Sinopsis Master Devil Don't Kiss Me Episode 10
Pak You Tian kembali ke studionya serta mendapati seluruh lukisannya sudah nir muncul. Sementara itu di loka pameran, Kepala Sekolah mengomeli Chu Xia. Menuduhnya nir menghormati teman-temannya, seniornya serta suka berbuat semaunya sendiri. Selama ini ia selalu mendapatkan Chu Xia, tapi Chu Xia malah berbohong padanya.
Ia menyuruh Chu Xia buat menghadap ke kantornya nanti serta menghukum yang lain buat menulis review ihwal kesalahan mereka menjadi 5000 kata dalam Bahasa Inggris. Jelas saja seluruh anak didik yang membantu Chu Xia langsung protes, sementara Xin Wei cs serta Gao Gan cs senyam-senyum suka.
Kepala Sekolah memakai kesal mengumumkan kalau acara pameran lukisan ini berakhir hingga di sini serta hendak pergi. Tapi Pak You Tian datang ketika itu serta berusaha membela Chu Xia. Dia meyakinkan Kepala Sekolah kalau Chu Xia nir pernah bermaksud melawan Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah langsung mengkritik Pak You Tian, seharusnya beliau mengajari anak didik-muridnya memakai benar serta bukannya mengajari mereka buat melawan aturan sekolah. Hal ini tidak pernah terjadi ketika Guru Ma mengajar di sini dulu.
Selama ini Kepala Sekolah selalu berharap mereka akan sukses kelak. Tapi mereka telah sungguh mengecewakannya. Karena itulah, kelas B akan dihukum lari keliling lapangan 50 putaran. Mereka wajib tetap berlari bahkan sekalipun muncul hujan angin serta wajib terselesaikan ketika surya terbit besok.
Alih-alih membisu, Pak You Tian langsung angkat bicara membela anak didik-muridnya serta menolak eksekusi itu. Dia sungguh menyesal karena nir melindungi Chu Xia ketika Kepala Sekolah menghukumnya menanam seluruh tumbuhan itu. Hari ini beliau nir mau jadi pengecut seperti itu lagi. Kepala Sekolah tentu saja langsung kesal,apa You Tian melawannya kini?
"Murid-anak didik saya nir bersalah. Mereka nir seharusnya dihukum. Aika muncul yang keliru, saya lah yang bersalah. Murid-anak didik ku selalu mendukungku, tapi aku belum pernah mendukung mereka. Hari ini aku akan mendukung mereka. Mereka lah yang terbaik."
Mendengar itu, para peserta didik sontak bersorak meneriakkan dukungan mereka buat Pak You Tian, hingga-hingga Kepala Sekolah wajib memanggil sekuriti buat menghentikan mereka.
Qi Lu datang ketika itu serta langsung berteriak menegur seluruh orang. Dia mengingatkan Kepala Sekolah bahwa beliau sendiri lah yang menandatangani izin buat Chu Xia. Memang, Kepala Sekolah mengakuinya, tapi aturan sekolah melarang anak didik membohongi pengajar.
Qi Lu memberitahu Chu Xia bahwa muncul cara jikalau mereka mau mengadakan pameran disini, "Memohonlah padaku," bisiknya.
"Jangan mimpi!"
"Maksudku, bahkan sekalipun kau memohon sembari berlutut padaku, nir muncul negosiasi buat kasus ini."
"Berlutut? Jangan mimpi!"
Kalau begitu, beliau mau menantang Chu Xia. Aika Chu Xia menang, beliau janji akan membawa pergi anak-anak kelas A. Chu Xia langsung bersiap memakai tinjunya. Tapi tantangan yang Qi Lu maksud bukan perkelahian, melainkan tanding basket.
Han Yu cemas serta langsung angkat bicara memprotes Qi Lu. Tapi Qi Lu hanya menyuruhnya tutup ekspresi. Xiao Nan berbisik cemas memperingatkan Chu Xia buat nir mendapatkan tantangan itu karena selama ini Chu Xia srlalu gagal dalam pelajaran olahraga apapun.
Chu Xia acuh, "Bagaimana kita akan bertanding?"
"30 menit. Aika dalam waktu 30 menit kau mampu memasukkan bola maka aku kalah."
Mendengar itu, Chu Xia tiba-tiba mendekat serta berbisik, "Apa sudah terlalu terlambat buat memohon padamu?"
Qi Lu langsung kepedean, tapi Chu Xia malah berteriak, "Jangan mimpi! Ayo mulai."
Beberapa ketika kemudian, Qi Lu serta Chu Xia saling pelotot-pelototan. Teman-teman mereka memijitin mereka bak mau tanding tinju. Mary pun datang memberi semangat buat Chu Xia.
Pertandingan pun dimulai. Qi Lu menyampaikan bola pertama dalam Chu Xia. Chu Xia pun mulai men-dribble bolanya. Tapi gayanya kaku banget, terperinci saja Qi Lu langsung mampu menampik bola itu dari tangan Chu xia memakai sangat gampang.
"Apa kau tahu cara bermain basket?" ejek Qi Lu.
Chu Xia berusaha lagi, tapi lagi-lagi Qi Lu menggagalkannya memakai gampang. Chu Xia berusaha merebut bola tapi tentu saja Qi Lu lebih gesit serta sukses memasukkan bola memakai gampang.
Pertandingan terus berlanjut. Chu Xia berusaha melempar bola ke ring tapi gagal terus, sementara Qi Lu selalu sukses mencetak poin jauh meninggalkan Chu Xia. Teman-teman Chu Xia usang kelamaan mulai frustasi. Sementara Xin Wei suka banget, Chu Xia sementara waktu lagi kalah.
Chu Xia terus berusaha merebut bola, tapi apalah dayanya menghadapi trik-trik permainan Qi Lu. Sisa waktu tinggal 10 menit serta Qi Lu sudah mencetak poin jauh meninggalkan Chu Xia, 20:0.
"Aku tidak pernah menyangka kalau orang yang membelaku ialah Han Qi Lu," kata Gao Gan.
"Tentu saja. Qi Lu ku sudah absolut punya pemikiran sama denganku."
Chu Xia sungguh kini. Nyebelin banget sih Qi Lu, apa perlu beliau bersikap semenyebalkan ini? Tak mau menyerah semudah itu, Chu Xia bangkit kembali serta merebut bola. Dia berusaha sebaik mungkin menembakkan bolanya, tapi gagal lagi. Sementara Qi Lu terus menerus sukses memasukkan bolanya berulang kali.
Saat Qi Lu merebut bola Chu Xia lagi, Chu Xia langsung terduduk lemas. Kenapa? Apa beliau sudah menyerah? Kemampuannya nir seberapa tapi mau pamer. Dia kan sudah bilang buat memohon saja padanya.
"Tutup ekspresi! Dasar baj*ng*n kejam!"
"Kejam? Aku cuma mau bilang, kita tanding satu putaran lagi, satu lemparan memilih siapa yang kalah serta menang."
"Apa maksudmu?"
"Nggak asyik kalau aku menang terus. Selama kau mampu menang memakai satu tembakan saja, lapangan basket ini akan jadi milikmu."
"Sungguh?"
"Aku selalu menepati ucapanku."
Semangat Chu Xia langsung bangkit kembali, teman-temannya Chu Xia pun kembali meneriakkan semangat untuknya. Chu Xia mulai bersiap menembakkan bolanya. Pak You Tian serta Mary berlari ke ring, menantikan tembakan bola Chu Xia. Bola pun dilempar serta... BUK! menghantam kepala Pak You Tian. wkwkwk.
57 detik serta bola kini berada di tangan Qi Lu. Tapi entah apakah beliau sengaja atau nir, tiba-tiba saja beliau terjatuh hingga menciptakan Chu Xia mampu merebut bola. Chu Xia melempar bolanya serta tepat ketika waktu pertandingan berakhir, beliau sukses memasukan bola ke ring.
Chu Xia serta teman-teman sontak bersorak kegirangan. Anak-anak kelas A nir terima kalah serta protes kalau itu pelanggaran karena waktu pertandingan sudah berakhir ketika Chu Xia memasukkan bolanya. Jadilah kelas A serta kelas B ribut sendiri.
"AKU KALAH!" teriak Qi Lu menghentikan pertengkaran seluruh orang. "Aku mengaku kalah. Kalian belum paham maupun, yah? Aku bilang aku kalah."
Qi Lu langsung pergi serta terlebih dulu meminta Kepala Sekolah buat membiarkan Chu Xia memakai lapangan basket ini buat pameran.
Han Yu menyusulnya keluar serta berterima kasih karena Qi Lu membiarkan Chu Xia menang. Qi Lu menyangkalnya, beliau hanya merasa kini ini banyak orang yang jadi berani. Han Yu nir mengerti apa maksudnya.
Qi Lu mengingatkan Han Yu akan kejadian pot jatuh waktu itu. Cuma muncul Han Yu serta Chu Xia waktu itu, beliau konfiden korban yang ditarget di pelaku ialah Chu Xia. Mungkin kejadian itu muncul hubungannya memakai Xiao Xue, mungkin muncul orang yang memanfaatkannya buat menyingkirkan musuh.
"Siapa?"
"Mungkin bukan cuma satu orang. Tapi siapapun orangnya, jikalau aku menemukan mereka, aku nir akan membiarkannya begitu saja."
Tapi walaupun Chu Xia sudah menang, Kepala Sekolah tetap nir mengizinkannya memakai lapangan ini menjadi loka pameran memakai alasan aturan sekolah dilarang dilanggar, terutama karena aturan sekolah dibuat sang anggota dewan.
Tepat ketika itu maupun, Nyonya Han masuk sembari memanggil Chu Xia kecil-nya. Tapi ia heran, muncul apa ini? Belum dimulai atau sudah terselesaikan?
"Sudah terselesaikan sebelum dimulai," jawab Chu Xia lemas.
Nyonya Han langsung marah, apa maksudnya? Siapa yang nir mengizinkan Chu Xia kecil-nya mengadakan pameran? Hah? Katakan?! Kepala Sekolah memakai kikuk mengingatkan Nyonya Han bahwa acara semacam ini haruslah dibicarakan serta diputuskan sang para anggota dewan terlebih dulu. Itulah aturannya. Ah, benar maupun.
Chu Xia langsung merengek murung. Nyonya Han berusaha menenangkannya, itu memang sudah jadi aturan. Tapi... ia kemudian memanggil teman-temannya serta masuklah beberapa ibu-ibu yang adalah anggota dewan sekolah.
"Kepala Sekolah, kini seluruh anggota dewan sudah hadir. Jadi kini aku mengumumkan bahwa pamerannya boleh dibuka."
Kesal, Xin Wei pamit pergi dalam Nyonya Han memakai alasan wajib menghadiri kelas teh serta berjanji akan mengunjungi Nyonya Han kapan-kapan. Nyonya Han masa bodoh, lebih peduli memakai Chu Xia kecil-nya tersayang. "Chu Xia kecil, aku akan selalu menepati janjiku."
Pameran pun akhirnya dibuka. Chu Xia antusias mempromosikan lukisan-lukisan Pak You Tian. Tapi para ibu-ibu itu malah menanggapinya memakai sinis serta meremehkan karya seni Pak You Tian.
Nyonya Han memakai cepat menyela mereka serta ikutan berpromosi. Para tante-tante itu langsung berubah perilaku serta mulai rebutan beli lukisan, walaupun membisu-membisu mereka tetap nyinyir.
Malam harinya, Qi Lu membuka pintu kamarnya serta mendapati 2 butir botol minuman. Memangvtak muncul siapa-siapa, tapi Qi Lu tahu siapa yang mengirimnya.
Keesokan harinya, Xiao Nan terburu-buru masuk kelas serta memberitahu kabar buruk dalam Chu Xia, Pak You Tian dipecat sang Kepala Sekolah. Terkejut, Chu Xia langsung keluar kelas.
Pak You Tian bertemu Qi Lu ditengah jalan ketika beliau hendak meninggalkan sekolah. Dia menunjukkan selembar cek. Saat Pak You Tian menolaknya, Qi Lu meminta Pak You Tian buat menjual lukisan terakhir yang beliau bawa itu.
Pak You Tian mengeluarkan lukisannya. Lukisan ini sebenarnya sangat vital baginya, tapi harganya nir semahal cek yang Qi Lu tawarkan.
"Sisanya anggap saja aku membantu Chu Xia mengganti rugi buat guci porselen itu. Berikan lukisan itu serta ambil ini."
Pak You Tian akhirnya mau mendapatkan ceknya, "Qi Lu, terima kasih."
"Untuk apa?"
"Aku selalu jadi pengajar yang pengecut. Selama beberapa tahun ini aku selalu mengajar. Sudah saatnya aku pergi serta mencari pengalaman, buat memahami diriku sendiri serta melihat global."
"Baguslah, anda sudah menemukan tujuan anda, aku wajib mengucap selamat."
"Qi Lu, terima kasih. Dan terima kasih maupun dalam Chu Xia." Melihat sekolah yang akan ditinggalkannya, Pak You Tian mendesah, "Manusia baru akan menyadari betapa berharganya sesuatu yang dimilikinya selesainya kehilangan. Aku selalu menghargai waktuku di sini. Sekarang aku akan mencari apa yang sungguh berharga bagiku. Mungkin kedengarannya aneh, tapi inilah impianku. Qi Lu kau maupun wajib menghargai apa yang muncul di hadapanmu ketika ini."
"Pasti."
Pak You Tian pun pergi.
Bersambung ke episode 11
Master Devil Don't Kiss Me
By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 10:46 AM - 9 Comments
Tidak ada komentar:
Posting Komentar