Kamis, 11 Januari 2018

Sinopsis Bride of the Water God Episode 6 - 1

 Sinopsis Bride of the Water God Episode 6 - 1

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQZJF1hkM0i3krOeJLOGg_A7JiwKoCziRaM1iiW3nqyDvTJ6y-40TzdJYYlLtO5eSL4tOi-ulTeJbJc3dSEF4Yds3c4HAgB4rSEJkME1FwdgOcNoRcohIXP9Z8l96rRiZNCW8PFoGiYs-6/s1600/bwg8.jpg

Images Credit: tvN

Sinopsis Bride of the Water God Episode 6 - 1

1200 tahun yg lalu kepada era kerajaan Shilla, seekor burung akbar tiba-tiba menjatuhkan dirinya kedalam sungai di loka seorang nelayan sedang Memancing Ikan dengan putranya lalu tiba-tiba saja elang itu berubah bentuk jadi Bi Ryeom.
Si anak sontak ketakutan serta memanggil ayahnya. Saat sang ayah berbalik, Bi Ryeom tertentu menyerangnya hingga sang ayah terjatuh kedalam sungai lalu tersenyum nakal.

Sekarang pun beliau kembali melakukan hal yg sama kepada So Ah dengan menghasilkan loka di sekitarnya retak serta menghasilkan hujan di sekitarnya. Soo Ri mengingatkan Bi Ryeom kalau tuhan nir boleh menyakiti manusia.
Bi Ryeom masa ndeso, hamba tuhan itu pengecualian. Dewa dapat melakukan apapun yg mereka suka kepada hamba tuhan. Habaek menatapnya tajam tertentu curiga dengan sikapnya ini, mereka absolut menghilangkan batu tuhan-nya, kan?

Semua orang sontak kaget mendengarnya. Bi Ryeom seketika batal menjentikkan jarinya serta jalan di sekitar So Ah mulai utuh kembali serta hujannya pun berhenti. Bi Ryeom berusaha menyangkal tuduhan itu dengan canggung, tapi Moo Ra tertentu mengadu.

"Dia yg salah. Aku nir bersalah, Habaek." Kata Moo Ra. "Dia yg selalu ingin menunda-nunda buat memberikannya padamu."
Moo Ra meyakinkan kalau beliau ingin amanah kepada Habaek, tapi Bi Ryeom yg ngotot buat menyembunyikannya menurut Habaek karena Habaek sudah absolut akan menghukum mereka.

So Ah akhirnya punya kekuatan buat bangkit kembali serta tertentu menampar Bi Ryeom keras-keras. Habaek tampak cemas melihat syarat So Ah, tapi beliau diam saja. So Ah terisak ketika menatap Habaek dengan kesal lalu pergi dengan membawa mobilnya Moo Ra.
Bi Ryeom tertawa gila sembari menggumamkan nama So Ah. Moo Ra ingin mereka menuntaskan masalah ini sekarang. Tapi Habaek nir mau membahasnya sekarang, sebaiknya mereka pergi saja lalu menonjok Bi Ryeom.

"Ini adalah pukulan yg sebenarnya, nir seperti dipukul manusia selama 100 hari berturut-turut."

Moo Ra nyerocos mengkritiki sikap Habaek, mengingatkannya kalau kekuatannya hilang sekarang, Bi Ryeom dapat saja menyingkirkannya. Tapi Habaek terlalu marah buat menanggapinya.

So Ah berhenti di tengah jalan serta mencoba menghubungi Yeom Mi, tapi nomornya masih belum dapat dihubungi. Mau menelepon Sang Yoo tapi nir ingat nomornya. Terpaksalah beliau harus menderita di sana seorang diri sembari merutuki Bi Ryeom.

Moo Ra mondar-mandir gelisah sesampainya di rumah. Heran beliau, bagaimana dapat Habaek mengetahuinya. Bi Ryeom kalem berenang serta berpikir kalau Moo Ra lah yg memberi Habaek petunjuk.
Tapi kemudian beliau memikirkan sesuatu lalu ketawa karenanya. Kejadian seperti ini pernah juga terjadi kepada mereka sekitar 2000 tahun yg lalu. Waktu itu Habaek juga memergoki mereka ketika mereka sama-sama mencuri kunang-kunang air yg diberikan kepada Habaek sang ibunya.

Flashback,

Habaek mengkonfrontasi Moo Ra serta menuntutnya buat mengembalikan kunang-kunangnya. Moo Ra menolak memberikannya serta menyuruh Habaek mengambilnya menurut Bi Ryeom dulu. Tapi Bi Ryeom juga menuntut Habaek buat mengambilnya menurut Moo Ra duluan.
Jadilah Habaek musti mondar-mandir, tapi jawaban yg didapatnya menurut mereka berdua terus sama hingga beliau mulai curiga.

Flashback end.

Bi Ryeom mengenang kembali ketika itu. Bagitu Habaek menyadari mereka menghilangkan kunang-kunangnya, Habaek tertentu menonjoknya. Dan bodohnya Bi Ryeom, sekarang beliau malah memakai agenda yg sama.
Moo Ra tertentu kesal. Kalau beliau memang sebodoh itu, seharusnya beliau khawatirkan saja Negeri Langit alih-alih bikin kasus dengan Negeri air.

Bi Ryeom kalem menjamin kalau masalah ini menghasilkan kekacauan akbar di Alam Dewa, jadi tentu saja sebagai Dewa Negeri Langit beliau harus terlibat buat memperbaiki situasi ini.

"Memperbaiki? Kau menyebut mengobarkan kemarahan Suh Wang Mo da menghasilkan manusia itu menjadi hamba tuhan itu sebagai 'memperbaiki situasi'? Kau melakukan ini hanya karena kau ingin menyiksa Habaek buat kesenanganmu sendiri."

Bi Ryeom mengakuinya serta beliau kecewa karena Habaek nir tertipu. Dulu Habaek nir berbuat apapun. Moo Ra sinis, apa Bi Ryeom akan melakukan sesuatu apabila beliau jadi Habaek. Kesal, beliau mau pergi sembari penasaran heran, kenapa Habaek ingin bicara besok.

"Kurasa beliau punya masalah lain yg lebih krusial." Ujar Bi Ryeom. Moo Ra tertentu berbalik heran, apa maksudnya.

Habaek terus menatap ke jalan serta menunggu kedatangan So Ah yg masih belum kembali hingga sekarang. Soo Ri juga cemas, nir seharusnya mereka membiarkan So Ah pergi sendirian tersebut. So Ah absolut sangat shock. Teringat ketakutan So Ah tersebut, Habaek sontak mencengkeram pagar dengan penuh amarah.

So Ah ternyata pergi mengunjungi makam ibunya. Sambil mencabuti rumput liar di gundukan makam sang bunda, beliau meminta maaf karena sporadis tiba mengunjunginya lalu tanya apakah Ibu pernah dengar kalau keturunan famili mereka adalah hamba tuhan. Apa sih yg dilakukan para leluhur mereka.
Dia terus curhat kalau belakangan ini poly hal-hal aneh yg dialaminya tapi tak terdapat seorang pun yg dapat beliau ajak bicara ihwal hal itu. Yang beliau miliki hanya Yeom Mi serta Sang Yoo.

"Apa Ibu ingat Sang Yoo. Itu tuh anak yatim piatu yg dulunya paling pengecut. Dia masih belum mau meninggalkanku hingga sekarang. Dia cerewet serta menyebalkan sekali. Apa bunda tahu nomor kontaknya? Apa Ibu tahu nomor klinik kami?"

Dia mengaku belum mendengar kabar apapun menurut ayahnya. Orang bilang kalau Ayah menghilang, tapi tentu saja mereka lebih tahu kalau Ayah hanya mengarah buat nir kembali.
"Bukannya saya merindukannya. Aku hanya menginginkan penyelesaian, itu saja. Biarpun beliau mau pergi lagi, bukankah setidaknya beliau harus menjelaskan segalanya dulu?"

Tiba-tiba beliau mencicipi sesuatu yg aneh, tapi tak tampak terdapat seorang pun di sana. So Ah sontak ketakutan menduga arwah ibunya akan menampakkan diri lalu buru-buru pamit, beliau berjanji akan tiba berkunjung lagi nanti.

Habaek terus menunggu serta menunggu. Semakin cemas, beliau akhirnya turun serta menunggu di gang hingga akhirnya beliau melihat So Ah kembali dengan berjalan kaki. Tapi So Ah masih terlalu marah buat menghadapinya serta tertentu melewatinya begitu saja.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Habaek.

So Ah akhirnya berbalik serta menuntut apa sebenarnya dosa yg sudah dilakukan para leluhurnya. "Hal buruk apa yg mereka lakukan hingga hidupku jadi mainan para tuhan?"

Dia menyadari kalau hidupnya nir relatif baik ataupun berarti. Dia bahkan nir punya kemewahan buat memikirkan asa serta masa depannya. Tentu saja dulu beliau pernah memiliki semua itu, tapi sekarang beliau harus menanggung implikasi menurut impiannya yg terlalu tinggi.

"Tapi itu bukan berarti saya harus sepakat buat menderita dalam segala cara. Kau bilang kau tuhan. kalau begitu kabulkan satu permintaanku. Biarkan saya bertemu ayahku."

Dia mau tanya kenapa ayahnya menyerahkan segala beban ini kepadanya serta apakah beliau dapat tidur hening serta makan dengan lahap sekarang. Dia ingin ayahnya merogoh kembali semua beban ini sekarang juga.

"Dia bahkan nir dapat menyelamatkanku, lalu hak apa yg miliki hingga beliau berusaha menyelamatkan dunia? Aku hanya ingin menanyakan hal itu kepadanya."

Itu saja yg So Ah inginkan. Karena itulah beliau nir boleh tewas hingga beliau bertemu ayahnya serta menaruh semua hal ini padanya.

Dia tertentu berbalik pergi, tapi Habaek menahannya serta berjanji bahwa beliau nir akan lagi menghasilkan So Ah dalam bahaya karena masalah para tuhan.
"Aku akan melindungimu, karenanya adalah tugas tuhan."

So Ah mengaku kalau sebenarnya beliau ingin bilang kalau beliau dapat menjaga dirinya sendiri. Tapi beliau nir sanggup menghadapi mereka, para tuhan. Karena itulah beliau akan mendapatkan janjinya Habaek serta pastikan Habaek menepati janjinya.

"Aku akan menepatinya, ini janji tuhan. Deal?"

Begitu So Ah menyetujuinya, Habaek tertentu menautkan jari kelingking mereka serta menyetempelnya dengan jempol mereka. Ini adalah janjinya.

Habaek naik kembali ke loteng sembari memikirkan pertanyaan So Ah ihwal dosa yg dilakukan para leluhurnya. Langkah Habaek terhenti teringat ketika itu.
Flashback,

Si nelayan serta putranya berlutut di hadapan Ibu Habaek. Ketakutan kepada para tuhan di hadapannya, si nelayan tertentu menjanjikan seluruh hidupnya buat mengabdi kepada mereka asalkan mereka membiarkannya serta anaknya hayati.
Tapi Ibu Habaek tak mau kalau cuma hidupnya serta menuntut seluruh famili nelayan serta semua keturunannya juga harus melayani para tuhan. Keturunan mereka akan diberikan satu anak serta pasangan keturunannya nanti akan pergi begitu anak mereka terlahir.

Karena pengkhianatannya terhadap dewam, Ibu Habaek menghukum mereka dengan cinta yg singkat, hayati panjang umur tapi penuh dengan pengkhianatan. Alasan hayati keturunannya nanti hanyalah demi melayani para tuhan buat membayar kembali pengkhianatan mereka terhadap tuhan.

Flashback end.

Keesokan harinya, So Ah naik ke loteng serta tertentu menunduk karena lagi-lagi mendapati Habaek sedang berendam di bak sembari baca koran. Tapi begitu melihat So Ah, Habaek tertentu menyudahi program mandinya serta menghampiri So Ah dengan hanya berbalut handuk.
So Ah tanya di mana rumahnya Moo Ra karena beliau mau mengembalikan mobilnya. Tapi Habaek dengan santainya bilang kalau mobil itu miliknya sekarang, beliau sudah bilang ke Moo Ra kalau beliau akan merogoh mobil itu. Dia bahkan sudah meminta Moo Ra buat mengalihkan kepemilikan mobil itu padanya.

"Bagaimana dapat beliau melakukannya kalau kau bahkan nir punya SIM?"

"Itu yg beliau katakan. Karena itulah saya menyuruhnya buat mengalihkan kepemilikannya atas namamu."

Tapi beliau menegaskan kalau mobil itu miliknya serta nama So Ah cuma formalitas. Dia mau merebut kunci mobilnya, tapi So Ah tertentu menariknya serta membawa mobil itu ke klinik. So Ah jelas bahagia punya mobil baru, mobilnya bagus lagi. Tapi beliau berniat mau menjualnya saja.

Ja Ya baru tiba di parkiran sembari mendapatkan telepon menurut Kakeknya yg ngamuk-ngamuk gara-gara gosip yg menaruh kalau Hoo Ye adalah sugar daddy-nya Ja Ya. Untung saja mereka ketahuan kalau mereka saudara.
Ja Ya kesal, tak terima Hoo Ye disebut-sebut sebagai saudaranya. Hoo Ye cuma anak yatim yg mengadopsi nama marga famili mereka serta menuntut Ketua Shin buat memecat Hoo Ye. Kesal, Ketua Shin mengancam Ja Ya tiba sekarang juga sebelum beliau mencukur ketua Ja Ya hingga botak serta mengirimnya ke kuil.

Ketua Shin lalu tanya perkembangan pembelian tanah di Gangwon-do, nir terdapat pemilik tanah yg menolak menjual tanah mereka, kan? Kepala Seksi Jang mengiyakannya, segalanya berjalan lancar.
Pada dasarnya, tanah-tanah di sana memang susah dijual, jadi kebanyakan pemilik tanah ingin tertentu menjualnya. Tapi... si pemilik tanah yg tanahnya rencananya hendak dijadikan jalan, menunda menjual tanahnya karena alasan pribadi.

Ja Ya ditelepon seseorang yg memintanya buat melakukan interview dengan Hoo Ye. Ja Ya jelas nir mau sebenarnya. Tapi demi interview-nya, akhirnya beliau menyetujuinya saja. Tiba-tiba sebuah mobil melintas relatif dekat hingga hampir menyerempetnya.
Sekretaris Min yg ternyata mengendarai mobil itu. Ja Ya jelas kesal serta tertentu melabraknya. Sekretaris Min dengan entengnya menyalahkan Ja Ya yg berdiri di tengah jalan serta beliau cuma berusaha menghindari Ja Ya.

Ah, apabila Ja Ya kemari buat bertemu Hoo Ye, sepertinya beliau hanya akan buang-buang waktu karena Hoo Ye sedang keluar. Hoo Ye juga menolak menaruh pernyataan ataupun melakukan interview.

Dan jangan lupa buat mengembalikan sapu tangan itu secepat mungkin. Tidak sopan menyimpan barang milik orang lain terlalu lama.

Sang Yoo mondar-mandir gelisah sembari mendengarkan isu ihwal leopard yg hilang. So Ah akhirnya tiba tak lama kemudian, tapi tertentu memerintahkannya buat mencari loka yg mau membeli mobil bekas.
Sang Yoo tertentu membentaknya serta mengingatkannya ihwal janji ketemuannya dengan Hoo Ye kemarin tapi So Ah malah nir muncul serta nir dapat dihubungi. Apa yg sebenarnya terjadi kepada So Ah. So Ah baru ingat tapi tak menjelaskan apapun serta hanya mengucap maaf.

"Aku benar-benar menduga kalau terjadi sesuatu padamu! Bagaimana dapat saya menghadapi ayahmu kalau begitu? Kalau kau seperti ini terus, saya akan pindah kembali ke kawasan loka tinggalmu."

"Hentikan omong kosongmu serta urus saja urusanmu sendiri!" Kesal So Ah.

Begitu masuk ruangannya, beliau tertentu menelepon Hoo Ye serta meminta maaf. Tapi sempurna ketika itu juga, Sang Yoo membukakan pintu buat Hoo Ye. Hoo Ye cemas, beliau tak tahu apa yg terjadi kepada So Ah atau apa yg harus beliau lakukan, karena itulah beliau terus mampir kemari.
So Ah tertentu nyerocos meminta maaf serta menjelaskan kalau kemarin di terdapat urusan mendadak serta beliau nir dapat menghubungi Hoo Ye karena ponselnya rusak. Dia juga nir ingat nomornya Hoo Ye serta beliau pergi relatif jauh.

Hoo Ye cepat menghentikan ocehannya dengan menggenggam tangan So Ah. Syukurlah kalau So Ah baik-baik saja, itu saja relatif.

So Ah sekali lagi meminta maaf serta hendak membahas ihwal kontraknya... ketika tiba-tiba saja beliau baru ingat kalau kontraknya ketinggalan di mobilnya Bi Ryeom.
So Ah sontak resah serta hendak menjelaskan. Tapi seolah tahu pikiran So Ah, Hoo Ye menyelanya serta hanya meminta So Ah buat menghubunginya apabila beliau sudah siap, lalu pamit.

"Aku akan mengunjungi anda sore ini. Anda akan terdapat di mana? Aku yg akan mendatangi anda."

"Aku akan berada di sebuah loka yg sangat private malam ini." Ujar Hoo Ye serius.

So Ah tertentu canggung mendengarnya, kalau begitu beliau akan menghubungi Hoo Ye sesegera mungkin. Begitu Hoo Ye pergi, So Ah tertentu kesal merutuki si Ahn Bin itu (Bi Ryeom). Masa beliau harus menemuinya lagi.

Habaek menemui Moo Ra serta Bi Ryeom buat menuntut penjelasan. Dari ketiga batu tuhan, mereka hanya memiliki dua saja. Moo Ra mengadu kalau ini salahnya si kunyuk itu. Dia suka main-main lalu memulai perkelahian.

Bi Ryeom bercerita kalau kejadiannya terjadi 13 tahun yg lalu, Moo Ra serta Bi Ryeom terlibat perkelahian sengit. Mereka saling menyerang dengan melempar kekuatan masing-masing. Saat mereka hendak berlari kepada satu sama lain, Joo Dong (yg nir diperlihatkan wajahnya) tiba-tiba muncul diantara mereka buat menghentikan mereka.
Saat itulah ketiga batu tuhan terlempar menurut mereka. Dua batu berhasil mereka dapatkan, tapi batu ketiga milik Moo Ra terlempar relatif jauh. Joo Dong pergi mencarinya, tapi setelah itu beliau nir pernah kembali lagi. Ujung-ujungnya ke 2 tuhan itu seperti anak kecil yg saling mengadu serta saling menyalahkan satu sama lain.

"Kalian berdua! Bagaimana dapat kalian begitu nir bertanggung jawab?!" Geram Habaek.
Bi Ryeom menolak disalahkan serta ganti menyalahkan Habaek. Masalah ini nir akan terjadi andai celoteh andai celoteh Habaek nir kehilangan koordinat-nya karena koordinat itu dapat menuntun Habaek kemanapun mereka pergi.

Habaek terus cemberut ketika mereka naik lift. Moo Ra dengan takut-takut meyakinkan Habaek kalaud beliau sudah berusaha sebisanya buat mencari, tapi beliau juga sibuk. Belum lagi terdapat masalah dengan sungai selatan. Tahu sendiri kan kalau Joo Dong itu suka menghilang tanpa pesan apabila beliau terdapat urusan.
Habaek tanya kenapa Moo Ra pergi ke loka itu waktu itu. Karena Moo Ra pikir kalau Joo Dong kerja di sana. Waktu itu Joo Dong bilang terdapat sesuatu yg aneh serta menyuruh mereka tiba. Tapi beliau mengaku nir tahu apa yg mau dikatakan Joo Dong karena beliau serta Bi Ryeom tertentu bertengkar setibanya di sana.

"Kenapa kalian bertengkar?" Tanya Habaek. Moo Ra tertentu canggung serta menolak memberitahu lalu buru-buru pergi.

Bersambung ke part 2

Bride of the Water God

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 9:50 AM - 1 Comment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar