si Gangster hendak menyerangnya lagi tapi tepat waktu itu juga, rekannya berteriak mengumumkan kalau mereka telah menemukan orang yang mereka cari. Si Gangster akhirnya melepaskan si Tunawisma, tapi melihat mereka menyerang seseorang Tunawisma lainnya, si Tunawisma itu langsung menggunakan kruk-nya untuk menghantam kaki si Gangster.

Gangster yang lain sontak beralih menyerangnya. Seorang dari mereka hendak menyerang wajahnya tapi Tunawisma itu langsung menggunakan kruk-nya lagi untuk menghalangi aksi si Gangster. "Maaf, tapi kau tidak sanggup memukul kepalaku. Ini adalah sumber kehidupanku."
Terlepas dari kelumpuhannya, Tunawisma itu sahih-sahih jago bela diri & menghajar para gangster itu dengan mudahnya. Seorang gangster menyerangnya dari belakang dengan melempar balok kayu barah. Tapi dia sanggup mengetahuinya & langsung memukulnya balik tepat mengenai muka si Gangster tadi.

"Siapa sebenarnya kau?"

"Kebodohan itu bukan sebuah kebaikan. Kalau kau punya banyak waktu untuk bertengkar, harusnya kau pakai itu untuk membaca buku," ujar si Tunawisma.

Dia lalu berjalan pergi, awalnya terpindang-pincang... tapi beberapa langkah kemudian, dia mulai berjalan lurus, sama sekali tidak pincang ternyata. Dia bahkan langsung melepaskan kumis & jenggot palsunya, menampakkan wajahnya yang masih muda & tampan.

Jelas dia bukan tunawisma karena dia balik  ke rumahnya yang sangat glamor & penuh dengan para pelayan yang menyambutnya, mereka bahkan tidak tampak kaget dengan penyamaran yang dilakukannya. Sekretarisnya bertanya apakah dia telah mendapatkan bahan yang bagus?
"Tentu saja, Nona Kang." Jawabnya sembari melepaskan penyamarannya.

Sambil membersihkan dirinya & ganti baju, pria itu bernarasi. "Seorang penulis tidak hanya menulis dengan otaknya. Tapi juga dengan tangan, kaki & bokongnya. Kadang, dia bahkan menyamar sebagai karakter yang timbul dalam tulisannya."
Pria itu adalah Han Se Joo, seseorang penulis novel terkenal bak selebritis. Dalam sebuah wawancara, dia ditanyai apa yang biasanya dilakukannya waktu sedang buntu ide. Dia menjawab bahwa buntu ide itu sebenarnya cuma bualan para pengeluh hanya supaya mereka sanggup minum-minum.

Tapi dia mengklaim kalau itu bukan ucapannya, dia cuma mengutip perkataan Steve Martin, yang merupakan seseorang aktor sekaligus penulis. Dan dia sangat sepakat dengan ucapannya itu.

Kembali ke meja kerjanya, Se Joo langsung membaca bahan-bahannya kembali & mulai mengetik. Sementara itu di luar, Sekretaris Kang menginstruksikan para pelayan untuk menyiapkan hidangan karena Se Joo akan selesai bekerja lima menit lagi. Para pelayan pun langsung menyiapkan secangkir cokelat lengkap dengan sepotong kayu cantik & juga sepotong kue stroberi.
"Menulis adalah mengukur seberapa akbar kekuatanmu. Aku berusaha untuk permanen sehat dengan mengontrol asupan makananku & berolahraga secara rutin. Tapi saya tidak sanggup meninggalkan kue stroberi & sokelat dengan adonan banyak gula & susu"

Tepat lima menit kemudian, Se Joo mengetik 'enter' & selesai lah pekerjaannya. Pelayan membawakan hidangan itu padanya, hidangan yang hanya dia rasakan sehabis pekerjaannya selesai. Menikmati hidangan itu cita rasanya misalnya sedang menghadiahi diri sendiri.
Alih-alih menghisap rokok, dia lebih memilih menghisap kayu manisnya bak menikmati rokok. "Apa timbul penulis kuno yang menghabiskan waktunya dengan merokok? Aku telah berhenti merokok sejak 2 tahun yang lalu. Batang kayu cantik ternyata sanggup jadi alternatif yang cukup bagus."

Sekretaris Kang masuk & langsung melaporkan berbagai kegiatannya Se Joo. Tapi Se Joo langsung menyela & mengeluhkan taman rumahnya yang menurutnya tampak suram, bagaimana kalau mereka pelihara rusa?... tidak butuh waktu usang, rusa-rusa itu telah nangkring cantik di halaman depan rumah Se Joo.

Versi Bahasa Inggris novel Se Joo yang berjudul 'Unfair Game', jadi New York Times Best Seller. Se Joo & tim agensinya pun terbang ke Amerika untuk melakukan tur keliling di 7 kota akbar.
Book signing-nya Se Joo diadakan di sebuah cafe bernuansa antik & dihadiri cukup banyak media & penggemar. Beberapa penggemar ngerumpi, menggosipkan kekaguman mereka akan goresan pena Se Joo.

Setelah acara usai & cafe kosong, Se Joo menghabiskan waktu membaca buku seseorang diri. Entah bagaimana, lampu dibelakangnya tiba-tiba menyala & lalu mulai berputar hingga menyoroti sebuah bola besi.
Sinarnya sontak menyilaukan mata Se Joo. Dan waktu dia mengalihkan tatapannya, dia melihat sebuah mesin ketik kuno di sana.

Entah kenapa mesin ketik kuno itu langsung menarik perhatiannya. Se Joo mendekat untuk memperhatikannya, benda itu kuno tapi masih kondisinya tampak masih bagus & yang paling menarik perhatiannya adalah keyboard-nya yang memakai huruf hangul.

Se Joo mengulurkan tangan hendak menyentuh mesin ketik itu... waktu tiba-tiba saja terdengar suara seseorang wanita "Apa kau tahu julukan pistol ini?"
Kontan Se Joo menarik kembali tangannya & celingukan mencari berasal suara. Tapi anehnya tidak timbul siapa-siapa. Saat Se Joo mengalihkan perhatiannya kembali ke mesin ketik... kita dibawa melihat errr... mungkin mayapada masa lampau.

Seorang pria yang wajahnya sama misalnya Se Joo (beda contoh rambut) tampak sedang mengetik dengan mesin ketik itu. Seorang wanita yang menyamar memakai kostum pria, datang meletakkan sebuah senjata yang cukup berat di mejanya Se Joo & menanyakan pertanyaan yang Se Joo dengar tadi, "Apa kau tahu julukan pistol ini?"
"Entahlah. Memangnya apa?" tanya pria yang mirip Se Joo itu.

"Karena suaranya mirip dengan suara mesin ketik. Dia dinamai 'Mesin Ketik Chicago'."

"Bagus sekali. Terus?"

"Sebuah pena lebih tajam dari sebuah pisau. Mesin ketik punya kekuatan yang lebih dari sebuah pistol."

"Lantas?"

"Kau wajib menulis sesuatu yang bagus. Jangan menulis hanya karena kau ingin mendapatkan popularitas & wanita. Tulislah sesuatu yang luar biasa."

Se Joo melamun menatap mesin ketik itu waktu pemilik cafe tiba-tiba datang & memberitahunya kalau mesin ketika itu sebenarnya berasal dari Korea & dibuat dengan tangan tahun 1930 di Kyungsung. Pemilik cafe mengalihkan perhatiannya dengan meminta menerangkan tangan.
Se Joo melayaninya dengan bahagia hati & bertanya apakah dia mau menjual mesin ketik itu kepadanya. Tapi pemilik cafe menolak permintaannya karena mesin ketik kuno itu dia dapatkan dengan harga yang cukup mahal di acara lelang. Dia memang penggemar beratnya Se Joo, tapi mesin ketik itu sangat berharga baginya.

Se Joo mengerti & tidak mempermasalahkannya lebih lanjut. Tapi tiba-tiba saja mereka mendengar suara barang pecah. Pemilik cafe langsung meletakkan bukunya di dekat mesin ketik lalu masuk kembali sembari marah-marah kepada seseorang yang dia panggil Hanna.

Se Joo pun berjalan pergi... waktu tiba-tiba saja dia mendengar suara yang memanggilnya, "Hei, bung!"
Suara yang anehnya misalnya berasal dari mesin ketik itu. Iiiiiiihhh! Tapi sepertinya tidak timbul yang aneh, Se Joo pun pergi.

Malam harinya, mesin ketik itu tiba-tiba bergerak & mulai mengetik dengan sendirinya. Wuih! Horor! Bahkan piringan hitam di dekatnya pun menyala dengan sendirinya.
Pemilik cafe terbangun mendengar suara-suara aneh itu. Mengira mungkin timbul penyusup, ia pun langsung bersiap dengan pistolnya sebelum turun mengecek keadaan. Tapi alih-alih mendapati penyusup, dia malah mendapati piringan hitamnya yang tadinya menyala tiba-tiba mati dengan sendirinya.

Tiba-tiba benda di dekatnya terjatuh dengan sendirinya. Refleks, pria itu pun langsung menembakkan senjatanya. Saat dia menembak berasal untuk kedua kalinya, piringan hitam itu tiba-tiba berbunyi lagi & mesin ketik berhantu itu kembali bergerak mengetik dengan sendirinya berulang kali, lalu tiba-tiba saja kursi-kursi di sekitarnya berjatuhan seolah timbul kekuatan tidak terlihat yang menjatuhkannya.
Pria itu kontan melarikan diri ketakutan ad interim mesin ketik itu terus mengetik kalimat yang sama berulang kali, "Kirimkan saya kepada Han Se Joo."

Di tempat lain, seseorang pria misterius menembakkan 3 buah peluru melubangi poster wajahnya Se Joo. Senjata yang digunakannya, dia buat dengan keahlian tangannya sendiri.

Seorang wanita masuk ke sebuah toko buku & langsung merogoh dua copy buku-nya Se Joo. Dia adalah Jeon Seol, salah seseorang penggemar beratnya Se Joo. Saat dia mencium aroma buku itu, Ma Bang Jin - temannya sekaligus pekerja di toko buku itu, memukul kepalanya sembari mengomelinya. Dia mau beli lagi? Dia bahkan tidak punya tempat tinggal sendiri, apa dia mau membangun istana?
"Para maniaklah yang membarui mayapada, tahu! Yang dibutuhkan mayapada ini adalah para maniak."

Sambil menatap posternya Se Joo, Jeon Seol terkagum-kagum mengomentari bakat menulis Se Joo sekaligus ketampanan Se Joo. "Ketampanan saja mungkin sanggup digunakan untuk menyelamatkan negara."

"Ada rumor yang berkata kalau dia menulis dengan menggunakan oto perutnya & menjual dengan tampangnya."
Jeon Seol sontak tersinggung mendengarnya & langsung menarik baju Bang Jin, siapa yang berkata itu? Bang Jin sampai ketakutan melihat tatapan kejam Jeon Seol, itu cuma rumor kok, cuma rumor. Ponsel Jeon Seol berbunyi waktu itu & baru waktu itulah Jeon Seol melepaskan cengkeramannya.

