Sumber:English translation by Ninja Reflection
Dialihbahasakan sang Ima Sutrima
Support penulis menggunakan membaca sinopsis ini hanya di sutrimadiary.blogspot.co.id
Musim gugur berakhir serta animo dingin pun tiba. Tanpa terasa tahun baru pun tiba. Qi Sheng menunjuk Qi Hao menjadi Putera Mahkota. Saat animo gugur, aku mengetahui diriku hamil lagi. Lalu pada animo panas berikutnya, Pangeran ke 2 pun lahir.
Pada musik panas yang sama, Selir Lee meminta keluar berdasarkan istana menggunakan alasan kesehatan serta Qi Sheng mengizinkannya.
Pada tahun ketiga, para pejabat menuntut Qi Sheng buat menunjuk lebih banyak istri. Tapi satu-satunya yang Qi Sheng katakan hanyalah. "Ini kehidupan pribadiku. Tidak timbul urusan menggunakan kalian." Dan mengakhiri diskusi ini.
Begitu aku menyadari bahwa mengadakan kontes kecantikan nasional itu tidak mungkin, aku berpikir buat menentukan berdasarkan para dayang istana saja. Mereka kan timbul ribuan.
Diam-diam tanpa sepengetahuan Qi Sheng, aku bekerja keras hingga akhirnya aku menentukan 10 dayang istana serta melatih mereka.
Tapi entah bagaimana Qi Sheng mengetahuinya serta bahkan sebelum aku menikmati output kerja kerasku, Qi Sheng merogoh kesepuluh wanita cantik itu serta menunjukkan mereka pada para pejabatnya.
Dia murah hati sekali terhadap kerja keras orang lain. Aku serasa mau muntah darah saking marahnya.
Diam-diam aku merogoh jubah kebesarannya Qi Sheng serta menggigitinya beberapa kali sebelum kemudian keluar menemuinya menggunakan elegan serta menyarankan.
"Harem ialah cara buat mendapatkan lebih banyak keturunan kerajaan. Jadi tidak seharusnya kau terlalu keras koordinator perihal hal ini."
Qi Sheng menjawab sembari tersenyum. "Aku maupun berpikir harus timbul lebih banyak anak di istana, jadi ayo kita bekerja lebih keras." (Hahahaha)
Dan begitulah, kurang berdasarkan 3 bulan kemudian, Permaisuri pun hamil lagi. Waktu berlalu menggunakan cepat. Dalam sekejap mata, Pangeran ketiga pun lahir.
Saat aku sibuk jadi msin pembuat bayi, Pangeran Zhao serta Lu Li maupun sibuk... berlomba menggunakan kami.
Akan tetapi, Pangeran Zhao belum menikah lagi (Lu Li statusnya cuma selir). Setiap kali perkara ini dibahas, Ibu Suri mutlak akan berongsang serta merasa bahwa ia telah melakukan kesalahan pada Zhao... yang artinya, semua famili terpandang dipanggil ke istana buat merekomemdasikan kandidat istri buat Zhao.
Setiap kali ini terjadi, Lu Li akan mendatangiku di istana... tepat setiap kali Qi Sheng timbul. Lu Li tidak banyak berkata selain mencengkeram kakiku serta mewek, mengklaim kalau ia sangat merindukanku. Tapi Ibu Suri akan menentukan istri baru buat Zhao. Jadi ia akan balik ke istana menjadi pelayanku begitu istri barunya Zhao tiba.
Tak sanggup menunda dirinya sendiri, Qi Sheng menemui Ibu Suri keesokan harinya serta entah bagaimana berhasil menciptakan Ibu Suri melupakan perkara pemilihan calon pengantinnya Zhao.
Setelah beberapa lama, waktu Ibu Suri membahas perihal pernikahan Zhao lagu, famili inti sudah tidak lagi menanggapinya menggunakan berfokus serta semua kandidat menjadi tidak cocok menggunakan banyak sekali alasan.
Pada akhirnya, lantaran sudah kehabisan pandangan baru serta tidak sanggup melihat kakaknya masih belum menikah, Qi Sheng akhirnya menaikkan statusnya Lu Li serta ia pun menjadi istrinya Zhao. Segala sesuatu di kediaman Zhao akhirnya terkendali serta Qi Sheng pun akhirnya sanggup damai.
Tapi kini giliranku yang merasa jengkel lantaran para istrinya Qi Sheng entah mengapa mendadak jadi sangat religius serta satu per satu meminta buat meninggalkan istana.
Istrinya Qi Sheng umumnya memang sedikit, tapi kini malah semakin berkurang satu demi satu tiap tahun. Pada tahun kelima pemerintahan Qi Sheng, hanya tinggal Selir Liu seseorang serta bahkan diapun meminta pergi berdasarkan istana buat bergabung menjadi biksuni.
Aku menemui Selir Liu serta berusaha membujuknya. "Kau masih sangat belia. Kenapa kau harus melakukan ini? Segalanya sanggup diselesaikan. Selama beberapa tahun ini, hanya kau serta aku yang tersisa di istana. Dulu, kita harus menunggu 7 atau 8 hari buat mendapatkan kehormatan dikunjungi Kaisar."
"Tapi kini, Kaisar kalau tidak di tempatku, mutlak di tempatmu. Jadi kenapa kau meminta pergi? Bagaimana sanggup kuil lebih baik daripada istana? Kau tidak akan sanggup makan daging sama sekali. Tinggallah! Temani aku. Aku janji padamu, selama kau sanggup makan daging, aku tidak akan membuatmu jadi vegetarian."
Bahkan aku sendiri hingga berkaca-kaca mendengar ucapanku sendiri. Tapi tekad Selir Liu lebih bertenaga dariku. Dia bahkan mencengkeram kakiku serta mewek. "Permaisuri, tolong lepaskan saja aku! Aku bergantian tiba ke istana Kaisar selama bertahun-tahun, tapi aku bahkan tak pernah sanggup menyentuhnya! Aku hanya sanggup menelan penderitaanku selama ini."
"Dulu, menggunakan bantuan para saudara kita, aku cuma perlu melakukannya 1/2 malam. Tapi kini aku sendirian. Aku harus menjaga Kaisar semalam suntuk! Aku semakin menua kini, tak sporadis tidak tidur malam itu sungguh menyiksa. Lihat! Lihatlah lingkaran hitam di bawah mataku ini! Ini tidak sanggup disembunyikan menggunakan makeup!"
Aku cuma sanggup bengong menatap Selir Liu yang lagi mewek serta tidak tahu harus bicara apa. Setelah diam beberapa waktu, akhirnya aku menyarankan. "Bagaimana kalau aku bicara pada Kaisar supaya ia tidak memanggilmu di malam hari?"
Sayangnya, keputusan Selir Liu sudah lingkaran serta bersikeras mau bergabung ke kuil.
Menatap istana yang kosong, aku memutuskan kalau aku tidak sanggup misalnya ini terus serta mendekati Qi Sheng sekali lagi. "Kenapa harus jadi begini? Bukan lebih baik jikalau istana terisi sang keberisikan serta orang-orang? Aku tidak peduli menggunakan semua ini, jadi kenapa kau sangat keras koordinator?"
Qi Sheng berkata sembari tersenyum. "Aku menukar satu hati demi satu hati lainnya. Aika satu tahun tidak relatif, maka sepuluh tahun. Dan jikalau itu masih belum relatif, maka seumur hidupku."
Bingung bagaimana menjelaskannya, aku memberitahunya. "Qi Sheng, kau tidak mengerti!"
"Kalau begitu, jelaskan padaku."
Aku hendak buka verbal, tapi aku bahkan tak tahu harus bicara apa. Akhirnya aku hanya bilang padanya bahwa selama ia menjadi Kaisar maka artinya ia ialah tuanku. Dengan hidupku dalam genggamannya, bagaimana sanggup aku menyingkirkan semua kewaspadaannya serta mencintainya?
Dia tidak mengerti bahwa cinta bukan cuma memberinya segalanya kecuali kesetaraan. Selama ia Kaisar serta aku permaisuri, kami tidak akan pernah setara.
Ibu Suri meninggal dunia pada tahun kesepuluh pemerintahan Qi Sheng. Qi Sheng sangat dekat menggunakan Ibu Suri, jadi ia sangat murung relatif lama. Tapi ini artinya, tahun depan Qi Sheng jadi semakin punya alasan buat tidak mengangkat selir lagi.
Dua tahun lagi berlalu serta kini, aku serta Qi Sheng sudah memiliki 3 putra serta 2 putri. Pada tahun itu, Qi Sheng menentukan kandidat calon terbaik sebelum akhirnya kami menikahkan putri tertua kami.
Aku memberitahu Qi Sheng. "Kita tidak usah punya anak lagi, yah? Aku mungkin akan segera menjadi nenek. Aku sungguh terlalu memalukan buat memiliki anak lagi."
Qi Sheng memikirkannya selama beberapa malam serta akhirnya berkata kalau ia akan memikirkan saranku.
Pada tahun ke-14 pemerintahan Qi Sheng, Putera Mahkota kini berusia 16 tahun serta selesainya menentukan calon menggunakan akurat, kami pun menikahkannya.
Saat kami memilihkan selir untuknya, aku memberitahu putraku. "Aika kau suka, tidak perkara menikahi banyak wanita. Tapi jikalau kau tidak menyukai wanitanya, maka jangan menikahinya sama sekali. Jangan menghambat hayati seseorang."
Putera Mahkota masih belia, jadi ia menjawab menggunakan penuh semangat. "Aku hanya menyukai istriku, jadi aku tidak butuh wanita lain."
Tapi Qi Sheng menatapku menggunakan aktualisasi diri bijaksana.
Hari berikutnya, Qi Sheng membawaku ke kuil serta bertanya. "Apa Peng Peng merasa senang?"
Dilingkupi sang aroma dupa, aku menjawab amanah. "Bahagia. Sangat senang."
Hanya saja... aku maupun merasa tak yummy waktu aku berpikir bahwa semua kebahagiaanku ini dibayar menggunakan hayati para wanita itu yang menghabiskan sepanjang hayati mereka di kuil.
Qi Sheng bertanya. "Kuil ini ialah wilayah mereka (para selir). Apa kau mau melihat mereka?"
Setelah diam sesaat, aku akhirya menggeleng. "Tidak. Kurasa tidak."
Qi Sheng tertawa serta berbisik. "Baguslah kau tidak mau bertemu mereka. Aika iya, aku tetap tidak akan menyulap mereka keluar berdasarkan ketiadaan."
Tercengang, aku menatapnya menggunakan galau.
Qi Sheng tersenyum, membelai kepalaku serta menyebutkan menggunakan lembut. "Peng Peng, bagaimana sanggup aku membiarkan hati nuranimu menderita? Mereka... aku melepaskan mereka. Walaupun aku tidak menjanjikan kekayaan serta kehidupan mewah, tapi aku membiarkan mereka menentukan jalan hayati yang mereka inginkan."
Mendesah berat, Qi Sheng menuntunku keluar berdasarkan kuil. Saat kami balik ke istana, suasana hati Qi Sheng mendadak jauh lebih ceria serta ia memberitahuku. "20 tahun (pernikahan) kita akan segera tiba. Aku akan menyiapkan kejutan buat ultahmu tahun ini."
Aku mengangguk. Karena aku senang atas kejadian tadi pagi, aku memutuskan buat lebih perhatian malam itu. Qi Sheng tak mau mengakui kalau ia sudah tidak belia lagi... yang artinya, ia tiba terlambat dalam apel pagi keesokan harinya... lagi.
Sebelum ultahku, Qi Sheng pergi berburu selesainya ia memberitahu kalau ia akan menangkap rubah putih untukku menjadi hadiah.
Aku sebenarnya tidak begitu peduli menggunakan bulu fauna, tapi lantaran ia tampak begitu antusias, aku mengangguk serta menjawab. "Ingat ucapanmu. Jangan beri aku janji kosong."
Dia tersenyum sembari mengangguk kemudian pergi.
Setengah bulan kemudian, sebuah pesan kilat tiba ke istana serta dikabarkan bahwa Qi Sheng meninggak dunia lantaran terjatuh berdasarkan kuda. Tubuhku pribadi membeku.
Aku berpikir waktu aku kehilangan kontrol sepenuhnya terhadap tubuhku. "Ini betul-betul kejutan."
Pada waktu ini, Putera Mahkota sudah tumbuh dewasa serta sudah beberapa tahun membantu Qi Sheng menangani urusan pemerintahan. Karena itulah, biarpun mendapatkan isu duka itu, tapi tak timbul kekacauan di istana. Putera Mahkota mengadakan pemakaman Qi Sheng serta naik tahta.
Itu artinya akhirnya menjadi Ibu Suri (virtual Peng Peng selalu ingin menjadi Ibu Suri). Setelah 20 tahun, akhirnya aku menduduki singgasana Ibu Suri. Tapi, kenapa tak terasa kebahagiaan dalam hatiku serta hanya timbul keinginan buat menangis. Tapi air mata menolak keluar, seolah terasa timbul sesuatu yang stress dalam hatiku.
Berusaha menghibur diriku sendiri, aku beralasan (pada diri sendiri) bahwa selesainya hayati 20 tahun menggunakan Qi Sheng, aku mencicipi suatu emosi... misalnya perasaan terhadap fauna peliharaan, makanya aku merasa sangat murung kehilangan seseorang. Aika aku sanggup melewati waktu-waktu ini, maka aku akan baik-baik saja.
Sebagai seseorang Ibu Suri, Kaisar ialah putraku sendiri serta tak timbul mertua yang memerintahku. Jadi asalkan aku tidak mengkhianati negaraku, kurasa takkan timbul seorangpun yang berani memerintahku.
Di kepalaku, aku mulai berpikir bahwa begitu aku mulai membaik nantinya, aku akan membentuk tempat tinggal besar di suatu wilayah yang bagus. Aku maupun sanggup membawa beberapa pelayan yang cantik buat menambah pemandangan.
Aku bahkan berpikir bahwa lantaran aku belum terlalu tua, aku harus diam-diam membawa beberapa selir pria... tentu saja ini harus dilakukan menggunakan sangat rahasia lantaran bagaimanapun maupun, aku harus memikirkan reputasi Kaisar.
Aku punya banyak rencana-rencana masa depan yang megah, tapi tubuhku tampaknya melawanku serta menolak keluar berdasarkan ranjang apapun yang terjadi.
Puteri tertua tiba buat menemaniku, tapi malah mencemaskanku waktu ia melihatku hanya makan serta tidur. Ketakutan lantaran aku tak mau turun berdasarkan ranjang, semua anak-anakku berlutut di kurang lebih ranjangku serta memohon padaku buat berhenti berduka supaya ayah mereka tidak murung di surga.
Qi Sheng bersedih di surga? Dua bulan sudah Qi Sheng meninggal dunia, ia mungkin sudah bereinkarnasi jadi bayi kini.
Tapi tetap saja, melihat semua anakku berlutut serta memohon-mohon, hatiku melunak serta aku berkata pada mereka. "Kembalilah. Aku mutlak akan segera membaik. Jadi jangan khawatir lagi."
Sang Kaisar memang seseorang pemimpin yang tajam, jadi ia pribadi memohon. "Selama ibunda tidak mau diperiksa tabib serta mendapatkan pengobatan yang betul, maka kami tidak akan bangkit berdasarkan lantai."
Tak punya jalan keluar, aku akhirnya mau berkompromi serta memberitahu mereka buat memanggilkan tabib istana supaya mereka mau pergi.
Tabib istana segera tiba tapi pada akhirnya malah berlutut di lantai menggunakan keringat mengucur di wajahnya. Bingung, aku bertanya. "Apa ini penyakit yang mematikan?"
Bergetar misalnya dedauan, tabib tergagap berkata. "Ti-tidak..."
Jadi semakin galau, aku bertanya. "Lalu kenapa kau gemetaran?"
Sambil terus tergagap, tabib menjawab. "Ibu Suri... anda hamil."
Tercengang, aku menutup matanya sesaat serta akhirnya berbisik. Kau boleh pergi. Jangan katakan apapun pada siapapun, tidak juga pada Kaisar."
Setelah memberiku pernghormatan, tabib istana pun pergi. Berbaring di ranjang, aku merasa pahit. Qi Sheng mangkat menggunakan hanya meninggalkanku seseorang bayi. Bagaimana aku harus berkata ini pada anak-anakku?
Pada hari ke 2, Pangeran Zhao tiba buat mengunjungiku serta menggunakan senyum nakal ia memberitahuku. "Aku tahu cara menyembuhkan sakitmu."
Aku bertanya menggunakan galau. "Bagaimana?"
Dia berbalik ke pintu kemudian menepuk tangannya beberapa kali kemudian masuklah seseorang yang sepenuhnya tersembunyi dibalik jubahnya.
Pangeran Zhao tersenyum sembari berjanji. "Orang ini mutlak sanggup menyembuhkan penyakit adik ipar. Baiklah, aku pergi kini." Setelah mengucapkan itu, Pangeran Zhao cepat-cepat keluar bahkan menutup pintu.
Mengira-ngira makna dibalik ucapan Pangeran Zhao... apa mungkin ia membawa selir pria? Di siang bolong misalnya ini? Pangeran Zhao betul-betul nekat. Apa ia tidak takut kalau Qi Sheng akan sangat murka hingga ia akan melompat keluar berdasarkan kuburannya?
Berdiri di depan pintu, pria itu mulai melepaskan tudung kepalanya serta mengangkat wajahnya. Memperlihatkan paras tampannya, ia nyengir serta bertanya. "Peng Peng, akhirnya kau menjadi Ibu Suri. Apa kau puas?"
Aku kontan bangkit serta menatapnya menggunakan tak percaya hingga aku tidak sanggup berkata-tutur.
Dia tertawa kemudian bertanya. "Apa ini kejutan?"
Tercengang, aku duduk diam hingga segalanya menjadi kabur, sebelum akhirnya aku balik ke fenomena serta mengangguk. "Yah, ini betul-betul kejutan."
Melihat senyum lebar Qi Sheng, aku melanjutkan. "Qi Sheng, jauh lebih sopan buat membalas kejutan. Jadi, biarkan aku membiarkan aku memberimu hadiah maupun."
Qi Sheng mengangkat alisnya menggunakan terkejut serta bertanya. "Kejutan apa?"
Aku balas tersenyum lebar padanya serta menjawab, "Ibu suri ini... hamil."
-THE END-
By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 12:56 PM - 5 Comments
Tidak ada komentar:
Posting Komentar