Sabtu, 20 Januari 2018

Kiss - The Series Episode 1 - 2

Kiss - The Series Episode 1 - 2

Image source: https://i.ytimg.com/vi/gc77rZPUAMM/maxresdefault.jpg

Sanrak menunggu sang pacar didepan gedung fakultas. Tapi ternyata sang pacar menelepon serta mengatakan kalau beliau tidak bisa datang dengan alasan sibuk. Sanrak kecewa akan akan tetapi kemudian beliau menetapkan buat tidak mempermasalahkannya serta meminta sang pacar berjanji buat mentraktirnya lain kali menjadi gantinya.

Tepat ketika itu maupun, P'Na berhenti didepan Sanrak serta meminta Sanrak masuk mobilnya. P'Na mau mampir ke butiknya Chacha buat mendiskusikan dilema kostum buat majalahnya jadi sekalian saja Sanrak kembali bersamanya.

Sanrak berusaha menolaknya serta berbohong kalau pacarnya buat sementara lagi datang akan akan tetapi P'Na tidak percaya, beliau bisa tahu dari mulut duka Sanrak kalau pacarnya itu tidak akan datang. Masih bersikeras ingin Sanrak kembali bersamanya, P'Na pribadi mengancam Sanrak buat masuk mobilnya kini maupun atau jika tidak maka beliau akan mengurangi poin Sanrak dengan alasan terlambat masuk kelas. Sanrak jadi takut serta pribadi masuk kedalam mobilnya P'Na.

Sanrak sangat canggung ketika mereka berjalan menuju toko. Saking canggungnya, beliau terus berusaha menghindari tatapan P'Na. P'Na memperhatikan keansehan sikap Sanrak serta pribadi mengkonfrontasinya secara terang-terangan "Apa kau merasa canggung padaku?"
"Iya" jawab Sanrak tanpa pikir panjang serta ujung-ujungnya beliau pribadi menyesalinya.

Dia sudah takut kalau P'Na akan menanyakan alasan kecanggungannya. Tapi P'Na tidak mengatakan apapun mengenai dilema itu, malah mengalihkan topik dengan bertanya apakah Sanrak masuk jurusan seni komunikasi gara-gara nasehatnya waktu itu. Sanrak cepat-cepat menyangkalnya serta mengatakan kalau beliau menentukan jurusan ini karena teman-temannya poly yg masuk jurusan ini.

Tiba-tiba P'Na mencondongkan wajahnya seperti dulu lagi. Tapi kali ini Sanrak bergerak cepat buat menangkup kedua pipinya sendiri sembari beralasan kalau beliau sedang memukul nyamuk.
"Tapi nyamuk itu ada disini" istilah P'Na sembari menepuk ringan kening Sanrak yg barusan dihinggapi nyamuk.

Baru tiba didepan toko, Chacha pribadi membukakan pintu buat mereka serta menggodai mereka karena datang bersama. P'Na menjelaskan kalau beliau kebetulan jadi dosen tamu di kampusnya Sanrak serta tadi bertemu Sanrak didepan kampus serta berhubung beliau ada urusan kemari jadi yah sekalian saja beliau mengajak Sanrak kembali bareng.

Chacha serta P'Na pun duduk bersama serta mulai ngobrol mendiskusikan dilema bisnis. Sanrak melirik P'Na sesaat serta P'Na pun balas menatapnya sebelum akhirnya Sanrak naik ke kamarnya.

Fahsai, pacarnya Thada, tiba-tiba menghadang Sandee di toilet serta memaksanya buat bicara berdua dengannya. Fahsai pribadi mengeluh serta menggerutu panjang lebar mengenai seseorang perempuan bernama May yg sebenarnya sepupunya Thada akan akan tetapi gara-gara perempuan itu, Thada kini jadi jarang ada waktu untuknya. Saking kesalnya, Fahsai berniat ingin melabrak May. Sandee hanya bisa mendesah mendengarnya.
Dia berusaha menasehati Fahsai buat tidak terlalu terobsesi buat melabrak seluruh perempuan yg naksir Thada. Tapi tetap saja Fahsai tidak bisa tenang mengingat Thada jarang menghabiskan waktu bersamanya, setiap hari yg dilakukan Thada hanyalah datang ke kampus lalu pribadi pergi ke toko tato sialannya itu.

"Fahsai, jangan pernah mengatakan hal seperti itu kepada Thada. Apa kau tidak tahu kalau toko tato itu merupakan hidupnya? Kurasa Thada tidak bermaksud melakukan ini padamu. Dia sangat sibuk. Kau kan maupun tahu itu?"

Tapi tetap saja Fahsai tidak bisa tenang. Dia mengaku kalau terkadang beliau merasa selain May, ada perempuan lain yg menghasilkan Thada berpaling darinya. Sandee meyakinkan Fahsai bahwa Thada yg selama ini dikenalnya, bukanlah seseorang laki-laki yg suka berselingkuh. Dan demi menenangkan Fahsai, Sandee berjanji akan bicara dengan Thada mengenai May nanti.