Seorang pelanggan menelepon untuk memintanya datang ke Bandara Incheon & merogoh sebuah barang. Jeon Seol dengan ramah mengiyakannya, tapi sikapnya berubah menakutkan waktu dia kembali ke Bang Jin & berkata kalau Bang Jin bertemu si brengs*k yang menyebarkan rumor itu, katakan padanya kalau Jeon Seol akan mematahkan lehernya. "Kuharap orang itu bukan kau."
Bang Jin langsung memegangi lehernya dengan takut-takut. Setelah Jeon Seol pergi, Bang Jin langsung menggerutui keanehan Jeon Seol. Beberapa rekan kerja Bang Jin bertanya apakah Jeon Seol yang selama ini menghabiskan semua stok bukunya Se Joo? Bang Jin membenarkannya. Jeon Seol itu apa memangnya? Editor?

Bukan. Bang Jin bercerita bahwa Jeon Seol itu adalah maniak legendaris sekaligus penulis fanfict legendaris. Jika biasanya anak-anak menulis fanfict tentang para penyanyi idol mereka, Jeon Seol justru menulis fanfict untuk penulis kesukaannya. Dia adalah pelopor.

Jeon Seol telah keras ketua sejak dia masih mungil. Dalam flashback, kita melihat Jeon Seol mungil menutup buku yang dibacanya lalu menyatakan kalau dia mau menikah dengan seseorang penulis. Teman-temannya bingung kenapa, tapi Jeon Seol mungil juga bingung tidak tahu kenapa, pikiran itu datang begitu saja sejak dia masuk sekolah.

Dia juga mewarisi bakat panjat tebih dari Ayahnya & jago dalam beberapa ilmu bela diri. Waktu remaja, dia pernah bermimpi sanggup masuk Olimpiade. Tapi dia menyerah karena alasan pribadi. Selain itu, dia juga cukup pintar.
Dia bahkan sanggup masuk sekolah kedokteran hewan hanya dengan persiapan selama setahun saja. Semua orang berharap dia sanggup sebagai dokter hewan yang sukses. Tapi dia menyerah lagi, lagi-lagi karena alasan pribadi.

Rekan-rekan kerja Bang Jin mendesah menyayangkannya, orang tuanya Jeon Seol niscaya kecewa. Tapi Bang Jin berkata bahwa kisah Jeon Seol mungkin tidak akan berakhir semenyedihkan ini jika orang tua Jeon Seol terdapat. Apa dia anak yatim? Bisa dibilang begitu lah.

Saat ini Jeon Seol melakoni berbagai pekerjaan paruh waktu yang sanggup dia temukan. Dan karena itulah dia dijuluki 'Pekerja Paruh Waktu Legendaris'. Mengingat dia punya banyak julukan legendaris, rekan kerja Bang Jin berkomentar kalau Jeon Seol niscaya hebat.
"Hebat apaan, dia itu gila lebih tepatnya. Sekarang, dia tidak lebih dari seseorang cewek cerdas yang tergila-gila kepada seseorang penulis."

Saat berhenti di lampu merah, Jeon Seol mesam-mesem kagum menatap posternya Se Joo yang tertempel di bis. "Dia tidak tertandingi. Dia niscaya pernah menyelamatkan negara di kehidupan sebelumnya."

Sementara itu di bandara, Jeon Seol baru saja mendarat & langsung disambut media & para penggemarnya yang jejeritan. Jeon Seol tiba waktu itu & waktu melihat Jeon Seol di sana, dia langsung mengejar Se Joo & lupa dengan pekerjannya.
Dia hendak memotret waktu dia menerima sms dari pelanggannya yang marah menanyakan keberadaannya, dia ketakutan. Kesal, tapi Jeon Seol terpaksa wajib mengurus pekerjannya.

Pelanggan wanita bernama Hanna Kim itu, tampak gugup & cemas menantikan kedatangan Jeon Seol yang tidak kunjung tidak. Begitu Jeon Seol datang, dia langsung marah-marah & tidak mau terima alasan apapun.
Dia menampakan barangnya & memberitahu Jeon Seol untuk memastikan dia mengirimkan barang itu langsung kepada orangnya & bilang saja kalau ini hibah dari pemilik cafe di Chicago.

Dia langsung pergi tanpa berkata kepada siapa barang itu wajib dikirim. Jeon Seol membaca labelnya & mendapati nama penerima barang itu adalah Han Se Joo. Sontak dia kaget, apa mungkin Han Se Joo yang itu?

Se Joo masih terus mengetik dalam perjalanan balik  ad interim CEO agensinya terus nyerocos tiada henti. Saat CEO Gal memprotes kerja gilanya, Se Joo santai menanggapinya. "Menurutmu karena siapa saya jadi gila kerja misalnya ini? Ada banyak yang wajib kutulis. Bagaimana mungkin saya sanggup santai?! Kalau kau punya kesadaran, berhentilah memberiku pekerjaan."
CEO Jal langsung bungkam seketika & beralih menanyakan reservasi restoran.

Di restoran, waktu si ketua koki melihat pelanggannya adalah Se Joo, dia tampak jadi lebih antusias meneriakkan berbagai perintah kepada para anak buahnya. CEO Gal sendiri nyerocos tentang berbagai rencana bisnisnya dari novelnya Se Joo.
Se Joo males mendengarkannya, malah ngobrol sendiri dengan Sekretaris Kang & mengacuhkan CEO Gal. Sekretaris Kang cemas jika Se Joo sendirian di rumah mengingat para pelayan sedang liburan, ditambah lagi dengan adanya insiden penguntitan beberapa waktu yang lalu. Se Joo santai, dia akan baik-baik saja. CEO Gal kontan emosi diacuhin.

Saat dessert dihidangkan, Koki menghampiri mereka untuk minta menerangkan tangan... untuk temannya, dia penggemar beratnya Se Joo & teman yang dimaksudnya itu adalah Jeon Seol. Se Joo pasang senyum ramah menurutinya, tapi si Koki minta satu menerangkan tangan lagi untuk dipajang di restorannya. Senyum ramah Se Joo kontan luntur seketika, tapi dia permanen bersabar menuruti permintaan si Koki.
Puas mendapatkan menerangkan tangan, si Koki membagikan sebuah fortune cookie untuknya. Dia mengklaim kalau ramalan dalam fortune cookie itu biasanya lumayan tepat. Se Joo menerimanya tapi nanti saja dia buka.

Bersambung ke part 2

Chicago Typewriter

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 8:33 PM - 3 Comments

Minggu, 25 Februari 2018

Sinopsis Bride of the Water God Episode 13 - 1

Sinopsis Bride of the Water God Episode 13 - 1

Image source: http://www.koreandrama.org/wp-content/uploads/2017/06/Bride-of-the-Water-God-1.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Bride of the Water God Episode 13 - 1

So Ah menjatuhkan ponselnya waktu melihat Habaek menunggunya di daerah biasa & tertentu menghambur kedalam pelukannya & menangis di sana.
Hoo Ye yang cemas bergegas menyusulnya, tapi malah mendapati So Ah & Habaek berpelukan. Dia cepat-cepat bersembunyi di belakang tembok.

Habaek melepaskan pelukannya untuk memperhatikan So Ah. Sepertinya beliau kurusan & terdapat bundar hitam di matanya. Habaek suka So Ah misalnya ini, beliau kelihatan misalnya freesia di ekspresi dominan semi.
Menghapus air mata So Ah, Habaek mengingatkan akan peringatannya dulu. Sekali beliau jatuh cinta kepadanya, maka takkan terdapat apapun yang sanggup menyingkirkan sihir itu.

Melihat ponsel So Ah di jalan, Habaek berjalan ke sana untuk mengambilnya, tapi beliau sama sekali tidak melihat Hoo Ye yang bersembunyi di dekatnya. Dia tertentu kembali ke So Ah & merangkulnya balik .
Hoo Ye hanya sanggup menatap mereka dengan murung. Apalagi waktu beliau melihat So Ah maupun melingkarkan lengannya merangkul pinggang Habaek.

Soo Ri terharu sanggup bertemu So Ah lagi. Dia hampir saja mau memeluk So Ah, tapi tidak berani. Akhirnya So Ah yang menepuk-nepuk punggungnya, beliau maupun suka sanggup bertemu Soo Ri kemmbali.
Sambil memberi ramen untuk Soo Ri, So Ah tanya apa yang sebenarnya terjadi. Soo Ri mengatakan kalau Habaek diberi tugas lain. Tugas mencari semacam arti. Dia harus menyadari sesuatu.

Soo Ri bercerita bahwa waktu mereka kembali ke Negeri Air, air merah sudah tiba 4 kali. Habaek nisbi kesulitan mengikuti keadaan dengan lingkungan baru. Segala sesuatu di Negeri Air sangat berbeda daripada di sini.

Biasanya beliau agak sensitif waktu terjadi sesuatu, tapi beliau diam terus misalnya sedang murka. Lalu suatu hari, beliau mulai jadi sangat keras kepala akan sesuatu.

Flashback.

Murid Imam Besar memberitahu Habaek bahwa Imam Besar mengunjungi Negeri Langit & meninggalkan pesan untuk Habaek. Waktu beliau memberitahu Habaek untuk mencari tahu kenapa batu yang kuasa terdapat di global insan, itu bukan tugas yang diberikannya kepada Habaek.
"Jadi pria tua ittu akan terus keras kepala misalnya ini?" Kesal Habaek.

Jelas-jelas waktu itu, Imam Besar menyuruhnya untuk mencari tahu kenapa batu yang kuasa terdapat di global insan. Jelas-jelas Imam Besar menyuruhnya untuk mencari jawaban atas pertanyaannya. Tapi Murid Imam Besar menegaskan bahwa itu bukan pertanyaan.

Melihat Habaek kesal, Soo Ri tertentu angkat bicara membelanya. Jelas-jelas itu pertanyaan & kalau calon raja bilang begitu, maka itu artinya itu merupakan pertanyaan.
Kenapa Imam Besar sangat keras kepala? Habaek kan bilang kalau beliau mau kembali untuk mencari jawabannya. "Apa kau pernah melihat Tuan Habaek menawarkan dirinya untuk mencari sesuatu sebelumnya?"

Flashback end.

Begitulah kisahnya. Gara-gara kekeraskepalaan Habaek, Imam Besar hampir tidak mendapatkan izin dari Dewa Alam Semesta & mengirim Habaek kemari. Soo Ri tak tahu apakah Habaek akan sanggup menemukan sesuatu.
Saat So Ah naik, beliau melihat Habaek sedang menatap boneka Yong Yong. So Ah sudah mau menyebutkan, tapi Habaek menyela duluan & menggodanya.

Dia tidak tahu kalau So Ah akan dengan boneka untuk memuaskan kebutuhan emosionalnya. Apa yang So Ah lakukan kepada boneka ini? Apa So Ah menyiksanya? Atau melakukan sesuatu yang aneh karena beliau kesepian.

Malu, So Ah tertentu merebut boneka itu darinya. Habaek kemudian berjalan ke pintu loteng. Dia heran, kenapa So Ah lebih suka putar jalan lewat depan padahal kan lewat pintu ini lebih cepat.

Habaek membuka kembali kamar lotengnya & mendapati tak terdapat satupun yang berubah. Dia nyerocos panjang lebar wacana seluruh pesan yang beliau katakan kepada So Ah sebelum beliau pergi, tapi tak terdapat satupun yang So Ah lakukan.
So Ah berkaca-kaca menatap punggung Habaek. Tapi beliau cepat-cepat berpaling waktu Habaek menatapnya & tanya apa yang ingin Habaek temukan di sini. Soo Ri bilang kalau Habaek diberikan tugas baru, yaitu menemukan alasan kenapa batu yang kuasa terdapat di global insan.

Habaek tertentu memeluknya dari belakang. Dia sama sekali tidak peduli wacana kasus itu. Dia tiba kemari karena beliau tahu kalau So Ah buruk-baik saja. Dia tetap harus kembali. Itu tetap harus kulakukan.

"Aku tiba untuk mengucap selamat tinggal dengan betul. Aku tidak mau meninggalkan penyesalan apapun. Bahkan sekalipun kita harus berpisah, aku ingin meyakinkan diriku bahwa aku nisbi mengasihi. Aika kau tidak siap. Aika kau tidak sepakat, maka aku akan pergi."
"Demi mengucap selamat tinggal dengan betul, kau ingin nisbi mengasihi. Itu tidak masuk logika, tapi kedengarannya bagus. Kupikir-pikir, kurasa aku sudah sangat merendahkan hidupku sendiri. Aika aku tidak mengasihi diriku sendiri, siapa yang akan mencintaiku? Seseorang absolut sangat kasihan padaku, hal sebagus ini terjadi padaku."

"Itu karena kau baik."

"Tidak, aku buruk."

"Kau baik."

Baiklah, sebagai orang baik di global ini tidak gampang. Pepatah mengatakan kalau orang baik akan mendapatkan pria yang baik, tapi film semacam itu tidak akan laris jaman kini ini.
"Aku cuma pria baik? Aku ini yang kuasa."

"Jadi pesannya merupakan 'Orang yang baik akan bertemu yang kuasa'?"

"Apa menurutmu itu nisbi?"

"Lalu apa lagi?"

"Sesuatu misalnya ini." Habaek pun tertentu mencium So Ah mesra.

Tanpa mereka sadari, Hoo Ye menatap rumah So Ah dengan murung. Teringat kembali perintah Moo Ra yang menyuruhnya untuk mendapatkan So Ah & buat beliau melupakan Habaek, Hoo Ye mendesah bahwa itu bukanlah sesuatu hal yang gampang dilakukan.

So Ah terbangun keesokan paginya & tertentu mengecek kamar loteng. Tapi kamar loteng kosong, So Ah mendesah murung. Tapi kemudian beliau mendengar suara-suara dari luar. Dia tertentu keluar & mendapati Soo Ri sedang higienis-higienis & Habaek baru terselesaikan mandi.
Senyum So Ah tertentu mekar seketika. Soo Ri heran, kenapa So Ah keluar dari kamar itu. So Ah canggung, beliau cuma sedang mencari sesuatu. So Ah cari apa? Tanya Habaek sembari mendekatinya. So Ah makin canggung, bingung harus jawab apa.

"Apa kau mencariku?" Goda Habaek sembari masuk ke kamar. So Ah tertentu membeku & Habaek diam-diam tersenyum suka.

Soo Ri memberitahu So Ah kalau beliau akan kerja paruh waktu lagi di penyewaan bahtera bebek. Habaek heran melihat So Ah masih di rumah, apa beliau tidak akan ke klinik. So Ah membenarkan, kliniknya tutup sebentar, terdapat sedikit kasus.
Tapi tidak kasus kok. Dia kan hidup bareng Dewa Yang Maha Kuasa, jadi untuk apa repot-repot bekerja. Mulai kini, berikanlah keuntungan dari kekuatanmu yang hebat. Tapi Habaek tertentu canggung. Soo Ri dengan entengnya bilang kalau Habaek tidak punya kekuatannya.

"Kekuatanmu tidak kembali? Kau bilang kalau kekuatanmu akan kembali andai saja kau kembali ke Alam Dewa."

Habaek membenarnya, kekuatannya memang kembali di Alam Dewa. Tapi Habaek meninggalkan kekuatannya di sana.

Flashback.

Ternyata keliru satu persyaratan Habaek untuk kembali ke global insan merupakan beliau diharuskan untuk meninggalkan kekuatannya. Imam Besar beralasan biar adil & beliau menolak bernegosiasi lagi.
Karena Habaek tidak akan merampungkan misinya, makanya beliau melakukan tindakan pencegahan. Habaek harus kembali untuk penobatanya. Imam Besar hanya mengizinkan Habaek untuk dengan kekuatannya satu kali saja agar Habaek sanggup membuka Gerbang Dewa untuk kembali. Saat air merah ke-6 tiba, beliau akan mengirimkan kekuatannya.

Flashback end.

Begitulah kisahnya. So Ah tercengang mendengar cerita itu. Memangnya kekuatan itu semacam kotak makan siangatau semacamnya? Bagaimana sanggup ditinggalkan di sana? Tapi, kenapa kekuatan Habaek menghilang waktu pertama kali dulu?
"Aku tanya padanya, tapi beliau hanya memberiku senyum aneh. Dia cuma bilang kalau itu sanggup saja terjadi. Dia sangat tidak jelas."

"Jadi maksudmu, kau kembali dengan tangan kosong?"

Soo Ri mengoreksi, "Dengan lapar."

So Ah sontak menatapnya sinis. Habaek meyakinkannya kalau yang terdapat di Negeri Air tidak semuanya jahat. Dia diperbolehkan membawa sesuatu yang sangat dibutuhkan di global insan. So Ah antusias, apa yang beliau bawa? Apa semacam tongkat sihir yang sanggup menghasilkan emas & perak?
"Lebih hebat daripada itu." Kata Habaek. Habaek & Soo Ri berjejer kemudian dengan pedenya menunjukkan KTP & SIM baru yang mereka miliki.

"Sekarang aku sanggup menyetir." Kata Habaek

"Sekarang aku sanggup kerja secara resmi." Soo Ri suka. So Ah cuma sanggup melongo kecewa.

Bi Ryeom melihat Moo Ra tidur & mengangkat teleponnya. Bi Ryeom menyuruh Moo Ra untuk mengangkat telepon Tuan Kim & menasehatinya untuk tidak terlalu menyusahkan managernya itu. Apa Moo Ra tidak kasihan padanya.
Aika hidup Tuan Kim merupakan film, maka beliau merupakan protagonisnya & Moo Ra merupakan pemeran pembantu yang sangat kejam. Dan jangan pula bilang kalau Tuan Kim sanggup mencari nafkah berkat dirinya. Aika bukan karena para staf-nya maka Moo Ra tidak akan malas-malasan misalnya ini.

"Kalian seluruh melakukan apa yang tidak sanggup dilakukan oleh yang lain."

"Apa terdapat yang keliru denganmu?"

"Tidak. Kurasa karena apa yang kulihat. Aku melihat insan bicara misalnya itu di TV semalam."

Moo Ra akhirnya menurutinya & bicara kepada Tuam Kim dengan nada lebih lembut. Tuan Kim meminta Moo Ra untuk menaruh ucapan terima kasihnya kepada Bi Ryeom. Dia betul-betul berterima kasih atas bantuan Bi Ryeom.
Sutradara bilang kalau beliau sanggup syuting adegan ciuman lagi waktu Moo Ra sudah siap, beliau bersedia menunggu. Moo Ra kesal mendengarnya & tertentu mematikan teleponnya.

Bi Ryeom terus nyerocos menggodai Moo Ra & membahas apa yang didengarnya di TV kemarin, bahwa tidak terdapat insan yang terlahir demi orang lain. Tapi dari Bi Ryeom, beliau terdapat demi Moo Ra.
"Begitu, yah? Karena itu kau menjual sema tanah & keliling global selama 10 tahun?" Sinis Moo Ra.

"Aku kembali secara bersiklus untuk menghiburmu. Apa kau tidak suka aku pergi jauh sekian lama?"

Moo Ra sontak canggung, tentu saja tidak. Bi Ryeom tersenyum geli melihat reaksinya. Saat mereka kembali ke apartemennya Moo Ra, Bi Ryeom heran melihat Moo Ra mondar-mandir lewat cela pintu.
Moo Ra memakai lipstiknya. Dia mau latihan ciuman dengan boneka besarnya, tapi akhirnya memutuskan untuk latihan mengucap obrolan ucapan selamat tinggal dulu. Tapi tiba-tiba beliau mendengar suara Bi Ryeom mendengus geli.

Malu, Moo Ra mau pergi. Tapi Bi Ryeom tertentu mencegahnya & menyatakan kalau beliau akan membantu Moo Ra. Dia tertentu menarik Moo Ra kedalam pelukannya & mencium mesra bibir Moo Ra.

Moo Ra begitu kaget & cepat-cepat mendorongnya menjauh. Bibir Bi Ryeom hingga belepotan lipstik gara-gara ciuman mesra barusan. "Seperti itulah cita rasanya. Ingatlah perasaan itu. Denga begitu kau akan sanggup melakukannya (adegan ciuman)."
Moo Ra kesal & tertentu melayangkan tangan untuk menamparnya. Tapi Bi Ryeom gesit menghindar & menangkap tangannya. Ada apa dengan Moo Ra? Sepertinya beliau lupa dengan fakta kalau beliau merupakan tunangan Moo Ra.

Moo Ra kesal & memperingatkan Bi Ryeom untuk tidak mengucap ungkap 'tunangan' itu lagi. Loh, kan Moo Ra yang memohon-mohon padanya untuk jadi tunangannya. Apa beliau berubah pikiran kini?
"Kapan aku bilang begitu?"

Moo Ra sendiri menyuruh Bi Ryeom untuk bilang ke Habaek kalau mereka tunangan karena Moo Ra cemburu kepada gadis itu. Waktu beliau bilang ke Habaek waktu itu, Habaek malah mengucap selamat untuk mereka.

Bahkan demi membantu Moo Ra, Bi Ryeom hingga harus putus dengan seorang perempuan padahal perempuan itu merupakan perempuan tercantik di Negeri Langit. Moo Ra canggung, Bi Ryeom kan tidak terlalu menyukai gadis itu. Lagipula seluruh orang tahu kalau beliau palyboy.

"Playboy maupun punya hati."

Kesal, Moo Ra mau menghajarnya lagi. Tapi lagi-lagi Bi Ryeom menangkap tangannya dengan cepat & memeluk Moo Ra erat-erat. Moo Ra panik berusaha melepaskan diri, tapi Bi Ryeom memeluknya makin erat. Kenapa Moo Ra pura-pura tidak tahu wacana perasaannya.
Mendengar itu, Moo Ra pun berhenti melawan. Tapi beliau masih kesal & memperingatkan Bi Ryeom untuk tidak bicara dengannya.

Bersambung ke part dua

Bride of the Water God

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - tiga:45 PM - Add Comment

Sinopsis Bride of the Water God Episode 12 - 1

Sinopsis Bride of the Water God Episode 12 - 1

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-HAkNzijiHuylbmV63W3AjW9sSeTFvWfB1wPNNAUn22EeADjUmD0Cy0o5O3-grWOUFGMK-rjIOMykcwKcdSU-d5BWREpkxteg-RPTySan7OPIC01eJkkdsGrlzMJqdUSlYrmSsd3lksh7/s1600/Sinopsis+Bride+of+the+Water+God+2017+Episode+9+Bagian+Pertama.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Bride of the Water God Episode 12 - 1

Moo Ra menceritakan kisah leluhur So Ah. Dulu, muncul seseorang insan bernama Nak Bin, beliau insan yang dikorbankan pada mereka, para tuhan. Suatu tindakan kurang pandai yang dilakukan oleh insan. Dan Habaek yang jatuh cinta pada insan korban itu, jauh lebih kurang pandai menurut insan.

Raja Negeri Langit bermimpi ingin membuat hirarki baru pada Alam Dewa. Dia pikir beliau bisa melakukannya dengan cara mencuri kekuatan Habaek. Maka Raja Negeri Langit membisiki Nak Bin mengenai kehidupan tak pernah mati hingga Nak Bin mengkhianati Habaek.
Bersama Bi Ryeom, Habaek memasuki sebuah gua pada mana Nak Bin ditahan dan memberitahu Nak Bin bahwa Suh Wang Mo (Ibu Negeri Air) akan membunuhnya. Dia akan mematahkan kutukan Nak Bin dengan menggunakan darah Nak Bin sendiri.

Nak Bin akan mendapatkan kehidupan abadinya, bareng kematiannya. Dia tidak akan pernah mencapai surga dan tidak akan diizinkan bereinkarnasi. Nak Bin ketakutan, berusaha memohon pada Habaek buat menyelamatkannya.
Tapi Habaek menegaskan, "Aku tidak akan memaafkanmu. Aku datang buat menjelaskan itu padamu."

Nak Bin semakin panik, beliau sungguh tak memahami kalau itu artinya kutukan. Dia melakukannya karena beliau mengasihi Habaek, karena beliau ingin hayati bareng Habaek selamanya. Tapi Habaek tertentu berpaling pergi tanpa mempedulikan apapun lagi walaupun beliau tampak begitu duka.

Pada hari eksekusi, Nak Bin dimuntahkan menurut gua tahanannya. Dia diseret ke pantai pada mana Suh Wang Mo dan Bi Ryeom sudah menunggu. Genderang ditabuh dan langit yang cerah berubah mendung seketika.
Nak Bin tertentu diseret ke tepi bahari. Dengan menggunakan kekuatannya, Suh Wang Mo membuat kaki Nak Bin berjalan dengan sendirinya ke tengah bahari. Nak Bin semakin ketakutan dan berusaha memanggil-manggil Habaek tanpa yang akan terjadi. Dia terus berjalan ke tengah bahari hingga air menelannya.

Moo Ra menemani Habaek yang merenung duka pada taman, teringat seluruh kenangan indahnya bareng Nak Bin pada sana. Dia teringat saat Nak Bin mengagumi bunga-bunga pada sana. Habaek memetik bunga itu. Lalu tak usang kemudian, bunga itu mengambang pada atas bahari, daerah kematian Nak Bin.

Akan tetapi, Moo Ra menjelaskan bahwa kemarahan Suh Wang Mo tidak reda hanya dengan kematian Nak Bin dan menginginkan saudaranya Nak Bin bareng putranya, membayar kesalahan Nak Bin. Karena itulah, Bi Ryeom mendatangi si pelaut dan putranya yang sedang memancing buat dibawa ke hadapan Suh Wang Mo.
Demi menyelamatkan nyawanya dan putranya, Kakak Nak Bin pun menjanjikan dirinya dan seluruh keturunannya buat menjadi hamba tuhan.

So Ah nyinyir mendengar cerita itu. Terus apa hubungannya dengannya? Bahkan sekalipun leluhurnya 1000 tahun yang kemudian mengkhianati negara atau membunuh seseorang, hubungannya dengannya apa?
Apa Moo Ra menginginkannya buat merasa bersalah atas kesalahan yang dilakukan leluhurnya dulu? Tapi rasa bersalah artinya sesuatu yang dirasakan seseorang jikalau beliau betul-betul membuat kesalahan, akan tetapi kisah leluhurnya itu sama sekali tidak membuatnya merasa bersalah.

"Kudengar kau kurang pandai. Tapi ternyata kau sungguh tidak mengerti maksudku, yah?"

Bi Ryeom dan Habaek sama-sama gelisah pada daerah masing-masing. So Ah akhirnya kembali tak usang kemudian. Habaek tertentu tegang. Dia hendak membahas mengenai apapun yang dikatakan Moo Ra, akan tetapi So Ah menyelanya dengan santai dan cepat-cepat mengalihkan topik membahas makan malam.
Habaek jadi semakin cemas. Apa yang sudah dikatakan Moo Ra tersebut? So Ah santai, bukan apa-apa kok, cuma mengenai kehidupan cinta masa lalunya Habaek. Tidak menarik maupun.

Tentang seseorang wanita bernama Nak Bin yang sangat Habaek cintai akan tetapi malah mengkhianati Habaek dan dihukum karenanya, kemudian kakaknya membuat janji tidak masuk nalar buat para tuhan dan orang itu artinya leluhurnya.

"Tapi orang itu kan hayati 1200 tahun yang kemudian, dan bukannya 120 tahun yang kemudian. Jadi kalau sekarang saya disalahkan karena itu kan namanya kelewatan, iya kan?"
"Apa sebenarnya yang ingin kau katakan?"

"Kembalilah... ke daerah kau seharusnya berada. Kembalilah ke sana. Tolong tinggalkan tempat tinggal ini secepat mungkin."

"Aku yang akan menentukan kapan saya akan pergi!" Kesal Habaek.

Dia hendak pergi, akan tetapi So Ah tertentu membahas bagaimana dulu Habaek yang bahkan tidak melakukan apapun saat Nak Bin, wanita yang dicintainya, tewas. Habaek tertentu mengepalkan tangannya penuh emosi mendengar sindiran So Ah. Tapi begitu beliau pergi, So Ah menangis diam-diam.
Flashback.

So Ah bersikap sedingin itu pada Habaek sebenarnya karena Moo Ra menuntutnya buat meyakinkan Habaek buat kembali dengan cara apapun. Moo Ra sama sekali tidak menginginkan So Ah buat merasa bersalah. Dia ingin So Ah melepaskan Habaek, beliau konfiden kalau So Ah sanggup melakukan itu.
"Aku hampir gila karena marah. Tapi saya mengakui... kalau si brengs*k itu sungguh-sungguh mencintaimu."

Habaek sekarang goyah karena perasaannya itu. Habaek akan segera menjadi raja seluruh Negeri Air dan seluruh Negeri Air akan segera menjadi Habaek. Jika Habaek tidak menjadi raja maka beliau tidak berharga. Karena itulah beliau wajib segera kembali.

So Ah wajib membuatnya kembali sebelum Habaek tertelan oleh perasaannya. Buat beliau kembali selama beliau masih bisa menanggung rasa kehilangan. Moo Ra tidak mau melihat Habaek menghancurkan dirinya sendiri misalnya saat Nak Bin tewas dulu.

"Kumohon. Jangan memikatnya misalnya yang dilakukan Nak Bin."

Flashback end.

Bi Ryeom gelisah pada depan kamarnya Moo Ra. Saat beliau membuka pintunya, beliau mendapati Moo Ra berdiri membelakanginya. Sedih namun tidak bisa melakukan segala hal yang dilakukan insan saat sedang duka. Di saat misalnya ini, beliau ingin sekali bisa menangis atau mabuk misalnya insan.
"Aku sangat marah hingga mau gila cita rasanya. Aku memberitahunya kalau (Habaek) mencintainya. Kenapa hanya ini satu-satunya cara buat membuatnya kembali?"

Jika Moo Ra sudah mencapai apa yang diinginkannya maka beliau gak perlu marah atau duka. Bi Ryeom biar memeluknya kemudian melingkarkan lengannya memeluk Moo Ra. Jika Moo Ra mengizinkan maka Bi Ryeom akan menghajar Habaek hingga beliau 1/2 tewas.
"Coba saja kalau kau berani."

Habaek dan So Ah insomnia malam itu, sama-sama bersedih pada daerah masing-masing. Keesokan harinya, Habaek berusaha menahan air matanya menatap pintu lotengnya.

Dia cepat-cepat keluar dan membangunkan Soo Ri, apa Soo Ri kecewa karena beliau melakukan kerja paruh waktu demi membelikan bantuan perdeo buat hamba tuhan. Soo Ri mengakuinya, beliau sangat kecewa.
"Maaf. Aku memahami kau kerja pada persewaan bahtera bebek siang hari dan bekerja jadi pengantar ayam pada malam hari semuanya demi memberiku pakaian pangan."

Habaek mengakui yang yang dikerjakannya seharian cuma memandikan tubuhnya yang paripurna dan mendapat segala hal secara perdeo menurut Soo Ri. Soo Ri sontak berlutut ketakutan.

"Kau tidak menerka saya akan menjelaskan hal misalnya ini, kan?"

"Tidak."

"Baguslah kalau kau sadar. Sekarang turunlah ke hamba tuhan itu dan katakan padanya kalau kita mau sarapan."

Selama makan, Soo Ri menyadari keanehan diantara Habaek dan So Ah. Setelah terselesaikan, Habaek menyerahkan ponselnya dan Soo Ri pada So Ah dan meminta So Ah buat mengurusnya. Dia maupun meminta So Ah buat menelepon bos daerah kerjanya Soo Ri dan segala sesuatu miliknya pada sini.
"Pastikan kau kembali lebih cepat setiap malam," pesan Habaek. "Kudengar muncul sesuatu yang bisa membuat lampu depanmu menyala otomatis saat gelap. Gantilah lampu depanmu dengan lampu otomatis itu."

Dia maupun berpesan supaya So Ah tidak makan ramen terus, masaklah kuliner yang lebih layak buat dirinya sendiri biarpun cita rasanya tidak enak. Dan tak jarang-seringlah membersihkan tempat tinggal walaupun susah.

Habaek dengar beliau bisa melaporkan sesuatu yang bernama 'keluhan masyarakat' jikalau lampu jalan rusak. Jangan berjalan pada daerah gelap biarpun menyusahkan dan laporkan. So Ah kan suka melaporkan sesuatu.
So Ah berkaca-kaca mendengar seluruh pesan perpisahan itu. Setelah Soo Ri pergi, Habaek mengaku kalau kali ini beliau tidak bisa mengetahui apakah So Ah berbohong atau tidak. Dia menyadari So Ah sangat ingin beliau beliau pergi.

"Karena saya dewamu, kenapa saya sombong dan bilang kalau saya akan melindungimu? Memalukan. Kenapa saya menjanjikan sesuatu yang tidak bisa kupenuhi? Aku menyesalinya. Aku ingin bertanya padamu apakah saya boleh pergi dan apakah tidak masalah? Aku ingin menanyakan itu. Tapi kurasa tidak masalah lagipula tidak banyak yang kulakukan untukmu."
"Tidak masalah. Kau tidak betul-betul pernah melakukan sesuatu untukku. Aku bahkan tidak akan sadar kalau kau pergi. Tidak masalah biarpun agak sepi nantinya pada sini. Aku sudah bilang kan, saya akan baik-baik saja."

Habaek tertentu beranjak bangkit dan menyatakan mau pergi sekarang. So Ah memperlihatkan buat mengantarkan Habaek ke Gangwon-do, akan tetapi Habaek menolak. "Kita berpisah pada sini saja."

Air mata So Ah tertentu mengalir begitu Habaek pergi. Bi Ryeom muncul pada sana saat Habaek keluar. Soo Ri buru-buru menyusul Habaek. Bi Ryeom tak segera menyusul, sejenak beliau terdiam memperhatikan kesedihan So Ah. Setelah mereka seluruh pergi, So Ah menengadah, menatap langit yang cerah.

Habaek dan Soo Ri tiba pada gerbang tuhan. Saat Habaek hendak melewatinya, tiba-tiba beliau mendengar suara So Ah yang mengucap selamat tinggal. Dia berpaling buat melihat daerah itu sebelum akhirnya beliau berjalan melewati gerbang itu dan kembali ke Negeri Air.

Ja Ya mendapat tawaran syuting. Sebenarnya beliau ragu melakukannya karena beliau disuruh mancing naik kapal, akan tetapi tetap beliau terima maupun. Sekretaris Min datang saat itu dan menyarankan Ja Ya buat menolaknya saja kalau tidak mau.
Ja Ya tidak mau, beliau bukan seseorang bintang akbar yang bisa pilih-pilih pekerjaan. Sekretaris Min tertentu saja merebut ponselnya Ja Ya buat membatalkan Ja Ya menurut acara itu.

Moo Ra monyong mau latihan mencium boneka akbar itu. Tapi bonekanya beranjak-mobilitas terus hingga Moo Ra kesal dan menampar si boneka.
"Kenapa? Tidak berhasil? Apa kau mau kucarikan manekin?" Goda Bi Ryeom. Moo Ra kesal dan mau pergi. Tapi kemudian, Bi Ryeom memperlihatkan manekin yang mirip Brad Pitt. Jelas itu tertentu menarik perhatian Moo Ra, memangnya muncul sesuatu misalnya itu?

Ada, Moo Ra kan sangat peduli dengan penampilan. Mungkin beliau tidak bisa mencium karena laki-laki itu bukan tipenya. Kalau begitu, Moo Ra mengusulkan buat mencari yang baru saja. Tapi Bi Ryeom malah mendengus geli mendengarnya dan mengingatkan Moo Ra bahwa masalah utamanya artinya pada Moo Ra sendiri.

Seharusnya Moo Ra membuat mereka mengasihi Moo Ra, akan tetapi mereka malah takut pada Moo Ra. Moo ra sontak kesal dan mau mengancam Bi Ryeom. Tapi tiba-tiba saja Bi Ryeom menarik Moo Ra mendekat kepadanya hingga Moo Ra jadi gugup karenanya.
Bi Ryeom dengan santainya mengingatkan Moo Ra bahwa jikalau aktor hendak mencium Moo Ra akan tetapi mendengar Moo Ra mengancam akan membekukan dan menghancurkan lidahnya, apa mungkin aktor itu akan mau mencium Moo Ra?

Moo Ra tergagap mau protes, akan tetapi Bi Ryeom menarik Moo Ra semakin dekat. Moo Ra jadi semakin gugup. Bi Ryeom tersenyum melihatnya, yah misalnya inilah suasana yang sempurna buat berciuman.

Moo Ra cepat-cepat menguasai dirinya dan mendorong Bi Ryeom dengan kesal. Bi Ryeom geli, kasih memahami beliau kapanpun Moo Ra membutuhkan seseorang buat latihan ciuman. Dia lebih baik daripada manekin.
Teleponnya berbunyi saat itu dan apapun orang pada seberang, membuat Moo Ra jadi tambah kesal. Bi Ryeom menganggap kalau mereka sudah menjadwal adegan ciuman. Sebaiknya Moo Ra bayar saja sanksi pembatalan kontrak dan terselesaikan.

Biasanya insan misalnya itu. Saat harga diri mereka hancur, mereka tidak mau terima uang. Seperti So Ah. Dia mengembalikan mobilnya selesainya Habaek pergi.

So Ah punya pasien baru, seseorang anak mungil yang aktifnya minta ampun hingga kantornya amburadul, akan tetapi So Ah malah senang-senang saja bermain dengannya. Sang Yoo hingga heran melihat perilaku So Ah.
Sang Yoo punya kabar baik, Ayahnya Ma Bong Yeol akan membantu mereka terkait pinjaman bank mereka. So Ah betul-betul senang, sepertinya segala hal berjalan baik belakangan ini. Dia maupun punya banyak pasien sekarang. Sang Yoo heran, pasien baru mereka kan cuma satu. Kenapa So Ah malah senang banget.

Yeom Mi tiba-tiba menerobos masuk ke kantornya. Soalnya beliau dengar menurut Ji Won kalau So Ah minta kencan buta. So Ah sontak menggerutui Ji Won, beliau kan sudah minta dirahasiakan. Ah, tidak. Memang beliau sendiri kok yang minta Ji Won ngasih memahami. So Ah mendadak ketawa gaje yang kentara membuat Yeom Mi dan Sang Yoo keheranan.
Bersambung ke part dua

Bride of the Water God

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 9:50 AM - Add Comment

Sabtu, 24 Februari 2018

Sinopsis Bride of the Water God Episode 10 - 1

Sinopsis Bride of the Water God Episode 10 - 1

Image source: http://d263ao8qih4miy.cloudfront.net/wp-content/uploads/2017/07/habaek1-00212a.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Bride of the Water God Episode 10 - 1

Saat Habaek melepaskan diri dari ciuman mereka, keduanya sontak canggung. So Ah bahkan langsung menunduk, menghindari tatapan Habaek. Moo Ra menelepon Habaek waktu itu & mengabarkan kalau ingatan Joo Dong telah kembali.

So Ah pun pergi mengantarkan Habaek, akan akan tetapi mereka saling diam sepanjang perjalanan. Setibanya di sana, So Ah berusaha bersikap seperti biasanya. Karena sementara waktu lagi semua ini akan berakhir, So Ah meminta Habaek buat memberitahuakn batu dewa itu kepadanya jikalau Habaek telah menemukannya nanti.
Habaek tak menjawabnya & langsung keluar. So Ah bergumam menganggap kalau batu dewa itu mungkin juga tak kelihatan di mata makhluk fana. Dia lalu pergi, sementara Habaek masih berdiri di sana, menatap kepergiannya.

Tapi perhatiannya cepat teralih waktu Joo Dong memanggilnya & membentangkan kedua tangan. Habaek pun langsung memeluknya. Saat mereka berkumpul dengan, Joo Dong dengan antusias & gaya lucunya menceritakan pengalamannya waktu hilang ingatan.
Dia terbangun di rumah sakit tanpa punya ingatan apapun wacana siapa dirinya ataupun apa yang terjadi. Setelah meninggalkan rumah sakit, beliau menghabiskan waktunya sebagai gelandangan & berkelana ke berbagai loka. Dan sehabis berkeliaran kesana-kemari, beliau berakhir di kuil itu.

Habaek merasa aneh, masa iya Joo Dong kena petirnya Bi Ryeom lalu hilang ingatan. Moo Ra mengatakan kalau itu ulahnya Hoo Ye, beliau sendiri yang mengaku ke Bi Ryeom.

Habaek mengalihkan topik, bagaimana dengan batu dewanya? Joo Dong mengepalkan tangan. Saat beliau membukanya kembali, batu dewa itu ada secara ajaib di tangannya. Begitu ketiga batu dewa itu disatukan, ketiganya langsung bercahaya.
Moo Ra suka, akan akan tetapi Bi Ryeom tampak tak suka & menatap Habaek dengan iri. Habaek sendiri malah duka biarpun tujuannya mendapatkan ketiga batu dewa telah tercapai.

Joo Dong tiba-tiba ingat dengan tabletnya. Apa mereka melihatnya? Moo Ra & Bi Ryeom heran, kenapa juga Joo Dong membawa benda itu. Tidak akan ada gunanya juga. Loh, kan disuruh bawa.
"Aku yakin saya kehilangan sesuatu. Dimana saya menjatuhkannya?"

Moo Ra lalu mengantarkan Habaek pulang & Joo Dong menetapkan ikut dengan Habaek. Moo Ra menggerutu kesal, tak suka lantaran Habaek kembali ke rumahnya So Ah & ngapain juga Joo Dong ikut.
"Kudengar rumahnya Habaek terbuka keempat sisinya. Sarang cintamu & Bi Ryeom itu terlalu tertutup, cita rasanya menyesakkan." Kata Joo Dong.

Moo Ra sontak berhenti mendadak mendengar omongan Joo Dong itu. Apa maksudnya 'sarang cintanya & Bi Ryeom'? Joo Dong nir merasa galat ngomong kok. Ingat nir waktu Moo Ra & Bi Ryeom bertengkar dulu? Mereka berdua kan tunangan dulu, akan akan tetapi mereka nir menyempurnakan pernikahan mereka. Jadi malam ini mereka sanggup melakukan 'itu'.
Moo Ra sontak menjerit histeris. "Apa kau ingin saya menghancurkan lidahmu?"

Joo Dong akhirnya diam. Moo Ra pun berusaha menenangkan dirinya sebelum kemudian melanjutkan perjalanan mereka. Ngomong-ngomong wacana Bi Ryeom, Moo Ra merasa ada yang aneh dengan sikap Bi Ryeom.
Entah kenapa Bi Ryeom jadi sangat sensitif & dursila pada Hoo Ye, tampaknya beliau sengaja memprovokasi Hoo Ye. Okelah kalau Bi Ryeom nir mau bergaul dengan Hoo Ye, akan akan tetapi nir perlu hingga sejahat itu. Mereka juga sedang nir berada di alam Dewa, jadi kenapa juga beliau peduli dengan apa yang terjadi di sini.

"Kau bilang dialah yang membuahkan Joo Dong hilang ingatan."
Joo Dong mengoreksi, itu cuma benar setengahnya saja. Hoo Ye memang memakai kekuatannya, akan akan tetapi beliau melakukannya secara tak sengaja, mungkin lantaran kaget. Tapi Bi Ryeom meyakini kalau Hoo Ye melakukannya dengan sengaja. Makanya Moo Ra cemas kalau-kalau Bi Ryeom akan bikin perkara.

Soo Ri juga cemas, Hoo Ye itu manusia atau dewa. Jika beliau manusia, maka mereka nir diperbolehkan menyakitinya.

"Karena itulah saya cemas." Kesal Moo Ra.

Setibanya di rumah So Ah, Habaek melihat lampu depan nir nyalakan lagi. Dia menyalakannya & bimbang ingin mengetuk pintunya So Ah. Tapi tepat waktu itu juga, beliau melihat lampu di dalam rumah dimatikan. So Ah merenung duka di atas sofanya.

Joo Dong langsung suka dengan rumah ini. Lalu bagaimana dengan pemilik rumah ini? Soo Ri memperlihatkan diri buat memanggil So Ah, akan akan tetapi Habaek melarangnya lantaran So Ah tampaknya telah tidur.
Dia menatap pintu belakang yang menghubungkan loteng dengan rumahnya So Ah dengan duka & Joo Dong memperhatikan ekspresinya itu. Membicarakan perkara hamba dewa, Joo Dong ingat banyaknya dewa yang menentang hal itu waktu Bi Ryeom mengusulkan hal itu dulu.

Joo Dong merasa itu artinya perbuatan pengecut. Semua ini salahnya Dewa Negeri Langit, akan akan tetapi hanya manusia yang dihukum. Apa Habaek sendiri baik-baik saja? Dia tahu kalau Habaek berusaha keras melupakan perkara hamba dewa itu.

Habaek tampak canggung mendengarnya, teringat pembicaraannya dengan Imam Besar wacana hamba dewa & waktu itu beliau tampak canggung seolah pura-pura tak tahu wacana hamba dewa.

"Aku nir tahu apakah Imam Besar membantumu dengan cara ikut-ikutan pura-pura bodoh. Tentang bekas luka itu..."

"Aku nir pura-pura bodoh, saya sungguh lupa." Habaek menjamin kalau ingatan itu niscaya akan memudar seiring berjalannya waktu & Imam Besar tahu itu.

Tapi Joo Dong menatapnya tak percaya. Heran juga beliau, kenapa Habaek tampak muram padahal beliau telah menemukan ketiga batu dewa. Dan kenapa Moo Ra begitu ingin Habaek kembali ke Alam Dewa.

Keesokan paginya, Habaek masih menatap pintu belakang gudang dengan ragu. Tapi akhirnya beliau keluar lewat pintu depan. Tangannya ragu ingin mengetuk pintunya So Ah. Tapi tepat waktu itu juga, So Ah keluar buat berangkat kerja lebih pagi. Sepertinya beliau sengaja menghindari Habaek.

Sang Yoo baru saja tiba & langsung kaget melihat So Ah telah ada di dalam, bahkan sedang mengepel lantai. So Ah langsung ngomel-ngomel, mengkritiki Sang Yoo lantaran beliau datang terlambat. Sang Yoo galau, klinik mereka kan memang baru buka jam 10.
So Ah menegaskan kalau mulai kini, klinik mereka akan buka mulai jam 8 pagi hingga jam 8 malam. Mulai kini, mereka akan mendapatkan konsultasi tengah malam di hari senin, rabu & jumat. Promosikan itu di blog mereka.

So Ah tercengang waktu melihat suplemen ginseng di mejanya Sang Yoo. Sang Yoo mengatakan kalau Ma Bong Yeol yang menunjukkan ini untuknya, soalnya Bong Yeol bilang kalau beliau rada pucat. So Ah mendengus nyinyir, mungkin ginseng itu untuknya.
"Masa kau nir tahu Bong Yeol? Mau kutunjukkan? Dia jadi sangat kreatif menciptakan tutur-tutur umpatan."

Sang Yoo lalu membagikan beberapa box buat So Ah & mengambil alih tugas mengepel lantai. So Ah menatap Sang Yoo dengan rasa bersalah, teringat ucapan Yeom Mi bahwa Sang Yoo lebih mencemaskan So Ah ketimbang So Ah sendiri. Hoo Ye meneleponnya tak lama kemudian & minta bertemu siang ini.

Bi Ryeom bertemu Jin Gun di coffee shop sembari curhat kesal wacana ucapan Hoo Ye yang meremehkannya waktu itu. Jin Gun pun tampak kesal mendengarnya.

Ja Ya datang ke kantornya Hoo Ye pakai kacamata buat menutupi mata pandanya. Mungkin beliau nir sanggup tidur gara-gara back hug-nya Hoo Ye kemarin. Pokoknya, hari ini beliau bertekad buat menanyakan alasan Hoo Ye melakukan itu.

Dia berjalan dengan penuh percaya diri. Tapi begitu melihat Hoo Ye di depan, beliau malah takut & menghindar. Akhirnya yang dilakukannya hanyalah berkeliaran kesana-kemari membuntuti Hoo Ye & mengintipnya secara sembunyi-sembunyi.

So Ah datang tak lama kemudian. So Ah duduk dengan canggung, akan akan tetapi Hoo Ye mengatakan kalau beliau akan segera terbiasa lantaran So Ah akan seringkali datang kemari mulai kini. So Ah jelas galau maksudnya apa.
Hoo Ye memberitahu kalau kontrak penjualannya telah dibatalkan. Memang banyak yang menentang sebenarnya, akan akan tetapi mereka mengalah sehabis Hoo Ye meyakinkan kalau beliau akan membayar sanksi pembatalan kontrak.

So Ah berterima kasih. Tapi beliau nir sanggup membayar dendanya dengan cepat. Hoo Ye menyelanya & mengatakan kalau 1/2 dari sanksi itu sanggup So Ah bayar dengan cara menyumbangkan bakatnya ke perusahaan ini.

Bisnis perhotelan itu pekerjaan berat, lantaran itulah beliau meminta So Ah buat mengurus tekanan mental para pegawainya. 30 persen-nya sanggup So Ah bayar dengan bekerja di perkebunannya. So Ah sendiri kan pernah bilang buat menghubunginya saja jikalau beliau butuh bantuan.

Dan 20 persennya sanggup So Ah bayar dengan menjadi dokter pribadinya. Dia masih belum sanggup tidur nyenyak hingga kini. Karena itulah beliau meminta So Ah buat menjadwalkan sesi konsultasi untuknya dua hari dari kini.

Dan buat dua pekerjaan terakhir itu, Hoo Ye akan membayar So Ah dengan uang pribadinya yang akan ditransfer langsung ke rekeningnya. So Ah cuma sanggup tercengang mendengar semua itu.

Ja Ya minta bertemu dengan Sekretaris Min yang sontak kaget melihat mata pandanya Ja Ya yang seram itu. Dia bertele-tele tanya wacana apakah Sekretaris Min akan ke gereja hari minggu & apa maksudnya jikalau seseorang pria tiba-tiba memeluknya dari belakang?
"Itu namanya pelecehan seksual."

"Bukan begitu."

"Apa seseorang memelukmu dari belakang secara paksa? Seharusnya kau berbalik & tonjok pria itu!"

"Tidak. Dia bukan orang semacam itu! Maksudku... kenapa CEO Shin mendadak memelukku dari belakang?"

Sekretaris Min langsung malas. Jadi karenanya, Ja Ya kemarin tampak linglung? Sebaiknya beliau tidur saja. ja Ya nir terima dengan reaksi Sekretaris Min. Saat itu juga, Ja Ya melihat Hoo Ye datang dari kejauhan.

Dia sontak panik mau menyembunyikan dirinya. Tapi kemudian beliau melihat So Ah berjalan di samping Hoo Ye & langsung kesal melihatnya. Kenapa mereka berjalan dengan? Apa relasi mereka?
"Apa kau belum dengar? agenda pembangunan Block World di Gangwon-do telah dibatalkan." Ujar Sekretaris Min. Jaya sontak kaget mendengarnya.

Ja Ya menggerutu kesal sepanjang perjalanan ke loka kerja Kakeknya. Apalagi sehabis diberitahu kalau pembatalan itu lantaran So Ah & rencananya akan dipindahkan ke Chungcheong-do. Dia langsung menghubungi Kakeknya buat memberitahukan perkara ini & tanya apakah Ketua Shin punya tanah di Chungcheong-do.

Ketua Shin sontak marah-marah mendengar kabar itu. Kenapa So Ah nir mau menjual tanahnya. Mana Ja Ya tahu. Anak buahnya barusan mendapat telepon kalau ternyata alasan So Ah nir jadi menjual tanahnya artinya lantaran... kotoran macan tutul. Hahaha!
Masalahnya kini, Ketua Shin punya tanah di Chungcheong-do atau nir? Tidak, jawab Ketua Shin. Ja Ya langsung nyinyir, menyindir kakeknya itu. Selama ini Ketua Shin selalu pamer kalau beliau punya tanah di seluruh Korea, akan akan tetapi nyatanya beliau malah nir punya tanah di Chungcheong-do.

So Ah baru kembali ke klinik akan akan tetapi malah mendapati Ja Ya telah menunggunya di sana & langsung mengkonfrontasi So Ah yang dari dulu selalu bersikap nggak jelas. So Ah selalu berlagak seolah beliau kaya padahal beliau miskin. Juga si Sang Yoo itu, beliau gelandangan yang numpang hayati ke keluarganya So Ah, kan.
So Ah sontak kesal nir terima & mendekat, mau menghajar Ja Ya. Ja Ya sontak mundur & buru-buru menyinggung perkara So Ah yang batal menjual tanahnya cuma gara-gara kotoran. Yeom Mi datang waktu itu sembari menggerutui Ja Ya.

Ja Ya semakin nyinyir melihat kedatangan Yeom Mi. Tapi kemudian Yeom Mi pura-pura shock & menjamin ada hantu yang nempel ke Ja Ya. Aktingnya sungguh meyakinkan hingga-hingga Ja Ya ngeri ketakutan & langsung kabur sembari jejeritan histeris.
Dia bahkan langsung mewek melaporkan perkara hantu itu ke Kakeknya. Jelas saja Ketua Shin marah-marah, jangan mengatakan hal-hal yang sanggup menurunkan nilai jual gedungnya!

So Ah heran, dari mana Ja Ya tahu segala sesuatu tentangnya. Tentang pembatalan penjualan tanhanya & juga kesulitannya membayar sewa gedung. Dan kenapa juga beliau marah-marah. Apa beliau sungguh seperti yang Ja Ya tuduhkan padanya tadi.
Mana Yeom Mi tahu wacana bagaimana So Ah semasa SMA dulu. Dia yakin kalau yang Ja Ya pikirkan tadi artinya masa-masa SMA mereka. Dia yakin Ja Ya marah-marah bukan lantaran So Ah melakukan sesuatu, akan akan tetapi justru lantaran So Ah nir melakukan sesuatu. Seperti anak yang nir pernah belajar akan akan tetapi sanggup nilai bagus.

So Ah tersinggung, beliau selalu belajar dengan giat. Bukan itu maksudnya Yeom Mi. Dia mengaku datang hari ini lantaran tadi So Ah pertama kalinya ada dalam mimpinya. Dia melihat So Ah ketawa seperti orang gila lalu pergi.
Tapi wajah So Ah kok nir lezat dicermati, apa terjadi sesuatu? So Ah menjawab ambigu kalau beliau hanya sedang berusaha memecahkan soal matematika yang sangat rumit. Tapi kan So Ah selalu pintar dalam matematika.

"Iya, sih. Tapi perkara ini rada menakutkan. Jawabannya telah ditentukan. Tapi langkah-langkah yang kugunakan buat menyelesaikannya, nir dari dengan jawabannya."

"Berarti kau telah galat langkah."

"Mungkin. Karena itulah, lantaran itulah wajib menemukan nilai baru dari 'x' dengan segala cara. Jawaban yang nir akan menyakiti siapapun."

"Aku nir mengerti apa yang bicarakan. Tapi yang niscaya, matematika nir bersalah."

So Ah berjalan pulang sembari merenungkan ucapan Yeom Mi tadi. Memang benar, matematika nir bersalah. Baik beliau, Habaek ataupun orang lain, nir bersalah. yang nir bersalah nir boleh dihukum. Karena itulah, matematika yang nir bersalah, yang wajib disalahkan.
"Aku punya inspirasi baru yang hebat & misterius. Jawaban yang akan membuatku menepuk lututku & mengatakan 'itu beliau'. Jawaban yang nir akan membangun siapapun terluka." Batin So Ah waktu beliau melihat Habaek menunggunya di depan rumah.

Dengan keputusan baru itu, beliau mendekati Habaek & menyapanya seperti biasa seolah tak pernah terjadi apapun diantara mereka. Dia mengaku kalau beliau mengerjakan soal matematika sepanjang hari buat mencari nilai x & kini telah menemukan penyelesaiannya.
"Solusiku artinya... menghentikan semuanya hingga di sini."

Jawaban dari soal ini telah ditentukan & So Ah diberikan petunjuk bahwa kini artinya saatnya mengakhiri segalanya. So Ah menanyai diriku sendiri wacana bagaimana beliau wajib mengakhirinya. Dan beliau menetapkan kalau beliau wajib mengakhirinya dengan latif supaya semua orang merasa bahagia.

"Kumohon. Hanya itu satu-satunya cara supaya saya sanggup hayati sebagai warga kelas satu."

Habaek mendengarkannya dengan mata berkaca-kaca, "Kau ingin saya melakukan apa?"

"Mari kita bersikap seperti sebelum kejadian kemarin."

Habaek berusaha menahan emosinya & hanya menajwab dengan mengajak So Ah masuk.

Bersambung ke part 2

Bride of the Water God

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 10:19 AM - Add Comment

Jumat, 23 Februari 2018

Sinopsis Bride of the Water God Episode 8 - 1

Sinopsis Bride of the Water God Episode 8 - 1

Image source: http://d263ao8qih4miy.cloudfront.net/wp-content/uploads/2017/07/habaek1-00546.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Bride of the Water God Episode 8 - 1

Seorang anak kecil tampak keluar dari sebuah gua sambil memakan dedaunan kemarau kemudian membawa masuk setumpuk dedaunan kemarau.
2600 tahun yg kemudian di Negeri Air.

Habaek tanya ke Imam Besar, bagaimana ilahi terlahir. Dengan antusias dia membuka sebuah dokumen yg menceritakan mengenai kelahiran insan. Jika laki-laki & wanita saling mencintai, mereka akan melakukan segala sesuatu bersama-sama kemudian terbentuklah insan baru didalam perut si wanita yg kemudian keluar dari dalamnya. Dan itu namanya 'Melahirkan Bayi'.

Terus kalau ilahi bagaimana terbentuknya, mereka kan tidak punya bayi? Imam Besar tak nyaman dengan pertanyaan itu & berusaha menghindar, tapi Habaek terus saja nyerocos. Imam Besar akhirnya mau bicara & memberitahu kalau Dewa langsung saja ada dengan sendirinya & bukannya dilahirkan.
Mereka bisa saja dilahirkan sebagai insan atau raja semesta alam yg menciptakan kita atau bisa saja mereka artinya hibah dari alam. Habaek gundah dengan ucapan ambigunya. Imam Besar menjelaskan kalau inilah disparitas antara insan dengan ilahi.

"Dewa pada dasarnya memang cukup ambigu. Dan terserah insan buat mencari tahu maksud kita."

Manusia selalu bertanya mengapa & selalu mencari alasan yg logis. Mereka membuat segala situasi di lebih kurang mereka sebagai wajar. Tapi ilahi hanyalah ilahi, keberadaan ilahi melampaui segala alasan logis.

Mereka kemudian masuk ke pintu air yg kemudian membawa mereka ke wilayah Bi Ryeom & Moo Ra berada. Imam Besar melanjutkan bahwa mereka tidak bisa sebagai orang tua bagi siapapun.
Akan namun... ada beberapa ilahi yg melahirkan anak dengan meminjam tubuh insan. Dan anak mereka sebagai makhluk 1/2 insan & 1/2 ilahi. Dan anak itu hidup kekal.
"Makhluk semacam itu bisa membuat aib bagi Alam Dewa. Makhluk misalnya sungguh ada?" Tanya Moo Ra.

Imam Besar membenarkan keberadaan makhluk semacam itu, walaupun dia tak pernah melihatnya. Habaek penasaran, apa makhluk itu bisa dianggap sebagai ilahi.

Menurut Imam Besar, makhluk misalnya itu tidak bisa dianggap ilahi sebab rupa ilahi tidak akan pernah berubah sepanjang hidup mereka. Tapi makhluk itu jua tidak bisa dianggap insan sebab makhluk itu punya kekuatan spesifik. Tapi kekuatan mereka jua tidak terlalu berguna misalnya kekuatan ilahi.
Kekuatan ilahi membantu mereka buat mengatur & menjaga semua makhluk. Sementara kekuatan makhluk 1/2 ilahi 1/2 insan itu bisa membinasakan makhluk hidup. Element kekuatan mereka artinya barah. Karena itulah tidak nyaman buat menjadikan makhluk misalnya itu buat sebagai pasangan mereka.

"Apa mereka lebih bertenaga daripada Habaek?" Tanya Bi Ryeom antusias.
Moo Ra tak percaya, itu tidak mungkin. Tapi Imam Besar mengklaim kalau dia jua tak tahu. Moo Ra ngamuk-ngamuk tak terima, sudah niscaya Habaek yg paling bertenaga.

Habaek terdiam cemas. Imam Besar meyakinkan kalau itu tidak mungkin terjadi, lagipula Habaek tercipta buat sebagai raja.

Moo Ra tak percaya dengan cerita Imam Besar tadi. Lagipula di mayapada insan, ada banyak cerita rancu misalnya cerita mengenai beruang yg makan bawang buat sebagai insan.
Bi Ryeom masih terkagum-kagum memikirkan makhluk yg jauh lebih bertenaga daripada Habaek itu. Moo Ra kesal, Imam Besar kan tidak pernah mengatakan begitu. Bi Ryeom mengoreksi, Imam Besar bilang kalau dia tidak tahu, itu sih sama saja dengan mengakui kebenarannya.

Memikirkan makhluk itu bisa mengontrol barah, Bi Ryeom berpikir mau menangkapnya & menjadikannya pandai besi. Moo Ra malah menyarankannya buat kabur saja andai saja dia bertemu makhluk itu, sebab sudah niscaya makhluk itu jauh lebih bertenaga daripada Bi Ryeom.

"Dan Habaek, sebaiknya kau mengabaikan mereka andai saja kau bertemu mereka. Kekuatan buat membinasakan? Itu sih bukan ilahi."

Habaek masih sangat cemas & tanya ke Imam Besar, apakah makhluk itu jahat. Imam besar mengatakan bawha mereka bisa baik andai saja mereka menggunakan kekuatan mereka demi kebaikan. Tapi andai saja sebaliknya, maka mereka jahat.
"Kenapa? Apa anda takut?"

"Mana mungkin aku takut pada makhluk semacam itu." Sangkal Habaek. "Lagipula kami hidup kekal."

Tapi Imam Besar menegaskan bahwa hidup kekal itu berbeda dari keabadian. Dewa bukan lagi ilahi andai saja mereka dilupakan sang insan. Dia tidak akan benar-benar hidup bahwa sekalipun dia hidup. Ada banyak ilahi yg gagal hidup kekal.

Habaek makin gugup mendengarnya, "Dewa kehilangan status mereka sebagai ilahi hanya akrena dilupakan sang insan? Apa makhluk itu punya kekuatan misalnya ini?"

Jangan khawatir. Bukan berarti makhluk itu punya kekuatan tak terbatas. Makhluk misalnya itu tidak diterima di mayapada ilahi maupun mayapada insan, jadi mereka mungkin hidup dengan menyembunyikan identitas mereka. (Ah, anak kecil di gua tadi)

"Tapi anda niscaya bisa mengenali mereka dengan hanya satu tatapan, Tuan Habaek. Karena anda artinya ilahi yg akan sebagai raja."

Habaek menangkap Hoo Ye & berbisik dengan senyum licik, "Ketangkap kau."
Hoo Ye sontak mendelik kaget (Dia makhluk 1/2 insan 1/2 ilahi?). Hoo Ye cepat-cepat menguasai dirinya & mengklaim kalau dia tak mengerti apa maksud Habaek. Dia berusaha menghindar, tapi Habaek terus mengkonfrontasinya.

Ibunya Hoo Ye hidup & tewas misalnya insan, ad interim ayahnya hidup kekal. Dia konfiden kalau darah di batu itu artinya darahnya Hoo Ye, iya kan? Hoo Ye makin gugup mendengarnya.

Cemas kalau Habaek sudah tahu kalau dia sudah menjual tanahnya, So Ah berusaha menyela & menyeret Habaek pergi. Tapi Habaek jadi semakin marah & mengira kalau So Ah mengetahui jati diri makhluk ini yg sebenarnya. So Ah kentara tak mengerti maksudnya.
Moo Ra ada saat itu & buru-buru meminta maaf atas sikap Habaek. Hoo Ye pun bergegas pergi dari sana. Habaek menyuruh Moo Ra buat tinggal bersama Bi Ryeom buat ad interim waktu, ada sesuatu yg wajib dia pastikan.

Hoo Ye kembali ke kantornya & menatap papan namanya & foto-fotonya dengan cemas. Memikirkan ucapan Habaek tadi, ucapan So Ah mengenai beberapa makhluk yg punya kekuatan super & jua ucapan Bi Ryeom yg mengklaim kalau dia & Moo Ra punya pekerjaan yg sama, Hoo Ye mulai mengerti segalanya. Dia langsung gemetar, berusaha menahan emosinya.

Dalam perjalanan pergi, So Ah cemas mengira Habaek sudah tahu kalau dia sudah menjual tanahnya. Tapi apa maksud Habaek mengenai jati diri Hoo Ye.

Soo Ri & trio ilahi mendiskusikan kasus ini bersama. Moo Ra tak percaya mendengarnya, mana mungkin CEO Shin itu 1/2 ilahi. Dia lebih bertenaga daripada Tuan Habaek? Tanya Soo Ri. Dan Moo Ra langsung menempeleng kepalanya.
Moo Ra langsung marah sebab Habaek malah terang-terangan memberitahu Hoo Ye mengenai apa yg diketahuinya, dia kan sudah bilang buat mengabaikannya saja andai saja dia bertemu makhluk semacam itu.

Mana sekarang Habaek kehilangan kekuatannya lagi. Bagaimana kalau CEO Shin itu beneran 1/2 ilahi & punya niat jahat. Habaek mengklaim kalau hanya itu cara satu-satunya buat menyampaikan jati diri laki-laki itu.

"Aku konfiden kalau dia ada hubungan dengan hilangnya Joo Dong."

Saat mengantarkan Habaek, Bi Ryeom yg sedari tadi cuma diam, berpendapat kalau ini cuma asumsinya Habaek saja sebab habaek bahkan tidak punya bukti. Habaek sinis mendengarnya, mungkin sebab kelamaan hidup di sini hingga Bi Ryeom sudah misalnya insan saja & butuh bukti buat itu.
Bi Ryeom mengklaim kalau dia wajib mengadopsi metodenya insan biar dia bisa menyamai kemampuan Habaek & Moo Ra. Sebaiknya mereka memastikannya dulu. Kebetulan sekali makhluk misalnya itu dekat dengan So Ah.

Dia menawarkan diri buat menilik bagaimana So Ah & Hee Ye bisa dekat & apa hubungan mereka. Tapi Habaek melarangnya, jangan menyeret So Ah kedalam urusan mereka.

Bi Ryeom tidak mengerti kenapa, hamba ilahi kan milik mereka. Jadi dia tidak bisa membiarkan Hoo Ye merogoh milik mereka. Mereka tidak boleh membiarkan So Ah galat mengira Hoo Ye sebagai ilahi & melakukan sesuatu untuknya misalnya mencuci kaos kakinya Hoo Ye.

"Tidak mungkin. Nona Hamba lumayan jemawa. Dia tidak akan mau mencuci kaos kaki." Kata Soo Ri.
"Jangan lupa kalau hamba yg jemawa itu hanyalah insan yg kurang pandai."

"Kurasa kau tidak punya hak mengatakan misalnya itu. Apa kau pikir kau punya hak buat mencemaskan hal semacam itu sebab Negeri Langit yg membuat Nak Bin lupa mengenai kebodohan insan?"

Habaek mengingatkan bahwa Negeri Air & Alam Dewa memang memaafkan rajanya Bi Ryeom, tapi itu bukan berarti kalau mereka memaafkan perbuatannya. Bi Ryeom hanya bisa diam menahan kesal mendengar itu.

Tapi begitu menurunkan Habaek, Bi Ryeom balas mengkonfrontasi Habaek. Bukankah Habaek yg telah melibatkan insan kedalam semua kasus ini.
Anggap saja kalau So Ah tidak akan memihak Hoo Ye sebab dia benar-benar hamba yg setia. Tapi bagaimana dengan Hoo Ye. Sebagaimana mereka mewaspadai saat-saat dia bersama So Ah, Hoo Ye jua niscaya penasaran dengan saat-saat yg So Ah habiskan bersama Habaek.

"Mungkin jua dia meyakini kalau dia berhak mempunyai seorang hamba jua. Entahlah. Seperti yg kau bilang, aku kelamaan hidup di mayapada insan, instingku jadi tumpul. Jadi kau & insting tajammu saja yg mengurusnya sendiri."

Dia langsung pergi, meninggalkan Habaek yg cemas. Soo Ri jua semakin menambah kecemasannya saat dia memikirkan kemungkinan kalau si 1/2 ilahi itu punya rencana jahat pada So Ah.

So Ah menatap kontrak penjualan tanahnya dengan cemas. Apalagi saat teringat ucapan Habaek bahwa dia akan dituduh sebagai Raja yg tidak sanggup melindungi sebidang tanah. Tapi sedetik kemudian, dia tetapkan buat masa kurang pandai, dia kan menjual tanah miliknya sendiri.
"Aku akan mendongkkan kepalaku & menghadap langit. Aku tidak malu sama sekali!"

Tapi tepat saat itu jua, petir di langit tiba-tiba menggelegar mengagetkannya. Itu sebenarnya ulah Bi Ryeom yg menjentik-jentikkan jarinya dengan kesal. Tapi kemudian Moo Ra menelepon & membentaknya buat berhenti, berisik!
Bi Ryeom mengklaim kalau ini artinya peringatannya buat si 1/2 ilahi itu. Bi Ryeom kesal memikirkan ucapan Habaek tadi. "Si kep*rat itu. Dia selalu mengungkitnya setiap kali aku hampir melupakannya. Makhluk 1/2 ilahi? Sepertinya waktu bermain sudah selesai."

Hoo Ye pun melihat petir yg menggemuruh di langit itu & tampak memikirkan sesuatu.

Habaek pergi menemui So Ah di kliniknya, tapi hanya ada Sang Yoo jadi Habaek tetapkan duduk & menunggu di sana. Sang Yoo heran kenapa Habaek musti datang kemari segala, katakan saja apapun yg perlu dikatakannya di rumah.
Tapi, apa mereka pernah bertemu sebelumnya? Pokoknya Habaek tidak boleh di sini, So Ah sudah punya pacar. Dia konfiden kalau So Ah menampung Habaek di rumahnya cuma sebab So Ah itu baik hati. Pacarnya So Ah itu orang yg hebat. Habaek tetap diam & berusaha menahan kesal mendengar ocehan Sang Yoo.

So Ah akhirnya kembali saat itu & langsung kaget melihat Habaek & cepat-cepat menyembunyikan kontrak penjualan tanahnya.
Mereka kemudian duduk di meja kerjanya So Ah. Sang Yoo memberikan minuman buat mereka. Tapi saat Habaek hendak merogoh cangkirnya, So Ah malah menukarnya dengan cangkirnya sendiri. Ada cacat di bibirnya. Habaek sontak panik memegangi bibirnya.

Tapi maksudnya So Ah artinya cacat di bibir cangkirnya. Orang bilang, cacat di peralatan makan itu bisa sial. "Kalau aku sih tidak kasus, aku tidak mungkin lebih sial daripada sekarang ini. Kenapa kau datang kemari?"

"Aku ingin pergi bersamamu." Ujar Habaek. So Ah hampir tersedak saking kagetnya.

Mereka akhirnya berjalan pergi bersama malam harinya. Habaek menggerutu di tengah jalan, maksudnya pergi bareng tuh naik mobilnya Moo Ra bersama. So Ah mengatakan kalau dia meminjamkan mobilnya pada Sang Yoo, sebab itulah keinginan Sang Yoo.
Mengalihkan topik, Habaek penasaran apakah So Ah benar punya sesuatu yg namanya 'Pacar'? Dia nyerocos mengatakan kalau dia sudah mencari tahu mengenai arti 'Pacar' & 'Kencan'. Jadi, apakah So Ah & CEO hotel itu punya hubungan afeksi.

So Ah gugup menyangkalnya, mana mungkin. Menyinggung permintaan maaf Habaek yg waktu itu, So Ah jua meminta maaf sekarang. Dia tidak mengatakan alasannya & hanya berjanji akan mengajak Habaek ke wilayah-wilayah bagus & memberinya makan kuliner lezat, dia jua berjanji akan membelikan baju-baju bagus buat Habaek.

"Anggap saja ini perta perpisahan lebih awal."

Habaek gundah, apa sebenarnya yg sedang dilakukan So Ah. So Ah mengatakan kalau dia hanya sedang berusaha membuat perasaannya lebih baik.

Beberapa saat kemudian, Habaek jejeritan gaje naik roller coaster & jejeritan makin heboh saat masuk ke rumah hantu. Jadinya malah hantunya yg kaget sama Habaek hingga So Ah wajib bergegas menutup mulutnya.
Dia terus ketagihan naik roller coaster hingga So Ah wajib menyeretnya keluar dari sana. Habaek protes, tidak baik seorang hamba menghalang-halangi tuannya.

"Tidak baik bagi seorang raja buat membahayakan hidupnya demi sesuatu semacam itu," balas So Ah.
Habaek terpana menatapnya, "Imutnya."

"Kau bilang apa?"

"Kau imut. Sungguh."

So Ah sontak tersipu malu mendengarnya, rasanya aneh dipanggil 'imut' di usianya yg sekarang. Habaek santai mengingatkan So Ah kalau dia berusia 2800 tahun.

Habaek tanya kenapa So Ah ingin pergi ke wilayah banana boat berada. Karena So Ah merasa bisa menenangkan jiwa & raganya di sana. Saat insan menemui jalan buntu, rasanya mereka hanya ingin melepaskan segalanya.
"Karena sesuatu yg dianggap uang itu? Karena kau tidak punya itu?"

Itu galat satunya, tapi jua sebab ayahnya. Habaek terdiam, teringat permintaan So Ah waktu itu buat mempertemukannya dengan ayahnya. So Ah mengatakan kalau dia mengulang kembali hidupnya, dia jua benci dengan Korea.

"Tapi kau sekarang jauh lebih baik daripada saat aku pertama kali datang kemari. Kau punya tunggangan beroda empat baru, punya ponsel baru."

"Apa gunanya semua itu andai saja pada akhirnya kau akan pergi." Ujar So Ah keceplosan. Dia buru-buru mengalihkan topik menanyakan maksud Habaek mengenai Hoo Ye.

"Aku bilang padanya buat tidak merayu wanitaku," alasan Habaek yg kentara membuat So Ah mendelik kaget mendengarnya.
Habaek beralasan kalau dia menangkap basah Hoo Ye yg ingin merayu So Ah, jadi dia memperingatkan Hoo Ye bahwa dia butuh izin darinya andai saja dia ingin merayu So Ah.

Tanpa mereka sadar, Hoo Ye sebenarnya ada di sana, sedang memperhatikan mereka. Dia mulai mengerti maksud So Ah saat So Ah bercerita bahwa belakangan ini dia mulai bergantung pada seseorang & banyak berharap dari orang itu.
Lebih parahnya lagi, So Ah mulai terbuka pada orang itu. Padahal tidak seharusnya dia terbuka & bergantung pada orang itu. Karena orang itu pada akhirnya akan pergi... tapi orang itu bukan insan.

Keesokan harinya, Habaek baru bangun & melihat So Ah sudah berangkat kerja. Teringat ucapan So Ah dulu mengenai disparitas diantara mereka, dia langsung menelepon So Ah & mengajaknya pergi bareng lagi.

Ja Ya mengambarkan foto model anggun pada Ketua Shin & mengklaim kalau dia jua bisa jadi terkenal setelah melakukan photoshot semacam ini. Tapi saat Ketua Shin meng-zoom out gambar itu, dia malah mendapati itu foto 1/2 bug*l.
Ketua Shin sontak marah & mengancam Ja Ya buat tidak melakukan hal misalnya itu atau dia tidak akan memberikan warisan sedikitpun untuknya. Berhenti saja & bekerjalah di shopping mall-nya Hoo Ye.

Ja Ya heran, bukankah Hoo Ye yg ingin membeli tanahnya Ketua Shin. Berpikir sejenak, tiba-tiba saja dia sepakat. Lagipula dia kan wajib mewarisi bisnis Ketua Shin nanti, jadi dia akan mulai latihan mulai dari sekarang. Ketua Shin kentara senang. Tapi tampaknya Ja Ya punya rencana tertentu.

Bersambung ke part 2

Bride of the Water God

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 9:54 AM - Add Comment