Thada sedang sibuk mentato seseorang perempuan ketika temannya datang serta memperhatikan kemuraman wajah Thada. Tidak ingin pembicaraan mereka didengar orang lain, Thada cepat-cepat mengusir perempuan itu. Baru sehabis perempuan itu pergi, Thada mengaku kalau beliau sedang galau karena seseorang perempuan. Temannya heran memangnya kenapa, bukankah dilema seperti ini bukan pertama kalinya.
"Tapi kau akan kaget kalau kau tahu siapa beliau"

"Memangnya siapa beliau?"

"Sandee"

Wah, pantesan. Thada kini sahih-sahih stres memikirkan dilema ini. Dia takut kalau persahabatannya dengan Thada akan hancur karena dilema ini.

Sementara P'Na sedang sibuk mendiskusikan dilema bisnis dengan Chacha dibawah, Sanrak frustasi sendiri di kamarnya karena hingga ketika ini beliau masih belum menemukan perusahaan yg membuka lowongan bagi pegawai magang. Ditengah-tengah kebingungannya, Chacha tiba-tiba berteriak-teriak dari lantai bawah serta mengatakan kalau beliau sudah menemukan perusahaan yg mau mempekerjakan Sanrak menjadi pegawai magang.
Sontak Sanrak pribadi turun serta Chacha memberitahunya bahwa perusahaan yg dimaksudnya merupakan perusahaan majalah 'Charisma' yg merupakan perusahaan majalahnya P'Na. Tapi P'Na mengaku kalau beliau mempekerjakan Sanrak hanya karena permintaan kakaknya Sanrak.

Tapi P'Na penasaran kenapa Sanrak tidak melamar ke perusahaan majalah milik pacarnya saja. Sanrak tidak mau karena takutnya orang menerka beliau disana buat mengawasi pacarnya.

Keesokan harinya di kampus, Sanrak menyuruh Noina buat makan siang duluan saja karena beliau ingin menunggu pacarnya. Noina ragu apakah pacarnya Sanrak itu akan datang mengingat jarangnya Sanrak ketemuan dengan pacarnya itu. Sanrak konfiden kalau pacarnya niscaya akan datang, yg kemarin beliau hanya sedang sibuk serta beliau konfiden kalau kali ini pacarnya itu niscaya akan datang.
"Hubungan kalian itu sebenarnya bagaimana sih? Kau hanya bertemu dengannya 2 kali dalam sebulan. Aku saja bertemu dokter gigiku jauh lebih seringkali daripada kau bertemu pacarmu" istilah Noina.

"Anggap saja aku memahaminya"

"Iya deh. kalau kau memahaminya seharusnya kau meneleponnya kini"

Tepat ketika itu maupun, Sanrak tiba-tiba sanggup sms dari pacarnya yg ternyata berdasarkan dugaan Naonik, beliau mengatakan kalau beliau tidak bisa datang dengan alasan sibuk. Sanrak pribadi kecewa serta duka... akan akan tetapi semenit kemudian, sang pacar, P'First, tiba-tiba muncul serta mengejutkannya.

Thada lagi-lagi membuntuti Sandee. Dia berusaha menghindar akan akan tetapi Thada terus saja mengejarnya bahkan hingga menuntut kemana Sandee semalam. Dia berusaha menghubungi Sandee berkali-kali akan akan tetapi kenapa Sandee tidak mengangkat teleponnya. Sandee pribadi mengeluarkan hapenya, pura-pura tak tahu kalau Thada semalam meneleponnya hingga lebih dari 20 kali.

"Aku ingin kembali bersamamu" istilah Thada
"Kau ingin kembali bersamaku? Kau sudah gila apa?"

"Tidak, aku sepenuhnya waras"

Sandee jadi makin heran mendengarnya, apa mungkin Thada ingin mengantarkannya kembali karena beliau merasa bersalah. Tidak, sangkal Thada. Dia hanya ingin kembali bersama Sandee. Sambil mendesah frustasi, Sandee akhirnya menyerah serta membiarkan Thada mengantarkannya kembali.

Sanrak memberitahu P'First bahwa beliau sudah menemukan loka buat magang. Tapi perusahaan itu merupakan perusahaan majalah Charisma yg notabene majalah dewasa. Bukannya cemas serta melarang, P'First malah suka serta sangat mendukung Sanrak magang di sana, P'First menjamin kalau beliau putusan bulat karena majalah Charisma merupakan majalah yg jauh lebih terkenal daripada majalah milik orang tuanya.
Sanrak heran bukankah P'First dulu pernah melarangnya buat magang di majalah dewasa. Tapi P'First mengatakan bahwa kini beliau berubah pikiran karena beliau merasa kalau Sanrak akan bisa poly belajar dari pekerjaan magangnya nanti.

Sanrak cemas karena sehabis beliau mulai magang nanti, maka mereka akan lebih jarang lagi bertemu. Mendengar itu, P'First pribadi menggenggam tangan Sanrak lalu mengucap istilah-istilah gombal "Cinta kita terlalu latif buat dihitung sang waktu. Cinta kita tidak bisa dinilai hanya dengan pertemuan kita yg cuma beberapa jam atau menit. Walaupun kita akan jarang ketemuan akan akan tetapi kita tahu kalau kita masih saling mempunyai"

Sanrak akhirnya bisa tenang akan akan tetapi ketika beliau ingin mereka makan bersama, P'First mengatakan kalau beliau musti balik ke kantor kini. Dia beralasan kalau beliau ada meeting dengan ayahnya serta kini mungkin ayahnya sudah menunggunya. Sanrak jadi merasa bersalah mendengarnya serta pribadi menyuruh P'First pergi saja kini, beliau tidak yummy memikirkan ayahnya P'First sedang menunggunya. P'First pun pamit akan akan tetapi terlebih dulu beliau mengucap janji bahwa beliau niscaya akan mengantarkan Sanrak ke kantor di hari pertamanya magang nanti.

Satu-satunya orang yg sadar dengan seluruh kegombalan P'First sepertinya hanya Noina yg sedari tadi menguping mereka dari pojok. Sanrak sama sekali tidak meragukan P'First sedikitpun serta tidak tahu kalau orang yg menunggu P'First sebenar bukan ayahnya akan akan tetapi perempuan lain. Dan kepada perempuan lain itu, P'First beralasan kalau beliau ke kampus buat menemui dosen.
Noina konfiden sekali kalau orang yg hendak ditemui P'First niscaya bukan ayahnya. Tapi Sanrak menolak mendengarkannya malah mengalihkan perhatian Noina dengan merebut makanannya karena beliau sudah sangat kelaparan. Noina pergi buat sementara lalu kembali lagi semenit kemudian dengan membawa dua botol minuman.

"Terima kasih, Noina"
"Jangan bicara dengan nada lembut padaku. Aku jadi geli mendengarkan suaramu"

"Kalau kau laki-laki normal, mungkin aku sudah jatuh cinta padamu"

"Tidak mungkin! Aku punya wajah yg sangat anggun yg tidak dimiliki cowok. Hei, kalau terjadi sesuatu maka kau harus memberitahu terlebih dulu, mengerti?"

Terlepas dari kepercayaannya kepada P'First, Sanrak sebenarnya duka. Noina pun jadi ikut duka. Tapi beliau berusaha menghibur Sanrak lalu mengajaknya main game, tebak kejujuran P'First dengan dengan tutup botol menjadi pengganti uang koin.
Aika tutup botolnya menghadap bawah maka P'First berbohong mengenai pertemuannya dengan ayahnya. Dan jika tutup botolnya menghadap atas maka P'First amanah. Tapi sayangnya, Sanrak pribadi kabur duluan karena mungkin beliau terlalu takut buat mengetahui hasilnya.

Noina membuka tangannya sehabis Sanrak pergi serta melihat tutup botol itu memang menghadap bawah. Noina hanya bisa mendesah melihatnya, Tuhan berusaha memberi Sanrak petunjuk mengenai kebohongan P'First akan akan tetapi Sanrak malah tidak mau melihatnya.

Sandee serta Thada kembali dengan naik bis. Sepanjang perjalanan, Sandee terus ngedumel kesal, sama sekali tidak mengerti kenapa Thada bersikeras ingin mengantarkannya kembali padahal beliau sudah besar serta bisa kembali sendiri. Thada mengoreksi, beliau bukannya mengantarkan Sandee kembali. Dia hanya ingin kembali bersama Sandee.
Lagipula apa salahnya kalau beliau mengantarkan Sandee? Apa Sandee tidak sadar betapa berbahayanya jalanan jaman kini. Walaupun kini masih sore, akan akan tetapi yg namanya penjahat itu tidak kenal waktu, mereka bisa saja menjahati Sandee kapan saja.

"Jadi kau mengaku kalau kau mengantarkanku kembali?"

Mereka berdiri sangat dekat selama di bis serta tiba-tiba saja Sandee merasa jantungnya berdebar "Kenapa jantungku berdebar kencang. Tidak! Tidak! Tidak! Jantungku tidak boleh berdebar kencang buat Thada" pikir Sandee panik.
Thada memperhatikan keanehan wajah Sandee serta jadi cemas karenanya. Cemas kalau Sandee mungkin sakit, Thada pribadi mengecek kening Sandee. Shock, Sandee pribadi menampik tangan Thada serta memperingatkan Thada buat tidak menyentuhnya.

Keesokan harinya, Sandee tiba-tiba berguling dalam tidurnya... serta memeluk Thada. Sadar beliau sedang memeluk seseorang, Sandee pribadi tersentak bangun. Wah! Mereka tidur bareng lagi?

Kiss - The Series

By : INDONESIA SINOPSIS TOP - 8:33 PM - 3 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar